Hits: 8

Pijar,Medan. Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP USU) yang ke-32 tahun 2012 ini berlangsung sangat meriah. Berbagai rangkaian acara diadakan oleh panitia guna menarik minat para pengunjung khususnya mahasiswa FISIP USU. Perayaan peringatan ulang tahun fakultas ini berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan sejumlah tokoh-tokoh penting untuk memberikan mata kuliah umum dan orasi ilmiah kepada para mahasiswa.
Pada hari pertama tanggal 14 desember 2012, salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Budiman Sudjatmiko memberikan orasi ilmiah dan kemudian dilanjutkan pada tanggal 15 desember 2012 yang menjadi puncak acara dengan menghadirkan Dr.Rizal Ramli yaitu mantan Menteri Perekonomian Republik Indonesia berkesempatan untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa. Acara ini semakin meriah dengan diadakannya bazaar makanan yang dilakukan oleh mahasiswa FISIP USU dan digelar di pelataran parkir FISIP sebagai kesempatan bagi mereka untuk melatih kewirausahaan.
Selain kuliah umum dan bazaar, panitia juga mengadakan kegiatan donor darah yang tidak hanya diikuti oleh para mahasiswa tetapi juga diikuti oleh para dosen yang tertarik dalam kegiatan sosial ini. Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk misi kemanusiaan. Kegiatan ini tengah gencar digelar oleh Palang Merah Indonesia (PMI) guna menstabilisasikan kebutuhan darah di Indonesia, di Kota Medan pada khususnya. Dr.Rosita Sembiring selaku Kepala Unit Transfusi Darah Rumah Sakit H.Adam Malik mengatakan kebutuhan darah di kota Medan masih jauh dari kata cukup. Seharusnya kebutuhan darah mencapai 1500-2000 kantong perbulan namun kuota darah yang didonasikan baru 50% sehingga kegiatan donor darah sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan akan darah.
Kegiatan ini memang tengah menjadi trend positif yang layak diikuti oleh generasi muda, misalnya saja Fizah yang mengaku baru pertama kali melakukan aksi donor darah. Dirinya memanfaatkan kesempatan yang bertepatan dengan Dies Natalis FISIP USU untuk mendonorkan darahnya. Meskipun ini adalah pengalaman pertamanya, ia mengaku tidak merasa takut sama sekali dengan jarum suntik yang menembus kulit mulusnya. Ia merasa tergerak melakukan donor darah karena melihat informasi dari media sosial seputar orang yang membutuhkan darah. “Banyak orang lain diluar sana butuh darah, nggak ada salahnya bagi siapa saja yang belum pernah, mulailah untuk mencoba,” ujar mahasiswi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU tersebut.

Kegiatan donor darah memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Namun, tidak semua orang dapat mendonorkan darahnya mengingat darah merupakan bagian yang cukup rentan bersarangnya berbagai penyakit. Sehingga perlu dilakukan Screening yaitu tahap-tahap pemeriksaan yang harus dilalui sebelum pengambilan darah sehingga dapat diketahui darah yang akan didonasikan adalah darah yang sesuai dengan standar kualitas. Selain itu, bagi penderita yang memiliki penyakit seperti Hepatitis dan orang yang pernah memiliki sejarah sebagai mantan penderita Malaria dan Demam Berdarah (DBD) dipastikan tidak dapat mendonasikan darahnya. “Orang Flu saja tidak boleh mendonorkan darahnya, harus ditunda hingga benar-benar sehat,” ujar Rosita saat ditemui sedang mengawas kegiatan donor darah di Ruang Dosen FISIP USU (15/12). Lebih lanjut dirinya mengatakan, jenis darah rhesus negatif merupakan jenis darah yang cukup langka. Sebab karakteristik darah ini tidak dapat bertahan lama walaupun disimpan dalam pendingin.
Banyak mitos yang kurang menyenangkan terkait aktifitas donor darah, misalnya keraguan masyarakat akan higienitas dari jarum suntik yang digunakan untuk mengambil darah. Hal tersebut langsung ditepis oleh Johanes Natawijaya, relawan Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI). Ia menegaskan bahwa setiap alat yang digunakan dalam kegiatan donor darah dipastikan steril. “Semua jarum suntik digunakan sekali pakai dan kantung darah tidak pernah digunakan dua kali pakai” ujarnya. Tidak jarang, orang yang telah mendonorkan darahnya disebut sebagai pahlawan karena darahnya dipergunakan untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Yohanes juga menambahkan bagi para pendonor yang telah mendonorkan darahnya sebanyak 100 kali akan mendapatkan penghargaan yang diserahkan langsung oleh presiden.
Berbagai kegiatan positif dan bermanfaat tersebut dikemas dalam acara yang cukup menarik pada Dies Natalis Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik yang ke-32. Hendra Gunadi, Mahasiswa jurusan Antropologi mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada FISIP USU. Ia berharap agar Fakultas yang menaunginya lebih baik lagi dari segi fasilitas agar mahasiswa merasa nyaman saat berada di kampus. “Selamat Ulang tahun FISIP, toilet dan parkiran FISIP masih perlu perbaikan dan semoga semakin baik dari segi tim pengajar dan mahasiswanya sehingga bisa saling bersinergi demi kebaikan FISIP kedepannya,” ujarnya saat dihubungi via Blackberrry Messanger.[nk]