Hits: 35

Dwi Garini Oktavianti / Hanina Afifah

Pijar, Medan. Merdekanya bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan tidak lain merupakan hasil jerih payah para pahlawan yang rela mengorbankan waktu, tenaga, hingga nyawa mereka. Segenap upaya mereka kerahkan hingga titik darah penghabisan demi secercah cahaya bagi masa depan bangsa. Oleh sebab itu, sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional setiap tahunnya.

Adapun tema yang diusung oleh Kementerian Sosial pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2023 ini ialah “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan.”

Tema tersebut bermakna bahwa setiap insan Indonesia mestinya berkontribusi penuh terhadap masa depan bangsa. Bebas dari penjajahan hanyalah bentuk kemerdekaan secara fisik, justru mengatasi tantangan dari segi ekonomi dan intelektual merupakan tanggung jawab yang sesungguhnya harus dihadapi saat ini.

Anisah selaku praktisi akademik turut memberikan pandangannya mengenai tema Hari Pahlawan Nasional tersebut.

“Kunci penting dalam mengimplementasikan tema tersebut, ya, tentu dengan memberikan pemahaman utuh dulu terkait kiat-kiat memperjuangankan eksistensi kemerdekaan, serta akses yang merata dari segi ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Jadi, harus ada tindakan dulu baru muncul hasilnya,” ujarnya.

Sebagai bentuk representatif dari tema yang telah dicanangkan, komponen logo pada peringatan kali ini terdiri atas elemen matahari, gambar saling merangkul, dan anyaman bambu. Matahari sebagai elemen utama melambangkan penerangan, mengingat bagaimana kehadiran para pahlawan yang memberi secercah cahaya berupa harapan di masa depan.

Lalu, saling merangkul menggambarkan bagaimana sifat pahlawan yang saling bahu-membahu demi mencapai tujuan bersama di atas tujuan pribadi. Terakhir, anyaman bambu yang mencerminkan betapa pentingnya usaha bersama untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan.

Menelisik dari sisi historis, peringatan Hari Pahlawan tercetus dari Pertempuran Surabaya yang timbul akibat ultimatum Inggris yang mengancam rakyat Surabaya untuk segera menyerah. Akan tetapi, ancaman tersebut justru tidak dihiraukan oleh mereka. Alhasil, Inggris mulai melakukan penyerangan hingga terjadilah pertempuran hebat di tanah Surabaya dan berujung menewaskan belasan bahkan puluhan ribu korban jiwa.

Mengingat pertempuran Surabaya merupakan salah satu pertempuran besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1959 Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959. Hal tersebut menjadi asal muasal diperingatinya Hari Pahlawan nasional.

Dengan diperingatinya Hari Pahlawan pada tahun ini, diharapkan wawasan masyarakat Indonesia dapat terbuka lebih luas untuk melek akan tantangan masa depan bangsa.

”Harapan aku sendiri sih, semoga tema Hari Pahlawan untuk ke depannya bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari agar masyarakat dari berbagai kalangan bisa relate terhadap hal yang sama,” pungkas Zahira, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment