Hits: 10
Yudika Phareta Simorangkir / Adinda Amelia Putri br. Tarigan
Pijar, Medan. Simbol cinta dan kebanggaan Indonesia, melodi indah “Tanah Airku” tak pernah gagal menggentarkan hati. Syairnya yang sederhana tetapi penuh makna, juga melodinya yang syahdu, seakan mampu menyentuh setiap hati yang mendengarnya. Lagu sakral nan memikat hati ini menjadi salah satu lagu nasional patriotik yang kerap dikumandangkan di berbagai penjuru negeri terutama dalam acara nasionalis.
Hal ini terbukti dari peristiwa yang baru-baru ini terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), pada 19 November 2024. Lagu ini terdengar seusai timnas Indonesia bertanding. Momen tersebut menjadi momen tidak terlupakan, membuat seisi stadion diselimuti suasana haru. Namun, perihal tersebut sempat menggugah pertanyaan “Mengapa tidak Indonesia Raya?” lantaran Indonesia Raya adalah lagu kemerdekaan Indonesia sendiri.
Lirik lagu Tanah Airku kerap diyakini memiliki makna yang lebih mendalam, emosional, dan menyentuh hati dibanding lagu Indonesia Raya (lagu kebangsaan), yang selalu dinyanyikan dalam upacara maupun acara kenegaraan. Selain itu, melodi “Tanah Airku” yang melankolis dan menyentuh, membuatnya lebih mengena bagi banyak orang serta mudah dikenang. Sementara, meskipun sangat penting, Indonesia Raya terkesan lebih ‘berat’ dan cenderung terdengar lebih seremonial, karena tidak selalu memunculkan perasaan yang sama seperti “Tanah Airku”.
Setiap syair dari lagu “Tanah Airku” lahir dari kerinduan penulisnya, yang merindukan kampung halamannya tatkala ia mengembara berkelana ke negeri orang. Saat itu, Indonesia di tengah situasi penjajahan yang penuh tantangan. Diciptakan oleh Saridjah Niung Bintang Soedibjo yang akrab disapa Ibu Soed, seorang komponis, penyanyi, guru musik, pencipta lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan, dan seniman batik Indonesia.
Biarpun saya pergi jauh
Tidak’kan hilang dari kalbu
Tanahku yang ku cintai
Engkau kuhargai
Meskipun sederhana dan tidak secara eksplisit berbicara tentang perjuangan fisik atau kemerdekaan, lagu ini mengajarkan bahwa cinta kepada tanah air adalah hal yang mendasar dan abadi, tetap ada di hati meskipun seseorang berada jauh dari Indonesia. Kalimat “Engkau kuhargai” menyiratkan pesan penghormatan dan kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia, sekalipun negara tetangga memiliki rumput yang lebih hijau.
Ketika mendengar alunan lagu “Tanah Airku”, kita seakan diingatkan kembali untuk menyanyikan dengan hati, mencintai tanah air ini dengan sepenuh jiwa, dan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia untuk masa depan yang lebih baik. Lewat lagu ini, Ibu Soed ingin menekankan, bukan saja mencintai tanah air, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan keindahan serta kekayaan budaya Indonesia.
Sebagai pewaris bangsa, sudah sepantasnya kita menjadi perpanjangan tangan sang pencipta lagu, untuk membakar kembali rasa nasionalisme dan cinta terhadap ‘tanah air’, yang mengingatkan kita pada akar budaya dan semangat perjuangan. Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernitas, kita harus memastikan bahwa nilai-nilai kebangsaan tidak terkikis, dan kecintaan terhadap tanah air tetap menjadi pegangan yang kuat, sehingga Indonesia tidak diperbudak oleh modernisasi yang melunturkan jati diri bangsa.
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)