Hits: 33
Nar Records
Dispencer, band rock alternatif yang lahir pada tahun 2012, kembali menggebrak dengan album kelima mereka, “UN”. Sebuah band yang telah memiliki lima album, kompilasi the best-of, album single, serta berbagai kontribusi dalam album kompilasi yang berada di jalur indie. Dispencer membuktikan keberlanjutan mereka dalam kancah musik indie yang senantiasa berubah.
Sejak awal, Dispencer telah menciptakan identitas musikal yang unik, menggabungkan kegarisan grunge dengan elemen-elemen funk, jazz, dan rock progresif. Album kelima mereka, “UN”, menjadi lukisan sonik dari kematangan band ini, memperlihatkan komitmen tanpa henti terhadap eksperimen musikal.
Album ke-5 dari Dispencer ini merupakan sebuah gambaran akan diri mereka yang sudah mulai dewasa dan tidak hentinya untuk terus bereksperimen di dunia musik. Dirilis dalam bentuk kaset dan platform digital, “UN” memiliki 12 lagu dan 3 hidden track dengan nuansa yang lebih kalem, tetapi cadas di saat yang tepat. Seolah melontarkan definisi dari Dispencer itu sendiri yang memberikan air panas dan juga dingin atau pun bisa dicampur secara bersamaan.
Mengambil inspirasi dari selera musik beragam di dalam band, Dispencer menyatukan titik tengah musikal baru tanpa menghambat kreativitas setiap anggota. Kali ini, nuansa ambience dan sampler yang hanya menjadi sentuhan di album-album sebelumnya, mengambil peran lebih menonjol, menyuntikkan aura segar ke dalam ranah grunge dan rock alternatif yang sering dijelajahi.
Album “UN” banyak bercerita mengenai isu-isu sosial, membagikan pengalaman pribadi, dan dan juga cara pandang melihat kehidupan musisi lokal yang berjuang di Sumatra Utara. Album ini tetap terbuka untuk menerima masukan dari luar circle personil seperti lagu yang bertajuk “Sejatinya” yang ditulis oleh “EBI dari Rumah Dalang” dan juga secara gamblang membagi cerita mereka di saat sedang tour di Bandung dan Jakarta di lagu yang bertajuk “Soak”.
Album ini mengambil inspirasi dari sejumlah karya ikonik, seperti lagu “Diorama” milik Silverchair, “Vitalogy” milik Pearl Jam, “The Colour and The Shape” milik Foo Fighters, “Adore” milik Smashing Pumpkins, “White Pony” milik Deftones, “They Can’t All Be Zingers” milik Primus, dan “Absolution” milik Muse.
“UN” bukan hanya mencerminkan evolusi terus-menerus Dispencer, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka sebagai perintis dalam pemandangan musik indie. Meresapi lanskap suara yang telah mereka ciptakan, sebuah bukti pertumbuhan artistik dan komitmen tanpa ragu untuk mendorong batas-batas musikal.