Sehat Bersama Merpati Putih USU

Hits: 123

Gerakan salam dalam Merpati Putih

Pijar, Medan.Banyak pilihan olahraga yang dapat diambil untuk tetap sehat. Renang, sepak bola, panjat tebing, lari, hingga susur hutan. Pilihan olahraga tersebut dapat dijumpai dalam beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di kampus USU. Salah satu UKM yang menawarkan sehat dengan cara berbeda adalah Merpati Putih, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa yang berbentuk perguruan pencak silat.

Merpati Putih (MP) merupakan salah satu perguruan pencak silat bela diri Tangan Kosong (PPS Betako) dan merupakan salah satu aset budaya bangsa. MP pada awalnya merupakan ilmu keluarga Keraton yang diwariskan secara turun-temurun dan pada akhirnya atas wasiat Sang Guru Besar MP Saring Hadi Poernomo diperkenankan dan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuhkembangkan agar berguna bagi negara.

Kekeluargaan, Persaudaraan dan Kesehatan adalah tiga hal yang menjadi poros utama dalam kolat MP. Noor Wikas (29) salah satu asisten pelatih menuturkan, bukan hanya fisik yang dibentuk dalam latihan kolat ini, tapi juga bagian dalam tubuh seperti pernafasan.  “Di MP ini, bukan hanya fisik yang dibangun, jadi dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang kuat,” tuturnya saat ditemui Pijar, Minggu (7/10) lalu. Menurutnya, tiap gerakan yang dilakukan akan menaikkan energi yang disebut Adhenosine Triphosphate (ATP) dalam tubuh. Gerakan pernafasan yang dilakukan menyerupai yoga. Namun Silat Merpati Putih ini berdiri jauh sebelum yoga dipopulerkan.

Bagi penderita penyakit dalam, seperti lemah jantung, asma dan diabetes pencak silat ini  cukup aman untuk dilakukan. “Untuk yang memiliki penyakit dalam, kita punya porsi latihan sendiri yang disesuaikan dengan pesertanya,” katanya. Ia juga menambahkan beberapa penyakit dalam tersebut juga dapat disembuhkan, namun bukan dengan waktu yang singkat. Latihan rutin, kerajinan dan kesabaran diperlukan untuk itu.

Noor Wikas yang juga alumni dari UII Jogjakarta ini bercerita saat dia mengalami kecelakaan dan gegar otak. Pengobatan yang dilakukannya mewajibkannya mengikuti terapi untuk pemulihan syaraf pada otaknya. Biaya yang cukup tinggi membuatnya tidak melanjutkan terapi, tetapi justru mengikuti perguruan silat ini. “Pasca sakit saya memang tidak bisa melakukan gerakan yang berat, hanya gerakan ringan saja. Pelatih saya melatih saya dengan gerakan pernafasan ringan, malah percepatan penyembuhannya lebih cepat daripada harus berobat medis,” ujarnya.

“Bagi anggota yang punya sakit seperti lemah jantung, kita ada latihan kebugaran, ini latihan khusus nafas,” kata Wikas. “Penderita stroke juga bisa mengikuti latihan, ya seperti tadi, latihannya berbeda dengan anggota yang lebih sehat,” tambahnya lagi.

Banyak jurus yang diajarkan di Merpati Putih.  Pelatihan yang dilakukan di kolat ini pun terbagi dalam latihan prestasi dan latihan kurikulum. Sehingga para anggota yang ada di Merpati Putih mampu menguasai tidak hanya prakteknya namun juga teori dan filosofi dari tiap gerakan yang ada. Dengan rutinitas tiga kali dalam seminggu, pelatihan ini dirasa cukup untuk dapat mengolah kesehatan anggotanya. Very W Ramadhan (28), asisten pelatih yang menangani latihan kurikulum ini mengatakan efek samping dari latihan rutinnya juga membuat tubuhnya lebih bugar. “Kalau cuaca lagi gak tentu kayak sekarang, badan pun masih bisa tahan, jadi gak gampang sakit,” tandasnya. Ia juga menambahkan beberapa anggota yang merokok juga mulai menjauhi kebiasaannya. “Kalau merokok, jadi gampang capek pas latihan, ya malu kan sama yang lain yang lebih fit,” tambahnya lagi.

 

Seorang anggota Merpati Putih sedang berlatih salah satu jurus.

 

Berfilosofi dalam tiap elemen
Tiap gerakan dalam latihan MP bukanlah sembarang gerakan, melainkan memiliki filosofinya sendiri. Diantaranya adalah gerakan dan posisi salam atau hormat. Jika para anggota MP memberikan hormat maka mereka akan Mengangkat dua jari tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) di depan kening. Bersamaan itu pula sambil menarik napas halus disertai tangan kanan mengepal di depan dada agak ke kiri (di depan jantung) tidak menempel, badan tegak, pandangan lurus ke depan, muka tegak, kaki terbuka dengan sikap sempurna.

Menurut Wikas, gerakan salam tersebut memiliki filosofi yaitu, dua jari di depan kening menunjukkan bahwa anggota MP selalu mengutamakan pemikiran terlebih dahulu daripada bertindak. Selain itu, dua jari juga merupakan lambang perdamaian sehingga anggota MP harus selalu mengutamakan, menjunjung tinggi menghormati, serta mencintai perdamaian. Dia menambahkan dua jari juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini ada dua hal yang selalu ada baik-buruk, siang-malam, ayah-ibu, pria-wanita, untung-rugi, ada penciptaan-ada ciptaan. Kemudian tangan mengepal yang melambangkan keteguhan hati, sembari menghirup napas, tiap anggota juga menyatukan dengan alam, dengan kehendak-Nya. Ditambah dengan posisi kaki yang menunjukkan sikap sempurnya. Hal ini memiliki arti bahwa anggota MP memiliki sikap mandiri, kokoh, tegak, tegap, tegas dengan sikap memandang lurus ke depan.

MP sendiri sesungguhnya berasal dari kalimat  dalam bahasa Jawa “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Mencari sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan” sehingga diharapkan seorang anggota MP akan menyelaraskan hati dan pikiran dalam segala tindakannya. Selain itu PPS Betako MP mempunyai motto: “Sumbangsihku tak berharga, namun Keikhlasanku nyata”

Pada dasarnya tidak ada hal yang dilakukan tanpa kendala. Hal ini pun terjadi pada MP. Menurut Very, yang menjadi kendala tersendiri saat melatih anggotanya adalah memperkenalkan istilah-istilah yang tidak biasa. “Karena silat ini dari Jawa, jadi banyak istilahnya yang pakai bahasa Jawa. Jadi kadang mereka suka bingung,” katanya. “Misalnya untuk bilang ‘menghindar’ kita pakai istilah leyek,” jelasnya lagi.

Kemampuan yang lebih dibandingkan orang lain terkadang justru membuat orang jadi lupa diri. Hal ini lah yang sering diingatkan oleh Wikas dan Very pada para anggotanya. “Walau kita bisa, kita tidak boleh jemawa,” kata Wikas. [dana/dedy]

Leave a comment