Hits: 83

Jennifer Francesca

Pijar, Medan. Animator tanah air kembali melahirkan sebuah karya yang tak hanya memukau mata, tetapi juga menggetarkan rasa bangga melalui Jumbo. Film animasi garapan Visinema Studios ini resmi tayang di bioskop Indonesia sejak Senin (31/3/2025) lalu.

Terhitung sejak 12 hari penayangan, Jumbo telah tayang di 737 layar sinema di seluruh Indonesia dan ditonton oleh lebih dari dua juta penonton. Angka ini menjadikan Jumbo sebagai film animasi Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang sejarah—rekor yang luar biasa!

Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, film ini mengambil latar belakang di Kampung Seruni, mengajak penonton untuk bernostalgia dan kembali mengenang masa kecil yang penuh warna dan imajinasi.

Alur cerita Jumbo dibagi menjadi lima (5) bagian. Bagian pertama, Kesatria dan Kawan-Kawannya, adalah bagian yang memperkenalkan Don (disuarakan oleh Prince Poetiray), seorang anak laki-laki bertubuh gemuk yang sering dipanggil “Jumbo” oleh teman-teman sebayanya.

Don yang kerap diabaikan dan tidak diajak bermain karena dianggap sebagai “beban” dalam tim, bertekad untuk membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar anak gemuk yang tak pernah menang dalam hal apa pun.

Bersama kedua sahabatnya, Nurman dan Mae, Don bertekad memenangkan lomba bakat dengan menampilkan drama teater yang terinspirasi dari buku cerita peninggalan mendiang orang tuanya, karya mereka untuk Don kecil.

Konflik pertama muncul pada bagian kedua, Kembalikan Buku Aku!, ketika buku peninggalan yang diperlukan untuk menampilkan drama teater tersebut dicuri oleh Atta, anak sebayanya yang dikenal suka membuli.

Di saat yang sama, muncul Meri, sesosok hantu kecil dari alam arwah yang meminta bantuan Don untuk dipertemukan kembali dengan kedua orang tuanya. Keduanya lalu menjalin perjanjian untuk saling membantu dan memulai petualangan baru mereka.

Namun, tak ada petualangan tanpa rintangan. Bagian-bagian selanjutnya menampilkan berbagai hambatan yang harus dilalui Don dan sahabat-sahabatnya dalam mencapai tujuan mereka—khususnya ketika tokoh antagonis utama yang muncul membawa niat jahat dan mengancam segalanya. Di sinilah suasana film berubah menjadi lebih intens dan menegangkan, membuat penonton terpaku hingga detik terakhir. Kamu akan tahu bagaimana akhir dari petualangan mereka jika sudah menontonnya!

Selain visual yang indah dan cerita yang menyentuh, Jumbo juga mencuri perhatian melalui lagu-lagu pengiring yang menarik. Salah satunya yang paling terkenal saat ini adalah Selalu Ada di Nadimu. Lagu yang dinyanyikan oleh Bunga Citra Lestari ini ditampilkan sebagai lagu peninggalan dari sang Ibu kepada Don. Nuansa emosional dalam lagu ini menciptakan suasana yang hangat dan membekas di benak para penonton.

Proses produksi Jumbo menggunakan teknologi real-time virtual kamera yang terhubung ke perangkat animasi, sehingga menghasilkan pergerakan kamera yang manusiawi, tidak kaku, dan dipenuhi rasa emosional. Tak heran jika setiap adegan terasa hidup dan mampu membawa penonton naik turun dalam gelombang emosi cerita.

Film Jumbo berhasil menyajikan berbagai tema, yakni persahabatan, perjuangan, kerja sama, perjalanan menggapai mimpi, dan kasih sayang orang tua yang tiada batasnya dengan apik. Film ini tidak hanya berhasil menghibur anak-anak, tetapi juga menyentuh hati para penonton dewasa.

Keberhasilan film yang digarap sejak masa pandemi ini tak lepas dari kerja keras 420 kreator berdarah Indonesia yang telah mencurahkan dedikasinya selama bertahun-tahun. Usaha tersebut membuahkan hasil yang luar biasa, tak hanya di tanah air, tetapi juga di panggung global, sebab Jumbo akan tayang di 17 negara di seluruh dunia. Ini menunjukkan Jumbo sebagai pembuka gerbang peluang bagi animasi Indonesia untuk maju ke kancah internasional.

Lebih dari sekadar kisah tentang anak gemuk dan teman-temannya, kehadiran Jumbo menjadi simbol bahwa industri kreatif Indonesia masih memiliki harapan untuk terus eksis dan berkembang, meskipun dihadapkan dengan ketidakadilan dan tergerusnya orisinalitas dunia kreatif akibat artificial intelligence (AI) yang perlahan mengikis makna dari proses kreatif itu sendiri.

Hadirnya Jumbo adalah representasi dari mimpi para animator Indonesia yang terus berkarya, membuka ruang untuk mengapresiasi para individu di dunia kreatif, dan memberikan inspirasi yang besar bagi generasi kreatif selanjutnya.

(Redaktur Tulisan: Dwi Garini Oktavianti)

Leave a comment