Hits: 18

Davina Syafa Fatia / Dicky Wahyudi

Pijar, Medan. Penghujung November menandakan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan segera dilaksanakan. Tepat pada Rabu 27 November 2024, setiap daerah di Indonesia serentak memilih sosok yang akan memimpin daerah mereka selama lima tahun mendatang.

Suasana politik yang ada saat ini masih cukup hangat, melihat masyarakat Indonesia baru melaksanakan pemilu pada Februari lalu. Memilih para pejabat yang akan memimpin ini sangat krusial untuk masyarakat. Kebijakan serta program-program yang akan dilaksanakan oleh sosok terpilih nantinya akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat.

Pilihan yang diambil hari ini akan menentukan arah pembangunan dan kebijakan daerah hingga lima tahun ke depan. Terkhusus Provinsi Sumatra Utara (Sumut), masyarakat akan memilih gubernur, wali kota, dan bupati yang akan memimpin daerah-daerah yang ada di Sumut hingga 2030 mendatang.

Langkah awal untuk ikut serta dalam menggunakan hak suara adalah dengan melihat apakah kita telah terdaftar di tempat pemungutan suara (TPS) sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pengecekan dapat dilakukan di situs cekdptonline.kpu.go.id/. Setelah itu, kita dapat hadir ke TPS dengan membawa kartu tanda penduduk (KTP) atau dokumen lain yang diperlukan.

Maulana, Dosen Komunikasi Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) menyatakan bahwa masyarakat kini sudah melek dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang tersembunyi.

“Saya melihat masyarakat saat ini sudah dewasa dan bijak dalam mengikuti pilkada ini dengan melihat isu-isu SARA yang tidak terlalu terlihat meskipun masih ada. Namun, namanya identitas ini pasti dibawa dalam kontestasi politik, tapi seharusnya tidak untuk menjatuhkan calon lainnya, Saya pribadi antusias melihat sikap masyarakat di Pilkada 2024 ini,” ujar Maulana.

Ia juga mendukung masyarakat menggunakan hak pilihnya agar surat suara yang kosong nantinya tidak disalahgunakan.

“Kita harus datang ke TPS, siapa pun pilihan kita, gunakan hak pilih kita jangan sampai hak kita itu nantinya disalahgunakan. Dalam memilih kita harus melihat visi-misi, kita bisa juga menyaksikan debat yang sudah dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), kalau kelewatan bisa kita lihat dari tayang ulang di YouTube. Lihat rekam jejak tiap calon, lihat apa yang sudah mereka lakukan,” tambahnya.

Miranti, mahasiswa FISIP USU, menjelaskan berbagai cara agar masyarakat dapat aktif dalam pemilihan calon pemimpin daerah ini.

“Masyarakat memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara aktif dalam pilkada. Bisa bergabung dengan lembaga pengawas pemilu, berperan sebagai relawan untuk memastikan bahwa proses pemilihan berlangsung secara transparan dan adil; serta juga bisa dengan bijak menggunakan suara hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang memiliki visi misi baik selama masa kepemimpinannya,” ujarnya.

Ayo datang ke TPS pada 27 November. Masuk ke bilik suara dan tentukan pilihan siapa yang akan memimpin Sumatra Utara ini ke depannya. Sebagai mahasiswa yang hidup di lingkup akademis, pastikan pilihanmu didasarkan pada alasan yang rasional dengan melihat visi, misi, dan program kerja kandidat yang paling sesuai dengan kebutuhan daerah.

 

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

 

Leave a comment