Hits: 116
Dheandra Hanani Nalsalitha br Meliala
Pijar, Medan. Tanah liat atau yang bisa disebut dengan lempung biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan guci dan kerajinan tangan lainnya. Tapi, bagaimana jika tanah liat atau lempung ini menjadi bahan utama dalam pengolahan camilan? Yup, camilan itu dinamai ampo.
Ampo adalah camilan tradisional dari pulau Jawa khususnya daerah Tuban. Camilan yang merupakan salah satu dari beberapa makanan turun-temurun ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, kurang lebih 350 tahun silam. Makanan tradisional Tuban ini terbuat dari tanah liat asli tanpa campuran bahan apa pun. Tanpa telur, tepung roti, atau bahan pelengkap lainnya. Namun, tanah liat yang digunakan benar-benar steril dan belum terkontaminasi kotoran apa pun. Tanah yang digunakan adalah jenis tanah latosol.
Ampo biasanya dikonsumsi sebagai camilan bagi masyarakat Tuban, terutama bagi ibu hamil. Masyarakat Tuban mempercayai bahwa dengan mengkonsumsi olahan tanah liat berfungsi untuk menguatkan kandungan. Selain itu, camilan ekstrem ini juga dipercayai dapat menyembuhkan penyakit perut dan membuat perut dingin.
Namun, apakah olahan tanah liat ini benar-benar aman untuk dikonsumsi? Dilansir dari idntimes.com, Sera Young yang berasal dari Cornell University, New York telah melakukan penelitian terkait hal tersebut. Ia mendapati bahwa secara ilmiah makanan dari tanah liat aman dan menyehatkan.
Siapa yang tak kenal dengan astor? Ampo jika dilihat sekilas menyerupai remahan astor dengan warna hitam pekat. Bentuk ampo khas Tuban ini sangat abstrak karena proses pembuatannya dengan cara menyerut tanah liat yang sudah dipadatkan. Hasil serutannya harus benar-benar tipis. Bukan hanya di Tuban, kuliner ini juga menjadi makanan tradisional di Cirebon. Perbedaannya terdapat pada bentuknya. Ampo khas Cirebon berbentuk lonjong dengan lubang ditengahnya. Namun, cita rasa keduanya tetap sama
Jika kamu mencicipi camilan ini maka kamu akan mendapatkan esensi gurih yang dihasilkan dari tanah liat yang diasapi. Selain itu, kamu juga akan mendapati rasa pahit yang tertinggal di gigitan terakhir camilan ekstrem ini. Gurih dan pahitnya ampo sangat cocok disandingkan dengan seduhan teh ataupun kopi. Mengonsumsi camilan ini sama seperti memakan keripik, karena kamu akan mendengar suara “krenyes” dari renyahnya camilan ini. Uniknya lagi, ada penyebutan tersendiri bagi pecinta olahan makanan dari tanah liat ini yakni geofogi.
Semakin penasaran bukan dengan camilan satu ini. Jika ingin mencicipinya kamu bisa langsung berkunjung ke Tuban. Masyarakat Tuban sudah sangat mengenal tanah mana yang cocok untuk diolah. Masyarakat Tuban sangat lihai dalam pengolahan camilan berbahan dasar tanah liat ini. Jadi, kamu gak perlu ragu untuk mencicipi camilan ekstrem ini.
Kedengaran unik bukan, tetapi karena semakin menjamurnya fast food dan makanan kekinian lainnya, kehadiran ampo seakan tenggelam, eksistensinya mulai tergeser dan keberadaannya hampir punah. Jadi, mungkin sedikit sulit untuk Sobat Pijar jika ingin mencari makanan ini.
(Redaktur Tulisan: Muhammad Farhan)