Hits: 101

Bagus Prakasa

Pijar, Medan.  Sobat PIJAR pasti akrab dengan istilah fans. Yap, fans selain berarti kumpulan kipas angin adalah sebutan bagi sekumpulan individu yang menyukai seseorang/tokoh/karakter. Fans pastilah sangat erat keberadaannya di tengah-tengah kita. Bagi yang gemar membaca komik Detective Conan pasti tahu bahwa Shinichi Kudo adalah fans Sherlock Holmes atau bagaimana maniaknya Kogoro Mouri terhadap Yoko Okino. Kesuksesan seorang seniman juga menjadi barometer ‘kegilaan’ fans-nya. Biasanya makin tenar sang idola, semakin aneh saja kelakuan fans-nya. Beberapa kelakuan ’gila’ fans terhadap idola juga sudah menjadi sorotan saat ini. Terlebih lagi aksi para fans yang makin hari makin menjadi saja dalam mengidolakan tokoh yang disukainya.

Kalau sobat PIJAR merasa sudah menjadi fans nomor satu seorang idola, agaknya harus kembali menimbang-nimbang lagi perasaan tersebut dengan menonton Kisaragi. Film arahan Yuichi Satoh tersebut menceritakan lima pria yang sama-sama mengidolakan seorang idol kelas C, bernama Kisaragi Miki (Kanako Sakai). Cerita bermula ketika Guru (Shun Oguri), mengadakan pertemuan dengan keempat fans fanatik Kisaragi lainnya. Mereka adalah Snake (Keisuke Koide), Oda Yuuji (Yusuke Santamaria), Yasuo (Muga Tsukaji) dan Strawberry Girl (Teruyuki Kagawa). Nama-nama tersebut merupakan nickname yang mereka gunakan di sosial media. Pertemuan tersebut diadakan untuk mengenang satu tahun kematian Kisaragi dalam kebakaran di apartemennya.

Saling menunjukkan koleksi barang-barang yang berkaitan dengan sang idola mengawali pertemuan tersebut. Kekonyolan demi kekonyolan pun terjadi tatkala Guru memamerkan koleksi-koleksi terbaiknya, seolah dia adalah fans Kisaragi nomor satu di dunia. Hanya saja, keceriaan tersebut tidak bertahan lama ketika Oda Yuuji mulai membuka pembahasan mengenai kematian Kisaragi yang ditemukan tewas terbakar di dalam apartemennya. Oda berasumsi bahwa aktris cantik tersebut dibunuh, karena tidak mungkin Kisaragi yang selalu ceria dan tengah meniti karier tersebut membakar dirinya sendiri.

Pembahasan tersebut semakin melebar hingga terbongkarnya satu persatu identitas kelima pria tersebut. Ternyata masing-masing dari mereka secara tidak langsung memiliki andil dalam kematian sang idola. Dengan terbongkarnya identitas asli kelima pria tersebut, adu asumsi serta saling menyalahkan atas kematian sang idolapun tak terelakkan lagi. Bagaimana mungkin?

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-rZW-SNx1U30/Up0bsTfdchI/AAAAAAAABiE/otv1bubgsLU/s1600/Kisaragi%2B%282007%29.jpg

Bagi penggila film, Kisaragi akan mengingatkan kalian pada film 12 Angry Man (1957) atau Carnage (2011). Seperti dua film tersebut, Kisaragi termasuk jenis chamber drama. Chamber drama adalah istilah bagi sebuah film yang melibatkan sejumlah kecil karakter yang berinteraksi selama periode waktu yang singkat dalam lingkungan yang terbatas. Karakter tambahan dan lingkungan dapat eksis sebagai pendukung untuk tindakan karakter utama akan tetapi jumlahnya terbatas dan hanya muncul sebentar. Film yang rilis pada tahun 2007 ini diadaptasi dari novel yang dengan judul yang sama, yaitu Kisaragi. Film ini sangat pantas untuk diperhitungkan, baik dari segi aktor, alur cerita, hingga setting yang diambil. Keunikan karakter masing-masing tokoh tergambar dengan sangat jelas serta mampu mengundang tawa. Berdurasi 108 menit, para aktor dituntut untuk tampil maksimal membawakan karakter dengan segala ekspresi dan emosi dalam satu tempat. Alur cerita yang santai dan menghibur, namun tidak bisa ditebak juga menjadi poin penting dalam film ini.

Secara keseluruhan, Kisaragi adalah film yang menarik, menghibur dan berbobot. Pengambilan setting tempat yang hanya difokuskan di satu ruangan yang merupakan ciri khas dari chamber drama, tidak pelak menjadikan Kisaragi membosankan. Namun, hal ini terobati dengan kejutan demi kejutan hingga di menit-menit terakhir film ini. Penonton akan dibuat penasaran dan terkejut dari awal sampai akhir film ini. Akhir film ini maksudnya adalah sampai credit title berakhir. Ya, benar-benar penuh kejutan sampai akhir.

Leave a comment