Hits: 79

Farrel Kresna Maruli Sibuea/ Reny Elyna Ridwan

Pijar, Medan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) menggelar forum diskusi publik bertajuk “Gen Z Bela Negara, Emang Bisa?”. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Teater FISIP USU pada Rabu (8/11/2023).

Forum diskusi publik menghadirkan beberapa narasumber dengan sudut pandang beragam, seperti kreator konten (content creator) dan pemengaruh (influencer) Sherly Annavita Rahmi, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Mazdalifah, hingga Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Usman Kansong sebagai pembicara utama (keynote speaker).

Usman Kansong menjelaskan forum ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa ataupun Gen Z bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk membela negara. Salah satunya dengan implementasi positif yang sesuai dengan minat dan bakat. Usman Kansong dan Kominfo juga ingin menangkal persepsi bahwa Gen Z apatis dalam demokrasi. Menurutnya, Gen Z hanya memerlukan ruang dan dorongan.

“Kami punya banyak program untuk memberi ruang kepada anak muda. Mereka bebas bertanya, bebas mengkritik, dalam konteks bela negara kami menyampaikan bahwa ruang sudah tersedia demikian rupa terutama dalam menyampaikan pendapat. Berbeda seperti dulu untuk menyampaikan pendapat harus melalui demo, sekarang ruang sudah luas melalui media sosial selagi diberikan secara konstruktif,” ungkapnya.

Para narasumber berpendapat bahwa konteks bela negara saat ini telah berkembang dan tidak lagi hanya terbatas pada konteks perang fisik, melainkan juga melibatkan upaya untuk melawan disinformasi dan hoaks di dunia digital.

Masyarakat diharapkan untuk aktif berperan dalam menyebarkan informasi yang benar, kritis, dan positif di media sosial serta internet, sehingga dapat menjaga stabilitas dan persatuan bangsa.

Kreativitas dalam media digital menjadi alat yang efektif dalam memerangi penyebaran informasi palsu dan negatif, menjadikan peran individu dalam bela negara menjadi lebih relevan dan beragam dalam era digital ini.

Mazdalifah yang bergelut di dunia pendidikan menjelaskan bahwa mahasiswa ataupun Gen Z merupakan agent of change yang dapat melakukan bela negara dengan mudah.

“Mahasiswa adalah agent of change, sehingga mahasiswa dapat melakukan bela negara dengan cara yang mudah.  Memanfaatkan media digital seperti meng-upload konten menarik, positif dan tidak harus mengedepankan sisi kontroversional. Selain itu, cegah dan jangan sebarkan hoaks,” jelasnya.

Sherly menjelaskan ada tiga langkah konkret yang dapat dilakukan oleh Gen Z dalam bela negara. Gen Z harus mempunyai self-awareness, nilai yang penting adalah mengetahui potensi diri.

Gen Z juga dapat memulai tindakan preventif dengan mengubah infrastruktur digital dan kecepatan informasi, sehingga dapat mengambil peran untuk mencegah kejahatan. Terakhir, Gen Z harus konkret dalam berkarya karena hasil tersebut menjadi wujud nyata terhadap jati diri.

Esensi bela negara bagi mereka adalah berperan aktif dalam memajukan masyarakat dan melibatkan diri dalam dialog publik. Gen Z juga dapat mengambil tindakan nyata untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan negara, sesuai dengan semangat persatuan dan kebangsaan.

FGD Gen Z Bela Negara - www.mediapijar.com
Sesi foto bersama pada Forum diskusi publik” Gen Z Bela negara, emang bisa?” Pada 8/11/23.
(Fotografer: Reny Elyna)

Usman Kansong mengatakan bahwa saat ini masyarakat harus mengenali bagaimana karakter Gen Z untuk mengetahui arti bela negara di zaman yang semakin berkembang ini.

“Akan aneh kita berbicara bagaimana Indonesia 2030 bonus demografi kalau kita enggak mencoba membongkar masalah Gen Z. Apa yang dinginkan Gen Z, engagement seperti apa yang mereka butuhkan, dan boleh jadi jawabannya berbeda dengan apa yang dibutuhkan 20 tahun yang lalu,” ucapnya.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment