Hits: 31
Marshella Febriyanti Hutabarat
Pijar, Medan. Teka-Teki Terakhir merupakan buku karya Annisa Ihsani yang terbit pertama kali pada tahun 2014. Buku yang memiliki 256 halaman ini menyajikan cerita yang cukup unik dengan tema matematika dengan mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu Laura sebagai tokoh utamanya.
Berawal pada rasa penasaran Laura, gadis kecil berusia 12 tahun dan abangnya, Jack, kepada sepasang suami istri Maxwell yang tinggal di rumah tua besar di pinggir Sungai Littlewood. Tuan dan Nyonya Maxwell sangat jarang keluar dari rumah, sehingga mereka dianggap aneh oleh tetangganya. Rumah mereka pun terlihat tidak terawat karena banyak rumput ilalang yang dibiarkan tumbuh tinggi di halaman depan.
Laura pulang sekolah melewati rumah kediaman Maxwell bersama kertas kuis dengan angka 0 tertulis besar di tangannya. Karena kesal, ia lipat kertas itu membentuk kapal dan membuangnya ke tempat sampah di depan rumah Maxwell, berharap dapat menghilangkan kertas itu dari pandangannya.
Keesokan harinya, suatu kesempatan tak terduga terjadi. Tuan Maxwell memanggil Laura yang lewat sehabis pulang sekolah. Ia telah melihat kertas kuis Laura yang dibuang kemarin secara tidak sengaja saat hendak memilah sampah. Pada pertemuan pertama itu, Tuan Maxwell memberi Laura buku berjudul Nol: Asal-Usul dan Perjalanannya. Laura sungguh tidak tahu tujuannya apa.
Pertemuan tersebut menjadi pemicu pertemuan-pertemuan mereka berikutnya, hal ini juga memberi motivasi kepada Laura untuk mempelajari dan menyukai matematika. Seiring berjalannya waktu, Laura sering berkunjung ke rumah besar milik Maxwell untuk membaca dan meminjam buku dari perpustakaan besar di dalam rumah itu. Dia akhirnya mengetahui bahwa Tuan dan Nyonya Maxwell adalah seorang ahli matematika.
Tuan Maxwell, di usianya yang sudah menginjak 60-an masih sibuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan Teorema Terakhir Fermat. Tuan Maxwell ingin membuktikan kebenaran akan teorema tersebut yang masih jadi misteri setelah tiga abad berlalu.
Pada buku ini diceritakan juga kisah pertemanan Laura dengan Katie yang kian merenggang, ditambah dengan gosip yang beredar mengenai Laura yang dianggap sama anehnya dengan keluarga Maxwell karena sering berkunjung ke rumah menyeramkan itu.
“Kalau aku boleh memberimu satu nasihat, Laura, janganlah terlalu fokus pada satu hal hingga lupa menghargai apa yang ada di sekelilingmu.” – halaman 93
Kutipan di atas seolah ikut menyadarkan para pembacanya untuk jangan terlalu fokus pada satu tujuan dan melewatkan banyak kesempatan di sekeliling, kehilangan minat pada hal lain, dan lupa untuk menikmati hidup. Sama seperti Tuan Maxwell yang menghabiskan hidup hanya untuk mengerjakan satu pembuktian dan kehilangan minat, serta impiannya pun jadi berubah, walau hal itu tidak selamanya buruk menurut Maxwell.
Buku Teka-Teki Terakhir ini juga berusaha memberitahu pembaca bahwa terkadang sekeras apa usaha dan perjuangan yang kita lakukan, kenyataannya bisa saja tidak sesuai ekspektasi. Suatu hal yang bisa dilakukan hanyalah menerima kenyataan dan terus melanjutkan hidup.
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)