Hits: 359
 Shafna Jonanda Soefit Pane / Aqillah Syahza Non
Pijar, Medan. Pernahkah kamu mendengar olahraga bocce? Bagaimana dengan olahraga boccia? Jika kamu menganggap kedua olahraga itu sama, kamu salah. Keduanya adalah jenis yang sama sebagai olahraga untuk penyandang disabilitas, tetapi dengan sasaran pemain yang berbeda.
Bocce merupakan olahraga yang ditujukan khusus untuk para penyandang tunagrahita. Menurut doktersehat.com, tunagrahita adalah kondisi keterbelakangan intelektual yang disebabkan oleh beberapa faktor terkait yang menyebabkan penderitanya memiliki kecerdasan intelektual di bawah rata-rata. Namun, seiring perkembangannya, olahraga ini dirancang juga untuk para tunanetra.
Sementara itu, boccia merupakan olahraga teruntuk penyandang celebral palsy atau gangguan yang memengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur tubuh. Jangan sampai tertukar, ya!
Kali ini, kita akan fokus pada pembahasan mengenai olahraga bocce. Bagaimana, sih, permainan olahraga ini?
Bocce merupakan olahraga yang cara bermainnya menggabungkan bowling dan biliar, yaitu dengan melemparkan bola dengan warna tertentu untuk menyentuh atau mendekati bola putih yang telah diletakkan di titik yang ditentukan. Bola yang dilempar pemain dan menyentuh atau paling dekat jaraknya dengan palina (bola putih) adalah pemenangnya.
Olahraga ini bisa dimainkan secara tunggal maupun beregu. Setiap pemain diberi delapan bola, empat biru, dan empat merah. Ia harus melemparkan bola bergantian dalam arena persegi panjang dengan ukuran 18 x 3,5 meter. Bola palina diletakkan di sebuah area atau lapangan berumput sebagai sasaran.
Pada arena lapangan terdapat batas untuk pelempar bola. Dua regu yang akan berhadapan bersaing melemparkan bola yang ukurannya lebih besar agar mengenai atau mendekati sasaran. Jarak bola yang paling dekat dengan bola palina itulah yang akan dihitung dalam sistem poin. Untuk poinnya, satu bola yang paling dekat diberi poin satu.
Bocce sendiri tidak hanya sekadar olahraga biasa. Olahraga ini dapat bermanfaat untuk melatih gerakan motorik tangan dan kaki, merangsang saraf, meningkatkan konsentrasi, hingga melatih kerjasama dalam tim.
Selain itu, saat akan melempar bola, posisi pelempar juga dapat melatih kelenturan otot punggung, lutut dan kaki. Olahraga ini juga baik untuk mereka para penyandang tunagrahita, karena salah satu manfaat yang terpenting adalah ketepatan mereka dalam mengambil keputusan.
Dalam praktiknya, para pelatih bocce tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan permainan. Para pemain harus menentukan sendiri, apakah mereka akan melempar bola mendekat ke arah bola palina, atau mereka harus menjauhkannya dari lawan. Mengingat kemampuan mereka yang berbeda dengan orang pada umumnya, maka olahraga ini harus dilatih dengan intensif. Latihan ini pastinya sangat bermanfaat bagi mereka.
Pada Asian Games 2022, bocce memang tidak diperlombakan. Namun, olahraga ini diperkenalkan melalui pameran Sport Industry Exhibition dan sudah mulai dipertandingkan di ajang olimpiade atau acara-acara lainnya.
Contohnya, pada 5 Desember 2021, Special Olympics Indonesia (SOIna) Pekanbaru, menggelar pertandingan bocce ini di Mall SKA Pekanbaru. Melalui mimbarsumbar.id, Wakil Ketua SOIna Provinsi Riau, M. Jaafar, mengatakan bahwa SOIna dan cabang olahraga bocce ini masih kurang dikenal masyarakat. Untuk itu kegiatan SOIna Pekanbaru ini tepat untuk menyebarluaskan informasi mengenai SOIna dan olahraga bocce.
Olahraga bocce diharapkan dapat semakin banyak dipertandingkan dan dikenal oleh masyarakat luas agar semakin mendapat banyak sorotan. Bocce memiliki manfaat yang sangat baik untuk para penyandang tunagrahita.
(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)