Hits: 55
Shefira R. Manany / Alya Rizky Fitriani
Pijar, Medan. Komunitas kemanusiaan beragam dalam skala dan ruang lingkup. Mereka dapat menjadi organisasi besar yang beroperasi di tingkat internasional, maupun menggaet para sukarelawan setempat. Namun, yang menjadikan mereka serupa adalah niat mereka untuk membantu sesama manusia.
Salah satu komunitas kemanusiaan yang hadir di masyarakat yaitu Tersalur Medan. Tersalur Medan merupakan anak Non-Profit Organization (NGO) dari Tersalur pusat, yang berfokus untuk memanusiakan manusia melalui penyaluran rasa kemanusiaan. Tersalur Medan menyalurkan tujuan yang mulia tersebut ke berbagai wilayah dengan bentuk penggalangan donasi. Meski begitu, Tersalur Medan tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga meningkatkan solidaritas sesama dengan tujuan mencapai kesejahteraan yang merata.
Tersalur Medan memiliki fokus untuk bergerak atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kota Medan dengan memberikan uluran tangan kepada orang-orang yang terkena dampak atas suatu peristiwa secara langsung. Namun, komunitas ini ternyata tidak hanya eksis dalam membantu sesama manusia, tetapiu juga hewan. Hal ini terbukti dari kerja sama yang terbentuk antara Tersalur Medan dengan salah satu komunitas pecinta kucing untuk melaksanakan Cat Feeding Project.
Melalui aksi nyata dari Tersalur Medan, setidaknya sudah terdistribusi donasi sebesar Rp2.000.000 untuk “Donasi Sembako untuk Tenaga Kerja” batch 1 ketika Covid-19 mewabah pada tahun 2020 silam. Hal ini terus berlanjut yang ditandai dengan dibuka kembali donasi untuk gerakan #MedanUntukTenagaMedis batch 2. Tidak berhenti pada bantuan untuk para tenaga medis, Tersalur Medan juga pernah membuka donasi dana untuk panti asuhan di bulan Ramadhan.

(Sumber Foto: Instagram @tersalur.medan)
Baru-baru ini, Tersalur Medan menjalin kerja sama dengan salah satu komunitas peduli disabilitas, yang bernama Weall.able, untuk memberi pemahaman bahwa penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama dengan yang bukan penyandang disabilitas. Hal ini terealisasi melalui Challenge Bahasa Isyarat, yang mana challenge ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memperkenalkan diri dengan bahasa isyarat.
Selagi challenge ini berlangsung, Tersalur Medan yang berkolaborasi dengan Weall.able juga membuka donasi untuk mendukung pelaksanaan campaign disability awareness di Sekolah Luar Biasa (SLB) Al-Azhar Medan. Tersalur Medan banyak sekali mengambil peran sebagai penyalur ataupun jembatan antara donatur dan penerima manfaat, menjadikannya aksi nyata dari visi dan misi komunitas itu sendiri.
Tak hanya berfokus pada isu kemanusiaan, Tersalur Medan juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui misi-misi dan aksi-aksinya. Nabila, Wakil Ketua Tersalur mengatakan bahwa fokus Tersalur Medan adalah poin ke-3, 5, dan 8 dari SDGs.
“Cara kami untuk merealisasikan tujuan kami, kami selalu bersandar pada SDGs. Pertama kali kami harus nentukan dulu untuk kepengurusan tahun ini kami mau berfokus ke SGDs yang mana, lalu kami akan buat project-project yang akan berkenaan dengan fokus-fokus yang sudah ditentukan. Kita punya tiga fokus yang dijalankan, yaitu good health & wellbeing, quality education, dan decent work & economic growth,” ujar Nabila pada Selasa (17/10/22).
Tersalur sendiri memiliki filosofi pada warna dan bentuk logonya. Warna merah melambangkan keberanian sebagai garda terdepan untuk menyalurkan dana ke setiap peristiwa. Hijau melambangkan sang donatur sebagai pahlawan kemanusiaan, serta orange melambangkan manusia-manusia yang tengah berjuang atas suatu peristiwa.
Bentuk dari logo Tersalur sendiri berupa tiga tangan yang saling berpegangan dan menopang satu dengan yang lainnya, membentuk jantung sebagai simbol perjuangan terhadap kegiatan kemanusiaan. Sekaligus, menjadi analogi dari kegiatan mulia yang menjadi tujuan utama dari komunitas ini.
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)