Hits: 17
Siti Nasuha Abidin Damanik
Pijar, Medan. Setiap tanggal 22 April seluruh masyarakat di dunia memperingati Hari Bumi atau Earth Day. Peringatan ini merupakan momen penting dalam menyoroti kepedulian terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan bumi.
Kampanye lingkungan yang bertema “Planet vs Plastics” atau “Planet vs Plastik” dipilih untuk menyoroti ancaman plastik terhadap kesehatan lingkungan yang sedang terjadi dewasa ini.
Menilik ke belakang, kampanye terhadap kerusakan pada planet dan sumber dayanya sudah dilakukan sejak 22 April 1970. Berupa protes yang dilakukan di kota-kota besar dan kecil di Amerika. Selanjutnya, pada 1990 terdapat sekitar 200 juta orang dari 141 negara bergabung dalam upaya untuk mendorong daur ulang di seluruh dunia.
Tema “Planet vs Plastik” yang diusung tahun ini diangkat untuk membentuk kesadaran masyarakat global akan risiko kesehatan akibat penggunaan plastik. Melalui tema tersebut juga mengajak agar masyarakat dapat dengan cepat menghentikan penggunaan plastik sekali pakai. Kampanye ini menuntut pengurangan 60% produksi semua plastik pada tahun 2040.
Menurut Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanthi, hal ini mendorong kesadaran diri dari setiap individu dalam mengurangi penggunaan sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini sebetulnya pesan untuk setiap hari, di mana kita semuanya punya tanggung jawab untuk memastikan agar bumi ini tetap bisa memberikan fungsi-fungsinya secara lestari,” jelas Laksmi.
Tak harus aksi yang besar, menurut Laksmi setiap kontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan pasti tetap bernilai dan bermakna.
“Sekecil apapun kontribusinya itu pasti akan bernilai dan bermakna untuk kelestarian bumi,” ujarnya.
Bukan hanya diperingati, tetapi momen peringatan Hari Bumi juga harus dibarengi dengan aksi nyata. Dalam rangka mendukung kampanye “Planet vs Plastik”, earthday.org merangkum hal-hal yang dapat dilakukan secara sederhana seperti berikut:
- Mengedukasi diri tentang penggunaan sampah plastik. Langkah sederhana ini dapat dilakukan dengan mencari informasi mengenai berapa banyak plastik yang telah digunakan oleh masyarakat. Tak terkecuali juga dengan plastik yang mengotori lautan dan dapat membahayakan kesehatan manusia.
- Mengurangi penggunaan bahan plastik pada kehidupan sehari-hari. Hal sederhana ini dapat diterapkan dalam penggunaan tumbler daripada botol plastik dan penggunaan tas belanja daripada kantong plastik.
- Membuang sampah plastik pada tempatnya. Langkah sederhana ini sering kali dilupakan padahal sangat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
- Menolak mengikuti trend fesyen cepat (fast fashion). Fast fashion merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan bumi. Pemrosesan tekstil beracun mencemari sistem air tawar. Setiap tahun, 200 juta pohon ditebang untuk diambil seratnya dan 69% pakaian terbuat dari minyak mentah dengan pencucian yang menghasilkan 35% mikroplastik di lautan.
- Mengikuti tantangan #plasticdetox di media sosial. Langkah sederhana ini tidak hanya berfokus pada tindakan individu, tetapi juga mendorong untuk menyebarkan kesadaran dan menginspirasi orang lain untuk menuju gaya hidup bebas plastik.
Aksi nyata mewujudkan langkah-langkah sederhana yang dilakukan oleh setiap individu dalam pengelolaan sampah plastik dapat melindungi kelestarian bumi. Oleh karena itu, mulailah melakukan langkah sederhana tersebut untuk menyelamatkan bumi. Sebab jika bukan sekarang kapan lagi dan jika bukan kita siapa lagi?
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)