Hits: 36

Nathasya Sianipar

Pijar, Medan. Perayaan Hari Buku Sedunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 23 April setiap tahunnya, dirayakan oleh 100 negara di dunia. Perayaan Hari Buku Sedunia ini sebagai aksi nyata dari bentuk kepedulian dan upaya peningkatan kegemaran dan minat baca masyarakat di seluruh dunia.

Dalam perayaan Hari Buku Sedunia tahun ini, tema yang diusung oleh World Book Day adalah “Your World”. Di balik pemilihan tema tersebut, terdapat tujuan untuk mengikutsertakan anak-anak dan orang tua dari berbagai latar belakang bersama-sama untuk merayakan inklusivitas dan kesenangan semua orang dalam membaca buku.

“Kami ingin melakukan sesuatu untuk mengubah peran membaca dan pesan kami hari ini sama seperti sebelumnya. Bahwa membaca itu menyenangkan, relevan, mudah diakses, mengasyikkan, dan memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan,” jelas Baroness Gail Rebuck selaku pendiri Hari Buku Sedunia dalam website resmi World Book Day.

Pada perayaan Hari Buku Sedunia setiap tahunnya UNESCO akan menunjuk ibu kota tertentu untuk menjadi ibu kota buku sedunia. Tahun ini, UNESCO memilih kota Accra, ibu kota Ghana untuk menjadi ibu kota buku sedunia.

Hal tersebut atas pertimbangan bahwa program yang diusung oleh Accra menjadikan kelompok marjinal, seperti perempuan, pemuda, migran, anak jalanan, dan penyandang disabilitas dengan tingkat buta huruf yang tinggi sebagai targetnya.

Ide perayaan Hari Buku Sedunia awalnya diusulkan oleh seorang penulis dari Spanyol bernama Valencia Vicente Clavel Andrés sebagai wujud penghormatan untuk hari di mana wafatnya penulis Miguel De Cervantes pada 23 April. Kemudian pada tahun 1995, UNESCO secara resmi menetapkan 23 April sebagai Hari Buku Sedunia.

Peresmian tanggal tersebut menjadi Hari Buku Sedunia dilatarbelakangi dengan maksud penghormatan terhadap penulis besar lainnya, seperti  William Shakespeare, William Wordsworth, David Halberstam dan Inca Garcilaso de la Vega yang juga wafat pada tanggal yang sama.

Melalui perayaan Hari Buku Sedunia, UNESCO berharap dapat menjadi motivasi masyarakat dunia untuk mengakses buku-buku sebagai sebuah sumber media untuk mengakses ilmu, pengetahuan, budaya, dan informasi di seluruh dunia.

“Buku adalah kendaraan penting untuk mengakses, menyebarkan, dan mempromosikan pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan informasi ke seluruh dunia,” ujar Audrey Azoulay selaku Direktur Jendral UNESCO dalam situs resmi UNESCO.

(Redaktur tulisan: Naomi Adisty)

Leave a comment