Hits: 6

Veresya Prisila Yuyu / Shefira Riani Manany

Pijar, Medan. Dalam Pelukan Rahim Tanah karya Jemmy Piran berisi tentang perjalanan hidup seorang perempuan yang menjadi korban perdagangan manusia dan mengalami penyiksaan di tanah rantau. Melalui novel terbitan tahun 2021 yang kuat dan penuh emosi ini, Jemmy berhasil menggambarkan kenyataan pahit yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia (TKI), terutama bagi perempuan yang mencari kehidupan atau masa depan yang lebih baik di luar negeri.

Buku ini membahas tentang tema perdagangan manusia dan konflik sosial yang terjadi akibat adanya perbedaan kelas. Wunga Bango sebagai tokoh utama menceritakan bagaimana kehidupannya sehari sebelum kematiannya. Bango mengalami penyiksaan dari majikannya setelah dijual oleh keluarganya untuk bekerja di luar negeri.

Cerita ini tidak hanya menggambarkan penderitaan Wunga Bango, tetapi juga menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat di desanya. Pembaca diajak untuk memahami seberapa sulitnya kehidupan yang harus dijalani oleh mereka yang terjebak dalam sistem yang tidak adil.

Karakter Wunga Bango digambarkan dengan sangat mendalam. Bango tidak hanya sekadar korban, tetapi juga sebagai simbol dari perempuan yang harus merantau demi menyelamatkan keluarganya dari kemiskinan itu.

Kisah Wunga Bango, Simbol Perjuangan dan Penderitaan TKI Perempuan di Dalam Pelukan Rahim Tanah - www.mediapijar.com
Salah Satu Kutipan di Buku dalam Pelukan Rahim Tanah.
(Sumber Foto: Instagram @basabasistore)

Jemmy Piran menggunakan pendekatan psikologis untuk menggambarkan bagaimana sebenarnya konflik batin yang dialami oleh Bango. Bango mempunyai rasa takut dan cemas akan masa depannya. Tidak hanya itu, ia juga merasa menyesal atas keputusan-keputusan yang telah diambilnya.

Gaya penulisan Jemmy lugas dan penuh dengan emosi. Jemmy menggunakan bahasa sederhana, tetapi efektif untuk pembaca dalam menyampaikan pesan-pesan sosial yang bersifat mendalam.

Meskipun buku ini mempunyai beberapa kritikan karena adanya kesalahan dalam pengetikan dan alur cerita yang membuat pembaca bingung, banyak pembaca tetap merasakan kekuatan dan kedalaman tema yang dibahas dan diangkat oleh penulis. Dalam hal ini, Jemmy berhasil menciptakan suasana yang membuat pembaca merasa terhubung dengan pengalaman-pengalaman hidup Wunga Bango, meskipun kisah kehidupannya sangat tragis.

Buku ini mendapat berbagai respon beragam dari para pembaca maupun kritikus. Beberapa pembaca mengapresiasi keberanian Jemmy dalam hal mengangkat isu-isu sensitif seperti perdagangan manusia dan kekerasan yang dialami oleh TKI, khususnya perempuan. Selain itu, terdapat juga kritik mengenai bagaimana elemen-elemen budaya lokal dimasukkan ke dalam cerita yang dirasa tidak selalu berhasil.

Meski demikian, banyak pembaca yang merasa bahwa buku ini penting untuk dibaca, karena  mencerminkan bagaimana realita kehidupan sebenarnya yang dialami oleh orang-orang di Indonesia.

Dalam Pelukan Rahim Tanah bukan hanya sekadar menceritakan tentang penderitaan seorang perempuan, seorang pekerja migran yang pergi jauh dari kampung halamannya. Wunga Bango dapat menjadi cerminan dari masalah-masalah sosial yang lebih besar yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Jemmy Piran berhasil mengajak pembaca untuk merenungkan isu-isu kemanusiaan dan keadilan sosial.

Novel ini layak dibaca bagi siapa saja yang ingin merasa atau memahami lebih dalam tentang seberapa sulitnya kehidupan TKI dan tantangan-tantangan apa saja yang mereka hadapi di tanah rantau.

Sebagai sebuah karya sastra, Dalam Pelukan Rahim Tanah mengajak kita untuk lebih peka terhadap isu-isu kemanusiaan, sekaligus mendorong perubahan sosial yang lebih baik di masa depan.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment