Hits: 24
Alya Amanda
Pijar, Medan. Manusia dilengkapi oleh berbagai emosi, salah satunya ialah empati. Empati membuat manusia merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, bahkan dapat berujung membantu orang tersebut.
Insan Nasional Bestari Indonesia (INBI) adalah organisasi yang peduli terhadap pendidikan dan sosial, yang berdiri atas rasa empati para pendirinya terhadap anak-anak panti. INBI ini bermula dari proyek akhir Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) yang diambil oleh Jero Tampubolon dan Abdil Azis Nasution dengan tema Pendidikan Berkualitas. Dari proyek MKWK itulah, kedua mahasiswa FISIP USU tersebut berinisiatif untuk melanjutkannya menjadi sebuah organisasi.
Adanya INBI menjadi wadah bagi anak-anak muda yang berempati untuk menyalurkan rasa peduli mereka. Kepedulian para anggota INBI ditunjukkan melalui program-program yang ada di dalamnya, salah satunya yaitu Bimbel Panti yang bergerak di bidang pendidikan.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan, mungkin itu kalimat yang tertanam pada diri para anggota INBI, sehingga lahirlah program Bimbel Panti. Bimbel Panti sendiri merupakan kegiatan rutin yang dilakukan INBI di setiap hari Sabtu. Di sana, INBI menyediakan akses belajar gratis untuk anak-anak panti.
“Walau jangkauan kami belum luas, jangkauan dalam artian untuk membagi secara makanan atau minuman. Tetapi, sebagai mahasiswa, sebagai insan yang bestari, maka kita bagi pendidikan kita ke mereka,” ujar Jero.
Mereka memberikan sebuah pengajaran sederhana yang dikemas dengan menyenangkan dan mengasyikkan. Bimbel Panti ini tak hanya berdampak pada anak-anak panti, melainkan pada mereka juga—para anggota INBI.
“Jadi, dengan kita membagikan ilmu ke anak-anak panti, dampaknya bukan hanya ke mereka aja, tetapi ke kita juga,” tutur Jero.
Adanya Bimbel Panti membuat anak-anak di sana merasa terhibur akan kedatangan INBI. Jero sendiri mengaku bahwa anak-anak di sana sangat antusias menyambut kedatangan mereka.
“Padahal masih mau parkir motor nih, belum juga buka sepatu, tetapi mereka sudah berlarian menghampiri dan menggandeng untuk mengajak masuk,” ucapnya terharu. Bahkan, bertemu anak-anak panti sudah menjadi obat tersendiri baginya.
“Walau kemarin lagi stres sama tugas kuliah, masalah percintaan juga, tetapi obatnya cuma satu, yaitu berbuat kebaikan. Jadi, sekarang jumpa anak-anak panti tuh, jadi obat tersendiri.”
Meski INBI terbilang masih merangkak karena baru berdiri pada Juni 2023 lalu dan sama sekali tidak didanai dari pihak mana pun, tetapi INBI tetap berdedikasi terhadap sesama. Selain keinginan kuat yang dimiliki oleh para anggotanya, semangat dari para anak panti juga menjadi api yang terus membakar sumbu kekuatan mereka.
INBI peduli terhadap semangat yang dimiliki pada tiap-tiap anak di sana untuk memperoleh sebuah pengajaran. Hadirnya INBI diharap mampu membersamai dan memberikan pemahaman kepada mereka, bahwa semua makhluk itu sama; memiliki kesempatan yang sama.
“Kita mendekatkan diri kepada mereka karena kita ingin memberitahu mereka bahwa kita dan mereka itu sama, punya semangat dan masa depan yang cerah,” ungkap Jero.
Selain itu, INBI juga menjalankan program yang beraksi secara sosial, dikemas dengan sebutan Sosial Aksi Nurani Bestari (Sanubari). Program ini dijalankan dalam bentuk apa pun, pada intinya ialah yang bermanfaat terhadap sesama.
INBI sendiri melaksanakan Sanubari pada Juli tahun lalu dengan melakukan kegiatan open donasi. Mereka berkesempatan ke RSUP Haji Adam Malik untuk menemui anak-anak yang sedang berjuang melawan sakitnya, kebanyakan pasien penderita kanker darah. Di sana, INBI memberikan donasi berupa makanan sehat, juga hadiah untuk mereka. Hadirnya INBI yang juga bertepatan dengan Hari Anak Nasional, memberikan semangat baru bagi anak-anak di sana.
Organisasi berusia muda, organisasi yang peduli terhadap sesama, didirikan oleh mahasiswa, berdiri sendiri tanpa didanai, merupakan hal yang patut diapresiasi. Adanya INBI diharap menjadi dorongan untuk anak-anak muda lainnya, agar senantiasa berempati dan peduli terhadap orang-orang sekitar.
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)