Hits: 225
Tasya Azzahra Nst / Savira Dina
Pijar, Medan. Financial freedom merupakan keadaan di mana kita dapat terbebas secara finansial tanpa harus bekerja keras. Mungkin itu merupakan impian setiap orang dan kita termasuk di dalamnya.
Sama halnya dengan wanita kelahiran Jakarta, 6 Januari 1995 ini yakni Stefany Chandra. Latar belakang keluarga yang sederhana membuatnya ingin bebas secara finansial, agar bukan hanya dia yang menikmati hasilnya, tetapi orang lain juga dapat merasakannya.
Alumnus Universitas Bina Nusantara ini sekarang bekerja sebagai copywriter di salah satu perusahaan F&B. Selain bekerja, Stefany juga sedang fokus untuk mengembangkan berbagai project pribadinya.
“Tadinya berangkat iseng-iseng nulis cerpen di IG story, yang dikembangin dari dua kata kunci, terus kujadikan cerpen. Ternyata responsnya baik dan aku oper tulisan itu ke second account IG dengan maksud agar tidak mengganggu followers-ku di IG personal yang mungkin gak suka baca,” katanya.
Berawal dari situ terbentuklah akun @kata.puan yang membuatnya semakin rutin menulis. Semula hanya cerpen, Kata Puan kini berkembang menjadi tempat Stefany menulis apapun. Dewasa ini lebih ke prosa, puisi pendek atau kolaborasi.
Lalu lahir juga project-project lain, yakni Rupa Puan (YouTube), Suara Puan (Podcast), dan Cerita Puan (Twitter). Sekarang wanita berumur 24 tahun ini sedang berusaha mengawinkan semua itu dengan visi agar tulisannya bermanifestasi lewat berbagai bentuk di berbagai platform.
Kalau bicara soal prestasi, wanita ini punya defenisi yang lebih luas mengenai hal tersebut. Menurutnya, Kata Puan merupakan prestasi baginya. Oleh karena itu, ia melihat prestasi sebagai bentuk kemenangan dalam mengalahkan ego/ rasa malas/ ketidakonsistenan diri sendiri.
“Awalnya I want them bad enough, lalu aku usahakan. Kadang gak bisa terpaku pada as long as I want it, karena gak semua orang privileged to say so. For me, it’s always: as long as I’m good at it.” jawabnya ketika ditanya tentang bagaimana awal dari pecapaian posisi yang dimilkinya sampai sekarang ini.
Menurutnya, kemauan saja tidaklah cukup. Hal yang lebih penting adalah peluang dan kapasitas untuk maju. Kalau kita melihat ada peluang teruskan, kalau tidak tinggalkan. Ia juga merasa bahwa dirinya merupakan pribadi yang cukup ambisius dalam mencapai sesuatu.
Lulusan Marketing Communication ini dulunya menjadikan paduan suara yang mempunyai standar internasional sebagai pertimbangan dalam memilih universitas. Hal itu dilakukannya agar bisa pergi ke luar negeri sambil melakukan hal yang disukainya.
Hingga saat ini Stefany pun mengaku masih terus belajar, bahkan Stefany sedang menulis buku yang target cetaknya per awal tahun nanti. Stefany pun mempunyai harapan bagi mereka-mereka yang sedang berjuang mecapai impiannya, “Heard it somewhere and totally agree: I hope we all make it.”
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)