Hits: 28

Ayu Nabila Putri

Pijar, Medan. Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Medan, menyelenggarakan forum diskusi dalam rangka peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day (WPFD) 2023. Dengan mengusung tema “Independensi Media dan Demokrasi” dengan mengundang sejumlah LPM dan para jurnalis. Diselenggarakan di Korban Kopi, Jalan Sei Martebing No.20 pada Sabtu (6/05/2023).

Pemaparan diskusi disampaikan oleh Iskandar Zulkarnain dan Rika Suartiningsih yang menitikberatkan pada independensi media, yang mana independensi media merupakan kemampuan media untuk menjalankan tugasnya secara bebas, tanpa pengaruh dari pihak lain, termasuk pemerintah atau kepentingan politik tertentu. Prinsip-prinsip jurnalistik secara filosofis sangat penting dalam menjaga independensi media dan demokrasi. Beberapa prinsip jurnalistik yang dapat diidentifikasi meliputi kebenaran, objektivitas, integritas, independensi, dan akuntabillitas.

Iskandar juga mengutip salah satu pakar atau ahli pers, yaitu AJ Liebling dengan teori dikotomi yang saat ini bertambah menjadi trikotomi. Dalam trikotomi itu sendiri terdiri atas tiga belahan, yaitu belahan ideal, belahan SDM, dan belahan bisnis.

“Ketiga belahan tersebut haruslah seimbang, karena jika terjadi pembesaran di salah satu belahan, maka belahan yang lain akan mengalami pengecilan, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa saat ini belahan bisnis pada media mengalami pembesaran. Bahkan, banyak orang pada saat sekarang ini mendirikan perusahaan-perusaaan media yang hanya bertujuan untuk kepentingan binis, bukan lagi pada tujuan idealnya.

Lebih lanjut, Rika Suartiningsih selaku Pemimpin Reaksi Harian Mistar menyampaikan bahwa ada kepentingan lain yang membuat suatu media tidak independen, salah satunya adalah bisnis. Selain itu, banyak media yang akhirnya memilih partisan, apalagi saat ini memasuki musim pemilihan umum. Mengingat begitu gampangnya membuat media massa pada masa sekarang ini.

“Di Indonesia ada 43.000 media, memang kebanyakan online. Adasekitar 500 adalah media cetak, radio, dan televisi. Selebihnya adalah media online. Dari jumlah tersebut, hanya 1300 media yang terverifikasi oleh dewan pers. Artinya ada puluhan ribu media yang berkeliaran yang membuat media massa itu terlihat tidak independen,” papar Rika.

Dalam acara ini pula, Cristison Sondang Pane sebagai Ketua AJI Medan turut mengungkapkan bahwasanya pers juga mempunyai wewenang memuat informasi, sekaligus mengharapkan lewat momentum ini bisa menjadi acara tahunan

“Kegiatan yang seperti ini selalu kita dorong untuk terus dirayakan. Ini bukan moment untuk meriah-meriahan, tetapi sebagai momentum bagi kita bahwasanya pers itu juga mempunyai wewenang untuk membuat informasi-informasi di masyarakat luas, sesuai dengan haknya dan informasi itu bukan hanya dimiliki oleh kelompok tertentu. Jadi, kita akan terus mengadakan acara seperti ini setiap tahun karena bagi kita ini akan membantu hidupnya kembali media-media yang independen dan jurnalis-jurnalis yang memberikan edukasi kepada masyarakat,” harapnya

(Redaktur Tulisan: Naomi Adisty)

Leave a comment