Hits: 12
Pijar, Medan. Payung Teduh. Begitu mendengar nama band yang satu ini, muncul pertanyaan dalam benak saya : band macam apa lagi ini? Musik apa yang diusungnya ? Berdasarkan namanya, saya asumsikan band ini berniat memberikan musik yang menentramkan jiwa atau meneduhkan kegalauan anak muda di kala hujan gerimis. Hal tersebut coba saya buktikan karena teringat sebelumnya saya pernah tertipu dengan asumsi tersebut, dimana awalnya Kuburan saya kira sebagai band yang beraliran gothic metal.
Namun, ternyata asumsi saya benar adanya. Nama Payung Teduh berkorelasi dengan konsep musik yang coba mereka sampaikan. Band yang terdiri dari Is (vokal/gitar/guitalele, drum), Ivan (gitar, guitalele, vokal latar), Cito (drum, cajon), dan Comi (contra bass)ini benar-benar berniat meneduhkan pendengarnya dengan musik yang mengajak kita bernostalgia ke tahun 1960-an. Balutan musik keroncong serta sedikit bumbu jazz, ditambah suara yang hangat dari vokalis mereka, Is, membuat musik Payung Teduh begitu berwarna.
Band yang terbentuk pada akhir 2007 ini baru saja mengeluarkan album terbaru mereka, Dunia Batas. Album tersebut merupakan album kedua band yang berasal dari Jakarta ini. Sebelumnya, Payung Teduh telah mengeluarkan album Self Titled pada 2010 silam. Dunia Batas yang diluncurkan pada April 2012 ini berisikan delapan lagu yang siap membawa anda kepada kedamaian hati dan ketentraman jiwa walau terkadang diselimuti nuansa sendu.
Dalam album keduanya ini, Payung Teduh memasukkan beberapa lagu yang ada di album sebelumnya disertai beberapa instrumen lain seperti flute, trumpet dan chamber string. Tentu saja instrumen alat musik yang lain itu hanya ‘membantu’ kinerja Payung Teduh untuk menambah daya pikat musik mereka, karena menurut saya, tanpa instrumen tambahan pun musik mereka sudah masuk dalam kategori memuaskan. Aransemen trumpet benar-benar terlihat dalam lagu Menuju Senja, sedangkan melodi gitar romantis terdengar begitu merdu dalam lagu Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan. Dengarkan juga Resah, lagu yang easy listening disertai alunan flute nan damai ini menjadi favorit para penggemar Payung Teduh.
Tak hanya penonjolan aransemen dan melodi yang ditunjukkan oleh Payung Teduh. Dalam album ini mereka juga banyak menampilkan lirik yang puitis, romantis dan sedikit melankolis ala tahun 1960-an. Lihat saja potongan lirik Rahasia berikut ini :
Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap
Untuk semua itu aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Akhirnya, album Dunia Batas ini menjadi paket lengkap sebuah mahakarya musik Indonesia. Bagi teman-teman yang sedang mencari referensi musik alternatif atau bosan mendengar musisi minim kreativitas yang sering nongol di televisi, saya rekomendasikan untuk mendengarkan album ini. Lirik, musik serta tema yang diangkat begitu kuat dan dalam. Nikmati simfoni masa lalu dari Payung Teduh sambil ditemani matahari yang terbenam. Kemudian, seruput teh pahit dan lepaskan beban kelam yang telah lama berkarat dalam diri Anda. Lepaskan dengan ikhlas layaknya matahari yang merelakan hari melalui senjanya. Dunia Batas akan menuntunmu ke senja itu. [Hdn]