Hits: 1646
Aqillah Syahza Non
Pijar, Medan. Harry Styles, seorang penyanyi dan penulis lagu yang berbakat, telah mencuri hati para penggemarnya dengan musiknya yang autentik dan berjiwa. Pada albumnya Harry’s House yang rilis pada tanggal 20 Mei 2022 lalu, terdapat satu lagu yang memiliki makna mendalam, yaitu “Matilda”.
Beberapa dari kita mungkin sudah tidak asing dengan nama Matilda, sosok anak perempuan yang merupakan tokoh utama dari novel Matilda karya Roald Dahl’s. Novel tersebut sudah diadaptasi menjadi sebuah film pada tahun 1996 dan film drama musikal pada tahun 2022. Terinspirasi dari seseorang yang dikenalnya, Harry Styles berusaha menyamarkan sosok tersebut menjadi sosok Matilda dalam sebuah lagu karyanya ini.
Dalam lagu ini, Harry bercerita bahwa Matilda terlahir tanpa kasih sayang dari keluarganya. Walaupun terlihat baik-baik saja, Harry merasa bahwa sosok Matilda menyimpan kesedihan yang mendalam dan butuh pertolongan. Namun, pada wawancaranya bersama Zane Lowe dari Apple Music, Harry menyampaikan bahwa terkadang yang orang-orang seperti Matilda butuhkan hanyalah untuk didengarkan.
“Saya ingin mendukung kamu (Matilda) dalam beberapa cara. Tetapi itu belum tentu ranah saya; karena itu bukan pengalaman saya. Kadang-kadang yang dibutuhkan hanya tentang mendengarkan. Saya harap itu yang terjadi, saya harap apa yang saya lakukan bisa diartikan sebagai ‘saya sedang mendengarkan kamu’, ” jelas Harry.
Kondisi Matilda yang mengkhawatirkan tersebut dituangkan Harry dalam liriknya yang menggambarkan bahwa walaupun Matilda selalu bersikap baik-baik saja, Harry tau bahwa Matilda merasa sedih dan hal itu mengganjal perasaan Harry karena tidak bisa membantunya secara langsung.
Matilda, you talk of the pain like it’s all alright
Matilda, kamu berbicara tentang rasa sakit seperti itu semua baik-baik saja
But I know that you feel like a piece of you’s dead inside
Tapi aku tahu bahwa kamu merasa seperti bagian dari dirimu yang mati di dalam
You showed me a power that is strong enough to bring sun to the darkest days
Kamu menunjukkan kepada aku kekuatan yang cukup kuat untuk membawa matahari ke hari-hari tergelap
It’s none of my business, but it’s just been on my mind
Itu bukan urusanku, tapi itu hanya ada di pikiranku
Dalam wawancaranya, Harry juga menjelaskan bahwa ia ingin membuat lagu yang mungkin bisa berarti bagi banyak orang, lagu yang tidak mengenai dirinya sendiri. Karena saat membuat “Matilda”, Harry sadar bahwa isu seperti keluarga toxic dan abusive merupakan isu yang sangat penting.

(Sumber Foto: YouTube HarryStyles)
Bagi sebagian orang, tumbuh di keluarga tanpa kasih sayang merupakan hal yang biasa, tetapi bagi sebagian orang lain tumbuh di keluarga tanpa kasih sayang merupakan hal tidak biasa dan traumatis. Oleh karena itu, dalam lagu berdurasi 4 menit 6 detik ini Harry berharap seseorang yang mengalami keadaan seperti Matilda bisa memvalidasi perasaan dan traumanya.
Dalam lagu ini, Harry berusaha menyampaikan bahwa tidak apa dan tidak perlu merasa bersalah untuk meninggalkan keluarga yang tidak pernah menunjukkan cinta untuk Matilda, apalagi Matilda tumbuh di keluarga yang abusive.
“Matilda” juga menyampaikan bahwa jika kita dapat meninggalkan hal-hal yang menyakiti kita. Banyak hal-hal baik yang bisa kita nikmati karena kehidupan masih panjang. Kita bisa melakukan dan pergi kemana saja tanpa khawatir, bahkan kita bisa memulai hidup baru dan memulai keluarga yang bisa memberikan kita banyak kasih sayang.
You don’t have to go, you don’t have to go home
Kamu tidak harus pergi, kamu tidak harus pulang
Oh, there’s a long way to go
Oh, jalan masih panjang
I don’t believe that time will change your mind
Aku tidak percaya bahwa waktu akan mengubah pikiranmu
In other words, I know they won’t hurt you anymore
Dengan kata lain, aku tahu mereka tidak akan menyakitimu lagi
As long as you can let them go
Selama kamu bisa membiarkan mereka pergi
Lagu “Matilda” dari Harry Styles ini merupakan perpaduan antara musik yang ringan dan lirik yang mencoba menenangkan. Dalam lagu ini, Harry berhasil menyampaikan bahwa ketika kita tumbuh dewasa, kita tidak perlu merasa bersalah untuk mengambil keputusan yang baik menurut kita. Tidak apa-apa untuk menerima dan keluar dari trauma yang kita rasakan, termasuk trauma dari keluarga.
(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)