Andrew Menantang Arus Negatif DotA

Hits: 40

Andrew Mario Napitupulu, mahasiswa Akuntansi Universitas Sumatera Utara, gamer asal Medan

Pijar, Medan. Para remaja memenuhi ruangan itu. Puluhan pasang mata terfokus menatap monitor. Sesekali ada yang berteriak-teriak mengumandangkan komando. Hiruk-pikuk semakin mengental bersiap-siap untuk sebuah pertempuran sengit.

Itulah sekelumit gambaran tatkala para gamer “bertempur” di sebuah warung internet (warnet) di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan. Para gamer tersebut berasal dari berbagai kalangan mulai dari pelajar SMP, SMA hingga mahasiswa. Walaupun persaingan warnet saat ini semakin ketat, pertumbuhan jumlahnya semakin menjamur. Bahkan sejumlah warnet di kota ini seakan tidak pernah sepi pengunjung, dari pagi hingga malam hari. Pengelola warnet pun harus cerdas meramu seribu cara untuk menggaet pelanggan. Cara yang paling efektif adalah dengan menyediakan permainan yang variatif, mulai dari perang, strategi, permainan kartu, tarian sampai olahraga. Hasilnya dapat ditebak, penggunanya semakin kecanduan untuk bermain.

Ada jutaan online game (permainan daring) yang dimainkan di dunia saat ini. Namun, di antara banyak game, DotA (Defense of the Ancients) ada real-time strategy games yang paling banyak digandrungi. DotA merupakan game hasil modifikasi dari Warcraft III: Frozen Throne. Sejak rilis tahun 2003, game yang dikembangkan Blizzard Entertainment ini langsung menjadi sorotan para pecinta game di seluruh dunia, karena menyajikan gameplay yang berbeda di setiap pertandingannya. Untuk bertarung dengan game ini, setiap tim harus terdiri dari lima orang. Strategi, keahlian serta kekompakan tim sangat penting dalam memenangkan permainan. Karena game ini sangat kompetitif, maka tak jarang turnamen DotA diadakan untuk mencari siapa tim yang berhak diberi predikat tim the best of the best.

Setiap tahun selalu diadakan kompetisi bagi para gamer Medan. Begitu banyaknya turnamen yang digelar, membuat beberapa nama gamer terbaik muncul ke permukaan dan mulai disegani oleh para gamer lainnya. Adalah Andrew Mario Napitupulu, mahasiswa Akuntansi  Universitas Sumatera Utara. Pria berusia 23 tahun ini mengaku pertama kali diperkenalkan dengan DotA oleh temannya pada tahun 2007. Seketika Andrew jatuh cinta dengan game ini. “Menurut saya game ini begitu unik, balance, dan mensyaratkan keterampilan alami untuk dapat bermain secara mahir. Berbeda dengan game lain seperti Point Blank (PB) para pemain yang tidak terlalu mahir bisa menjadi begitu jago, karena membeli item (perlengkapan dalam game PB) dengan uang,” kata Andrew.

Tak heran banyak gamer menghabiskan banyak uangnya untuk membeli item pada game tertentu. Hal inilah yang akhirnya membuat orangtua khawatir anak mereka kecanduan dan “membolongi” dompet mereka. Demikian pula perasaan orangtua Andrew. Awalnya mereka khawatir dan sering memarahi Andrew. Namun, setelah melihat anaknya cukup sering meraih gelar juara dari game ini, akhirnya orangtua Andrew melunak, dengan syarat pendidikan jangan dilupakan.

Andrew memberikan saran kepada para gamer yang ingin serius menggeluti dunia ini, khususnya DotA. “Dengarkanlah nasihat dari senior. Jangan anggap nasihat itu sebagai pelecehan, karena sebenarnya mereka mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap kita, mereka tahu kita memiliki kemampuan yang lebih. Selain itu, jangan pernah takut melawan orang yang lebih jago daripada kita. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil ketika melawan mereka,” imbuh Andrew.

Andrew yang tergabung dalam klan “Frankenstein Point Blank Force” ini sangat mengharapkan sokongan dari Pemerintah Kota Medan dalam penyediaan fasilitas bagi para gamer yang berprestasi. Minimnya fasilitas serta kurangnya frekuensi turnamen DotA menjadi penghambat utama perkembangan game ini di Medan. “Di Pulau Jawa turnamen DotA diselenggarakan hampir setiap seminggu sekali. Sedangkan di Medan tiga bulan sekali saja sudah syukur,” kata Andrew. Sebenarnya pernyataan tidak berlebihan, kalau melihat pertumbuhan jumlah warnet di Medan yang tinggi. Hal itu mampu memicu tumbuhnya gamer yang semakin berkualitas pula.

Permainan daring bagaikan dua sisi mata uang. Gamer  yang tidak mampu melawan arus, akan terseret keburukan game. Sebaliknya, gamer yang mampu mengatur waktu akan mencecap dampak positifnya. Andrew berjaya menyabet sejumlah penghargaan dari dunia game, di antaranya 4th World GameMaster Competition (WGT) 2008 (LNT), 3rd place Eleven Net 2009 (RZK Putih), 1st place Pirates Net (RZK Merah), 1st place Crown Net, 3rd place Event Saving Point Part 1, 2nd place Event DOTA Medan Part 1, dan 1st place Event DOTA Medan at Santika. [han,ded]

1 Comment

  • astry
    Posted 25 April 2012 11:02 0Likes

    RIO UDA GK PUNYA MASA DEPAN

Leave a comment