Hits: 162

Reservoir Dogs (1992) berhasil meraih Academy Awards dan Golden Globe Awards. Foto : http://www.a-gc.com/reservoir-dogs-3-66019/ .

Was that as good for you as it was for me?”

– Mr. Blonde –

Pijar, Medan. Salah satu kutipan yang terkenal disadur dari film ini, merupakan kutipan dari Mr.Blonde salah satu karakter yang  ada di film.  Kutipan itu merupakan sebuah trademark yang telah melekat erat di Film ini. Namun, kutipan hanyalah sebuah kutipan biasa jika tidak diikuti oleh kehebatan filmnya.  Suatu kadar bentuk kesuksesan seorang sutradara jenius, tidak hanya dilihat dari membludaknya animo penonton, penghargaan yang diterima(Academy Awards dan Golden Globe Awards) ataupun dari pemasukan berjuta-juta dollar untuk film tersebut. Seorang sutradara  jenius adalah seorang yang dapat membuat  sebuah film yang sederhana, namun dapat membuat sebuah kejutan epik dengan film tersebut.

Dengan film besutannya, Reservoir Dogs  (1992), Quentin Jerome Tarantino memberitahukan bahwa film yang biasa, dengan ide biasa, teknik pengambilan video biasa dapat menjadi sebuah film epik atau luar biasa, jika packaging (pengemasan-red) yang dilakukan secara luar biasa oleh sutradara yang jenius. Film  Reservoir Dogs ini, merupakan film kedua dari berbagai jenis genre film yang telah disutradarainya dari tahun 1987 s/d 2012. Sebuah mahakarya yang sederhana ini mempunyai cerita   tentang  sekelompok pria yang merencanakan sebuah pencurian di toko berlian. Kelompok tersebut terdiri dari beberapa pria dari berbagai macam sifat dan pekerjaan. Dengan dipimpin oleh bos mafia Joseph “Joe” Cabot (Lawrence Tierney), Joe membuat sebuah kelompok yang terdiri dari Mr. White (Harvey Keitel), Mr. Orange (Tim Roth), Mr. Pink (Steve Buscemi) Mr. Blonde (Michael Madsen), Mr. Brown (Quentin Tarantino), dan Mr. Blue (Eddie Bunker), dan juga ditambah anaknya  “Nice Guy Eddie” Cabot (Chris Penn) sebagai perantara antara Joe dan kelompoknya. Film dimulai dengan pertemuan kelompok dengan Joe  di sebuah restoran sebelum melakukan tindakan aksi pencurian berlian tersebut. Terlihat ciri-ciri dari film arahan Quentin, yang banyak diisi dengan percakapan panjang khas Amerika, ditambah dengan lelucon vulgar khas. Adegan selanjutnya langsung memperlihatkan Mr.Orange sedang sekarat karena peluru tembakan yang bersarang  di perutnya, bermandi darah di sebuah mobil yang dikendarai oleh Mr.White. Dalam keadaan yang genting, Mr . White mengambil keputusan untuk berbelok arah bukan menuju rumah sakit, melainkan tempat atau gudang persembunyian mereka. Karena jika mereka ke rumah sakit, akan mudah polisi untuk menangkap mereka dan mereka pada saat itu berada pada proses melarikan diri dari pengejaran polisi.  Di gudang persembunyian tersebut,  pecahlah pertengkaran antar Mr. White dan Mr. Pink. Adu mulut tidak terhindarkan karena gagalnya pencurian permata disebabkan oleh adanya  informan atau mata-mata dalam kelompok tersebut. Selanjutnya, cerita akan lebih banyak mengambil latar di gudang persembunyian dan kemudian  film lebih banyak membahas dari sudut pandang mengenai masing-masing anggota, yang akan membangun dan menjalin menjadi sebuah jalan cerita yang padu.

