Hits: 51
Samuel Sinurat
Pijar, Medan. Fine dining merupakan istilah yang mengambarkan gaya makan yang lebih formal. Restoran yang menerapkan konsep makan fine dining lebih menawarkan pengalaman bersantap hidangan mewah bagi pelanggan. Namun, apa yang akan terjadi jika fine dining menjadi pengalaman yang tidak akan bisa dilupakan oleh para pelanggannya ? Margot dalam The Menu merasakannya.
The Menu berawal dari pasangan muda Margot dan Tyler yang akan menuju pulau pribadi untuk menghadiri fine dining di sebuah restoran bernama Hawthrone. Tyle merupakan seorang food reviewer yang sering menilai berbagai menu makanan. Fine dining di restoran Hawthrone menjadi pengalaman yang tidak bisa dilewatkan oleh Tyler sebab hal itu hanya bisa dinikmati oleh orang kaya dan mampu membayar harga makanan di restoran Hawthrone.
Setelah sampai, para tamu diajak untuk berkeliling di sekitar pulau. Elsa, staf restoran, menjelaskan bahwa mereka memproduksi bahan-bahan berkualitas yang nantinya akan diolah para koki restoran Hawthrone. Akhirnya, para tamu dipersilakan duduk sesuai kursi yang sudah disiapkan sembari melihat aksi para koki membuat berbagai menu hidangan.
Kepala koki sekaligus pengelola restoran bernama Julian Slowik memperkenalkan diri di hadapan setiap tamu fine dining. Julian bertangungg jawab terhadap berbagai menu yang disediakan sekaligus menyampaikan setiap pesan yang ada pada menu tersebut. Tyler yang merupakan penggemar masakan dari Chef Julian Slowik merasa senang bisa menikmati masakan karyanya. Tyler terlihat bersemangat menikmati dan memahami setiap pesan yang ingin disampaikan Chef Julian.
Berbeda dengan Tyler, Margot merasa tidak berselera untuk memakan menu makanan yang dihidangkan dalam acara. Hal ini dikarenakan menu yang disajikan berporsi kecil dan sedikit. Selain Margot, para tamu fine dining merasa kecewa karena menu makanan yang disajikan tidak sesuai ekspetasi mereka dan dianggap biasa saja. Seperti saat penyajian makanan bernama Breadless Bread Plate yang ternyata hanya beberapa titik selai tanpa adanya kondimen lainnya.
Pada menu berikutnya Chef Julian menyajikan paha ayam dengan dilengkapi tusukan gunting yang diberi nama Memory. Julian menceritakan bahwa menu ini berasal pengalaman masa kecilnya. Dahulu ia menusuk paha ayahnya karena sering pulang dalam keadaan mabuk dan menyiksa ibunya.
Para tamu menyadari bahwa dari penyajian tiap menu semakin aneh. Momen aneh itu terjadi pada saat penyajian menu tortila yang berisi skandal dan aib dari para tamu fine dining. Ini membuat Margot kesal dan berniat pergi tetapi tidak diperbolehkan. Margot menenangkan diri di toilet dan bertemu Chef Julian. Chef Julian penasaran lalu bertanya mengapa Margot tidak menikmati hidangannya.
Pada momen selanjutnya para tamu disajikan menu khusus yang diciptakan oleh wakil kepala koki bernama Jeremy. Nama menu kali ini yaitu The Mess, berarti kekacauan. Chef Jeremy lalu menembak dirinya di hadapan para tamu. Pesan yang ingin disampaikan akhirnya terwujud sebab para tamu panik dan suasana menjadi kekacauan. Salah satu pengunjung berniat ingin pergi tetapi dihalangi oleh staf restoran Hawthrone.
Chef Julian lalu memanggil Margot dan mengatakan bahwa Margot adalah perusak menu. Chef Julian memberi waktu kepada Margot untuk menentukan sebuah pilihan dan jika tidak maka hal mengerikan akan terjadi.
Pada momen hidangan berikutnya, terungkap fakta tentang tujuan asli Tyler membawa Margot ke acara fine dining. Chef Julian lalu menyuruh Margot pergi pergi untuk mengambil panci di gudang. Di momen tersebut Margot memanfaatkan kesempatan untuk memasuki rumah Chef Julian. Ia lalu masuk ke kamar Chef Julian dan melihat berbagai kisah perjalanan karir beserta foto yang mengungkapkan siapa sebenarnya Chef Julian itu.
Pada akhir film, Margot meminta kepada Chef Julian agar dibuatkan Cheese Burger. Selain itu, Margot meminta agar sisa makanannya dibungkus untuk dibawa pulang. Margot kemudian pergi dari restoran Hawthrone dan meninggalkan para tamu di restoran.
Film The Menu berhasil mendapat nilai tinggi untuk ukuran film bioskop. Pada situs Rotten Tornates, The Menu mendapatkan rating 80 hingga 95 persen.
Film The Menu mengangkat permasalahan yang dialami oleh para koki yang memiliki tanggung jawab untuk selalu memenuhi kepuasan dari para pelanggan. Meskipun telah mengupayakan berbagai cara membuat hidangan terbaik, beberapa pelanggan terkhusus food reviewer tidak memberikan bentuk apresiasi terhadap menu yang disajikan oleh koki.
(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)