Hits: 20

Sumber : http://noura.mizan.com/viewimage.php?id=2149

Judul buku      : Jodoh dari Negeri Seberang

Pengarang       : Ari Peach, dkk

Penerbit           : Lingkar Pena Kreativa

Tahun Terbit    : 2009

Tebal Buku      : 256 halaman

Pijar, Medan. Menikah dengan pasangan beda warga negara punya suka duka tersendiri. Sebagian orang menganggap bahwa menikah dengan warga negara asing itu mengasyikkan tapi sebagian lainya juga berpandangan sinis. Adalah yang bilang bisa memperbaiki keturunan, biar keren, biar ikut tren dan segelintir komentar negatif lainnya.

Tapi bertemu jodoh dari negara lain tidaklah semudah itu, karena sesungguhnya jodoh adalah takdir yang tidak bisa dipisahkan dari hidup manusia. Pun dalam perjalanannya juga tidak selalu indah. 11 penulis wanita yang menikah dengan pria beda warga Negara ini bercerita di dalam buku Jodoh dari Negeri Seberang.

Kisah-kisah yang disajikan di dalam buku ini sangat beragam, yang paling dominan adalah kebanyakan orangtua yang pada awalnya tidak siap jika harus bermenantukan bule. Beragam ekspresi pun muncul ketika sang anak meminta izin menikah dengan lelaki asing. Seperti pada kisah Yuli Nava di kisah “Ketika Saya Menikah dengan Muallaf”, orangtuanya kalang kabut mendengar calon suami anaknya ternyata orang bule yang muallaf. “Kalau ibu diajak ngobrol gimana? Ibu kan nggak bisa bahasa Inggris”, begitu ekspresi ibunya saat itu. Sementara ayahnya sibuk meminta surat ini itu yang bisa menjadi bukti bahwa si lelaki benar-benar muslim. Untungnya si calon suami bersedia memberikan syarat-syarat yang diminta ayahnya sehingga mereka bisa menikah dengan lancar.

Pinangan dari Le Perisien juga menceritakan proses panjang seorang Rosita Sihombing mulai awal perjumpaan dengan suaminya Pat sampai perjalanan hidup mereka berjuang di tanah air Pat. Awalnya Rosita dianggap perempuan ‘nakal’ karena sering jalan bersama Pat. Waktu itu perempuan pribumi yang jalan dengan orang asing dianggap negatif seolah-olah sedang melakukan kegiatan prostitusi. Pat yang tadinya seorang non-muslim kemudian memutuskan menjadi muallaf setelah sering belajar dari Rosita. Jelas perjalanan itu tidak mudah, karena proses panjang yang harus mereka lalui.

Yang paling menarik dari buku ini adalah kisah Suci Al-Sadiq “From India with Love” dimana Suci bertemu dengan Abdullah di dunia maya. Kisah-kisah lucu pun bertebaran, seperti saat Suci dites oleh Abdullah untuk menghapal Quran lewat telepon. Suci pura-pura hapal Quran padahal dia sedang membaca Quran. Di akhir percakapan Suci jujur bahwa dia tidak hapal tapi Abdullah ternyata sudah tahu karena dia mendengar suara lembaran kertas yang dibolak-balik.

Buku ini juga dilengkapi dengan tips-tips menjalani pernikahan dengan pria asing. Seperti bagaimana menghadapi pertanyaan dari suami yang muallaf, bertahan hidup di Negara orang serta berbaur di tradisi dan budaya asing.

Menikah dengan orang asing tidak selalu ‘tampak keren’, sejatinya pertemuan dengan jodoh memiliki perjalanan dan kisah yang berbeda. [PRA]

Pengarang       : Ari Peach, dkk

Penerbit           : Lingkar Pena Kreativa

Tahun Terbit    : 2009

Tebal Buku      : 256 halaman

 

Menikah dengan pasangan beda warga negara punya suka duka tersendiri. Sebagian orang menganggap bahwa menikah dengan warga negara asing itu mengasyikkan tapi sebagian lainya juga berpandangan sinis. Adalah yang bilang bisa memperbaiki keturunan, biar keren, biar ikut tren dan segelintir komentar negatif lainnya.

Tapi bertemu jodoh dari negara lain tidaklah semudah itu, karena sesungguhnya jodoh adalah takdir yang tidak bisa dipisahkan dari hidup manusia. Pun dalam perjalanannya juga tidak selalu indah. 11 penulis wanita yang menikah dengan pria beda warga Negara ini bercerita di dalam buku Jodoh dari Negeri Seberang.

Kisah-kisah yang disajikan di dalam buku ini sangat beragam, yang paling dominan adalah kebanyakan orangtua yang pada awalnya tidak siap jika harus bermenantukan bule. Beragam ekspresi pun muncul ketika sang anak meminta izin menikah dengan lelaki asing. Seperti pada kisah Yuli Nava di kisah “Ketika Saya Menikah dengan Muallaf”, orangtuanya kalang kabut mendengar calon suami anaknya ternyata orang bule yang muallaf. “Kalau ibu diajak ngobrol gimana? Ibu kan nggak bisa bahasa Inggris”, begitu ekspresi ibunya saat itu. Sementara ayahnya sibuk meminta surat ini itu yang bisa menjadi bukti bahwa si lelaki benar-benar muslim. Untungnya si calon suami bersedia memberikan syarat-syarat yang diminta ayahnya sehingga mereka bisa menikah dengan lancar.

Pinangan dari Le Perisien juga menceritakan proses panjang seorang Rosita Sihombing mulai awal perjumpaan dengan suaminya Pat sampai perjalanan hidup mereka berjuang di tanah air Pat. Awalnya Rosita dianggap perempuan ‘nakal’ karena sering jalan bersama Pat. Waktu itu perempuan pribumi yang jalan dengan orang asing dianggap negatif seolah-olah sedang melakukan kegiatan prostitusi. Pat yang tadinya seorang non-muslim kemudian memutuskan menjadi muallaf setelah sering belajar dari Rosita. Jelas perjalanan itu tidak mudah, karena proses panjang yang harus mereka lalui.

Yang paling menarik dari buku ini adalah kisah Suci Al-Sadiq “From India with Love” dimana Suci bertemu dengan Abdullah di dunia maya. Kisah-kisah lucu pun bertebaran, seperti saat Suci dites oleh Abdullah untuk menghapal Quran lewat telepon. Suci pura-pura hapal Quran padahal dia sedang membaca Quran. Di akhir percakapan Suci jujur bahwa dia tidak hapal tapi Abdullah ternyata sudah tahu karena dia mendengar suara lembaran kertas yang dibolak-balik.

Buku ini juga dilengkapi dengan tips-tips menjalani pernikahan dengan pria asing. Seperti bagaimana menghadapi pertanyaan dari suami yang muallaf, bertahan hidup di Negara orang serta berbaur di tradisi dan budaya asing.

Menikah dengan orang asing tidak selalu ‘tampak keren’, sejatinya pertemuan dengan jodoh memiliki perjalanan dan kisah yang berbeda.

Leave a comment