Ide film ini terlihat cukup simpel kalau kita cermati, yaitu perampokan sebuah toko berlian dan sebuah tindakan penyusupan oleh seorang agen dari kepolisian. Tetapi proses penggambaran ide cerita menjadi sebuah film, yang membuat film ini istimewa. Alur cerita dibuat sedikit rumit, dimana sang sutradara langsung membawa penonton  ke  inti masalah. Lalu, dengan sedemikian rupa sang sutradara membawa kita kembali masa lampau cerita, dengan cara menyelami masa lalu masing-masing anggota. Itulah perbedaan kenapa film ini istimewa. Film sederhana tetapi dibuat secara maksimal dan istimewa, akan menjadi sebuah mahakarya .

Film yang juga pernah meraih penghargaan Toronto pada tahun ‘92 ini, juga memilki  kelebihan tersendiri dibanding film lain lainnya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa, jarang terdapat film dimana actor dari film itu merupakan sutradara film itu juga.  Tetapi di film ini, sang sutradara, Quentin Tarantino, berani ikut serta berperan juga sebagai pemain di film yang ia besut. Walaupun, scene  dimana ia muncul sangat jarang, hanya diawal dan di pertengahan, namun hal tersebut dapat menambah kekhasan dan nilai plus untuk di jual film Reservoir Dogs bagi para penonton.

Quentin Tarantino juga turut berperan sebagai Mr. Brown dalam film Reservoir Dogs ini. Foto : http://www.flickeringmyth.com/2013/01/my-favourite-tarantino-movie-reservoir.html

Dilihat dari pemilihan pemain dan latar juga , Quentin tidak sembarangan dalam pemilihan para kru. Karena saya sedikit mengetahui ilmu fotografi, menurut saya pengambilan angle setiap scene sangat luar biasa. Golden Angle  sering saya lihat pada film ini, juga saya kira angle atau penempatan sudut pandang kamera pada sinematografi , sudah sesuai dengan kaidah atau aturan – aturan pengambilan scene atau gambar. Para pemain film ini merupakan aktor terbaik di perannya masing-masing. Seperti salah satu pemeran Mr.White, Harvey Keitel, ia merupakan aktor yang sangat baik berperan di berbagai film pencurian dan dunia mafioso. Ia adalah aktor pemeran Mickey Cohen di film Bugsy(1991) yang berhasil memenangkan piala Penghargaan Oscar pada tahun 1992. Sehingga dapat dikatakan bahwa,  di film ini. Sedangkan pada pemilihan latar atau setting tempat  yang terlihat banyak di gudang, adalah sebuah kecerdasan dari  Quentin untuk memaksimalkan budget yang minimal. Terbukti , walaupun sebagian besar cerita mengambil latar di gudang persembunyian, Quentin dapat membuat sebuah pemvisualisasian cerita yang hebat dan konflik antar tokoh yang maksimal, dapat diterima oleh penonton, walaupun 80% mengambil setting di gudang persembunyian.

Kemudian, jika mengambil sudut pandang dari tema dan cerita, dapat dikatakan cukup baik. Pada masa tersebut, film yang mengambil atau bertema berjenis mafia, pencurian, dan lain-lain sangat digemari para movie goers , melihat menjamurnya film sejenis. Hal tersebut merupakan efek dari kemunculan film The Killing(Stanley Kubrick, 1956) dan The Godfather Trilogy (Francis Ford Coppola, 1972), yang dimana merupakan salah satu influence dari Quentin, untuk membuat  film Reservoir Dogs.  Lalu, jika dibahas dari cerita atau substansi film, sangat relevan dan mempunyai kesamaan. Sangat sederhana, namun proses penerjemahan ide ke bentuk film sangat hebat. Selama 99 menit, film ini berhasil menghanyutkan penonton ke alur-alur cerita  yang epik dan tidak tertebak. Saya kira 99 menit cukup, tetapi klimaksnya masih terasa kurang. Walaupun belum bisa menyamai film mafia terhebat seperti The Godfather Trilogy ataupun The Killing dan sering masih banyak terdapat kekurangan, kesalahan kecil disana-sini, namun saya kira inilah bentuk sebuah kehebatan dan kejeniusan Quentin untuk memaksimalkan suatu kesederhanaan. Walaupun sederhana, karya Quentin ini termasuk dari sebuah mahakarya terbaik untuk para penggila film berjenis mafioso.   All right ramblers, let’s get rambling! [yi]

Leave a comment