Hits: 9

Pijar, Medan. Indonesia resmi menjadi negara yang merdeka pada tahun 1945, tepatnya pada tanggal 17 Agustus. Merdekanya Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh salah satu pahlawan Indonesia yaitu Soekarno yang saat itu langsung terpilih menjadi Presiden pertama Indonesia.

Sampai saat ini Soekarno bukan hanya sebatas dikenal di Indonesia saja, namun juga di seluruh dunia. Bagaimana mungkin di Mesir ada nama Jalan yang dinamai Jalan Soekarno dan buah mangga yang disebut buah Soekarno? Adakah tokoh yang dijadikan gambar perangko oleh negara lain selain Soekarno seperti di Kuba? Hal ini membuktikan bahwa Soekarno bukan hanya dikenal oleh dunia namun menjadi panutan dan memiliki pengaruh di dunia.

Soekarno dilahirkan dari ayah Jawa dan Ibu asal Bali, namun Soekarno menghabiskan masa kecilnya bersama kakeknya di Tulung Agung, Jawa Timur. Soekarno memulai sekolah pertamanya di Mojekerto, ia mengikuti ayahnya yang juga pindah mengajar. Disana Soekarno sekolah di sekolah yang diajar ayahnya di Eerste Inlandse School. Kemudian dia pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) agar bisa dengan mudah melanjutkan ke Hoogere Burger School (HBS) di Surabaya. Hal ini terwujud berkat bantuan HBS Tjokroaminoto yang merupakan teman ayahnya.

Di masa sekolah itulah Soekarno memulai perjuangannya. Disana dia bertemu dengan para tokoh-tokoh Sarekat Islam seperti H. Agus Salim, Abdul Moeis, dan Musso. Disamping HOS Tjokroaminoto sendiri. Selain itu di sekolahnya Soekarno juga tergabung dengan “Jong Java” Surabaya. Setamatnya HBS Soekarno melanjutkan pendidikan di Techische Hoogescool te Bandoeng yang sekarang adalah ITB. Di ITB, Soekarno mengambil jurusan Teknik Sipil. Pada saat kuliah tersebut Soekarno sempat menikah dengan Oetari namun bercerai 2 tahun kemudian.

Di Bandung Soekarno tinggal di rumah Haji Sanusi yang merupakan teman HBS Tjokroaminoto. Disana Soekarno juga berinteraksi dengan tokoh-tokoh penting seperti tiga serangkai Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo. Namun di rumah H. Sanusi pula Soekarno mendapatkan Inggit Garnasih yang tak lain adalah juga istri H. Sanusi. Inggit bercerai dengan H. Sanusi dan menikah dengan Soekarno yang lebih muda darinya 12 tahun. Soekarno menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1926 yang dimulainya sejak 1922.

Sumber : http://statik.tempo.co/data/2010/09/04/id_46359/46359_620.jpg

Sejak menamatkan diri, Soekarno lebih leluasa dalam melakukan pergerakan. Studi klubnya akhirnya menjelma menjadi PNI (Partai Nasional Indonesia). Pergerakan ini memancing kecurigaan kolonial karena seringnya Soekarno berpidato dengan gagah berani menentang Belanda. Soekarno ditangkap Belanda tahun 1929 di Jogja yang kemudian dijebloskan ke Penjara Bancuey di Bandung. Setahun kemudian Soekarno mendekam di penjara Sukamiskin. Di penjara inilah Soekarno membuat “Pledoi/Indonesia Menggugat” sampai dibebaskan pada 1931. Soekarno tak bosan-bosannya berorasi melalui Partindo (Partai Indonesia) yang merupakan pecahan PNI ketika itu. Akhirnya Soekarno ditangkap kembali dan kali ini diasingkan ke Flores tahun 1933 sampai 1938 dan dilanjutkan di Bengkulu sampai 1942.

Dalam perjalanannya menuju kemerdekaan Indonesia, Ibu Inggitlah yang membiayai dan menghidupi Soekarno. Ibu Inggit menganggap Soekarno adalah orang yang dibutuhkan bangsa Indonesia sehingga dia bersedia mengurus kebutuhan sehari-hari Soekarno dan akhirnya menikah dengan Soekarno. Ketika Soekarno dalam penjarapun Ibu Inggit tak pernah lupa mengantarkan makanan bagi Soekarno. Ketika berada di pengasingan, Ibu Inggit jugalah yang menghidupi Soekarno sehingga Soekarno bisa fokus dalam usahanya mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun ketika Soekarno bertemu Fatmawati di Bengkulu, Soekarno jatuh hati kepada Fatmawati dan Ibu Inggit pun memilih untuk bercerai.

Setelah Jepang melucuti Belanda, Soekarnopun dibebaskan. Jepang pada awalnya tidak tahu bahwa Soekarno merupakan salah satu tokoh penting di Indonesia, namun akhirnya hal itu diketahui juga dan hal itu tidak membuat Soekarno takut untuk menagih kemerdekaan dari  pihak Jepang. Pada saat Jepang menyerah kepada  Sekutu, Soekarno memanfaatkan waktu tersebut dengan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Soekarno diangkat menjadi Presiden dan Hatta menjadi wakilnya.

Setelah kemerdekaan, Soekarno menata Jakarta dengan bangunan-bangunan fenomenal seperti Monumen Nasional (Monas), Mesjid Istiqlal dan Gedung DPR. Pada saat pemerintahan Soekarno jugalah untuk pertama kalinya hajatan olahraga Asia terselenggara dan sampai kini satu-satunya di Indonesia. Di Luar Negeri sendiri, Soekarno merupakan salah satu penggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) yang menjadi Gerak Non blok (GNB). Dari usaha-usaha ini juga, banyak negara jajahan yang akhirnya merdeka diilhami dari Soekarno.

Soekarno juga dikenal memiliki beberapa istri. Setelah Fatmawati, Soekarno menikah dengan Hartini, lalu Ratna yang merupakan salah satu penduduk Jepang. Selain itu Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo dan Heldy Djafar juga tercatat sebagai istrinya.

Soekarno akhirnya resmi diberhentikan tahun 1967 oleh MPRS yang menolak laporan pertanggungjawabannya. Soeharto pun menjadi pengganti Soekarno dalam memerintah Indonesia. Sejak saat itu juga Soekarno ditetapkan menjadi tahanan politik. Sejak menjadi tahanan politik, Soekarno berubah menjadi seorang penyapi dikarenakan tidak diizinkan keluar dan juga sulit untuk menemui keluarganya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi instabilitas. Soekarno pun meninggal pada tahun 1970 tanpa memberikan warisan apapun terhadap keluarganya.  (Apriliyana Sinaga/berbagai sumber )

Leave a comment