Hits: 55
Alya Ridzki Nazahwa
Pijar, Medan. Hari Buku Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 23 April untuk merayakan kekuatan dan pentingnya literasi di seluruh dunia. Momentum ini menjadi kesempatan bagi komunitas internasional untuk mempromosikan kecintaan terhadap membaca dan mendorong akses yang lebih luas terhadap literatur.
Tahun ini, tema yang diusung adalah “Read Your Way”, memfokuskan pada kebebasan pilihan dan kenikmatan dalam membaca. Diharapkan tema ini akan menginspirasi anak-anak dan orang dewasa untuk mengeksplorasi dunia literasi dengan lebih bebas dan penuh kegembiraan, tanpa terikat pada format atau genre tertentu.
Perayaan ini sebagai penghormatan terhadap penulis terkenal William Shakespeare yang meninggal pada tanggal yang sama pada tahun 1616. Selain itu, tanggal ini juga menandai kematian Miguel de Cervantes, penulis terkenal Spanyol yang dikenal atas karyanya, Don Quixote. Perayaan Hari Buku Sedunia bertujuan untuk mempromosikan kecintaan terhadap membaca, mendukung industri penerbitan, dan meningkatkan literasi global.
Hari Buku Sedunia ini tidak hanya sekadar merayakan keberadaan buku, tetapi juga mengingatkan pentingnya literasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Di era digital ini, akses ke buku-buku digital dan sumber daya literatur lainnya semakin mudah, menghadirkan peluang baru untuk meningkatkan tingkat literasi di seluruh dunia.
Tesalonika R.M. Panggabean, Duta Muda Pendidikan Sumatera Utara 2024, membagikan pengalamannya dalam upaya meningkatkan minat membaca di masyarakat.
“Saya melakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan minat membaca dimulai dari mengisi platform ‘Gen Smart’ dengan literasi, mengisi sosial media pribadi dengan literasi dan postingan menginspirasi, dan turut serta hadir ke panti, anak jalanan, dan rumah singgah untuk menebarkan pentingnya literasi,” ujarnya.
Namun, di era digital saat ini, buku tidak lagi hanya tersedia dalam bentuk cetak, melainkan juga dalam bentuk e-book dan berbagai platform digital lainnya. Meskipun digitalisasi membawa kemudahan akses, tantangan utama yang dihadapi adalah penyebaran informasi palsu dan kurangnya literasi media digital.
Meskipun perayaan Hari Buku Sedunia memberi momentum untuk mempromosikan literasi, tantangan yang dihadapi tetap kompleks. Perlunya upaya bersama dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil dalam mengatasi tantangan tersebut tidak dapat diabaikan.
Tesalonika juga menyampaikan harapannya agar semua orang dapat lebih sadar akan pentingnya literasi.
“Di hari Buku Sedunia tahun ini, saya berharap kita semua bisa menimbulkan kesadaran diri kita masing-masing akan pentingnya literasi khususnya membaca, juga membagikan pentingnya literasi agar kita semakin kaya akan literasi ke depannya dan bisa menjadi generasi emas,” pesannya.
Melalui perayaan Hari Buku Sedunia, mari kita refleksikan kekuatan dan keberagaman buku dalam membentuk masyarakat yang cerdas dan terinformasi. Momentum ini mengingatkan kita akan pentingnya literasi. Selamat Hari Buku Sedunia!
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)