Hits: 54

Shalli Anggia Putri

“Punya dua ayah memberi saya pilihan untuk mengontraskan dua sudut pandang: sudut pandang orang kaya dan sudut pandang orang miskin”

Pijar, Medan. Penulis sekaligus seorang investor yang terkenal karena buku yang ditulisnya berjudul “Rich Dad Poor Dad”, yakni Robert Kiyosaki merupakan keturunan Jepang-Amerika yang dilahirkan dan dibesarkan di Hawai. Dalam buku ini, Robert menjelaskan dua cara pandang berbeda yang dimiliki oleh kedua ayahnya tentang prinsip uang. Nah, Sobat Pijar mau belajar tentang cara mengelola uang dengan benar, tidak? Jika iya, maka buku ini adalah jawaban yang tepat untuk dijadikan panduan.

Salah satu buku terlaris dalam karya Robert ini merupakan hasil dari pengalaman pribadinya yang berasal dari keluarga sederhana. Di dalamnya, menceritakan tentang ayah kandungnya yang merupakan seorang pengajar dengan pendidikan tinggi, serta seorang yang sangat pekerja keras. Meskipun bekerja dengan tekun, pendapatan yang diperoleh cukup dan tidak berlebih, bahkan sesekali pendapatan yang diperoleh itu kurang mencukupi.

Sedangkan, ayah Mike, temannya, merupakan seorang pengusaha yang pekerja keras tetapi tidak berpendidikan tinggi, dapat bebas secara finansial. Malahan, Ayah Mike menjadi salah satu milioner di Hawaii yang sekarang ini usahanya sudah ditangani oleh Mike. Di sini, Ayah Mike (Rich Dad) dan ayah kandungnya (Poor Dad), memiliki dua sudut pandang berbeda tentang uang yang dapat mempengaruhi anak-anak mereka dalam mempersepsikan uang.

Berawal ketika Robert dan Mike berumur 6 tahun, mereka tidak diajak berlibur oleh teman-temannya karena mereka dianggap miskin. Karena kesal, Robert dan Mike mencari tahu bagaimana mendapatkan uang.

Kemudian, Ia bertanya pada ayah kandungnya dan jawabannya ialah meminta Robert untuk berpendidikan setinggi mungkin dan mencapai nilai yang bagus. Dua hal tersebut, dapat meluluskan Robert pada persyaratan kerja di perusahaan besar yang bisa memberikan gaji yang besar pula untuk dirinya.

Menurut Robert, sekolah tidak membentuk kecerdasan finansial. Sekolah justru menjadi pencetak karyawan-karyawan yang patuh pada perusahaan. Merasa tidak puas, Ia bertanya pada Ayah Mike dan jawabannya adalah untuk berani mengambil risiko dalam berusaha. Mereka berdua mencoba untuk bekerja di swalayan milik Ayah Mike. Dibayar per 3 jam setiap hari Sabtu. Awalnya sangat bersemangat dan lama-kelamaan, mereka berdua bosan dan kesal karena bekerja di swalayan membuat mereka tidak bisa bermain bisbol.

Mereka minta berhenti bekerja, tetapi Ayah Mike memaksa untuk terus bekerja, bahkan selanjutnya bekerja tanpa bayaran. Akibat dari rasa penasarannya, Ia terus bekerja bersama Mike sampai suatu hari mereka menemukan ide untuk membuka jasa sewa komik yang tidak terpakai di ruangan tersebut.

Dari pengalaman bekerjanya, Robert menemukan bahwa bekerja tanpa berharap dibayar justru mendatangkan ide-ide cemerlang. Terkadang saat dibayar, kita bekerja secara terpaksa hanya untuk uang.

Ada perbedan antara Aset dan Liabilitas yang dijelaskan di dalamnya. Banyak orang memahami aset ialah mobil, rumah serta barang mewah lainnya dengan gaji yang mereka peroleh. Yang kemudian, tiap bulannya, mereka harus membayar cicilan mobil, asuransi, pajak dan sebagainya.

Apakah rumah dan mobil itu merupakan Aset? Robert menjawab “tidak”. Rumah dan mobil merupakan Liabilitas, karena mereka harus mengeluarkan uang dalam melakukan perawatan dan adanya pajak yang dikenakan. Akan jadi Aset, jika kita membelikan  saham, properti, reksa dana atau membangun bisnis dengan gaji yang ada.

Sederhananya, pemahaman akan aset dan liabilitas kebanyakan adalah salah. Aset akan membayar kamu, sedangkan liabilitas akan dibayarkan oleh kamu. Terdapat perbedaan yang besar antara kedua hal tersebut. Sekarang, Sobat Pijar tahu dalam membedakan mana aset dan mana liabilitas.

Buku “Rich Dad Poor Dad” ini akan membuka wawasan serta mindset keuangan yang sebenarnya dibutuhkan untuk menjadi kaya, yaitu cara membangun aset dan mengatasi hambatan, cara pandang antara yang kaya, menengah, dan miskin yang akan membantu dalam mengelola Aset dan Liabilitas. Serta memberikan jawaban, jika tidak memiliki kecerdasan finansial, uang seberapa banyak pun tidak akan menjadi jalan keluar akan masalah perekonomian yang ada.

(Redaktur Tulisan: Intan Sari)

Leave a comment