Hits: 76
Samuel Sinurat
Pijar, Medan. Hari Aksara Internasional adalah momen yang akan selalu diingat masyarakat global betapa pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Literasi dan aksara di masyarakat menjadi salah satu tolak ukur sebuah negara dapat dikatakan negara maju atau berkembang.
Hari Aksara Internasional terjadi pertama kali di tahun 1967 dan dicetuskan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Organisasi ini menjadikan Hari Aksara Internasional sebagai agenda wajib demi menuju masyarakat global yang sadar melek huruf sehingga literasi media bisa dilakukan secara berkesinambungan.
![](https://mediapijar.com/wp-content/uploads/2021/09/baca-buku.jpg)
Peringatan hari Aksara diawali dengan tingginya kasus buta huruf yang dialami masyarakat global di seluruh negara di dunia saat itu, terkhusus di negara berkembang. Namun bukan hanya di negara berkembang saja, melainkan negara maju seperti Amerika pun turut mengalami hal serupa. Negeri Paman Sam sendiri pernah mencatat jumlah orang dewasa Amerika yang mengalami buta huruf sebanyak 32 juta jiwa. Permasalahan inilah yang menjadi poin penting. Sebab, literasi sangat diperlukan demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat kala itu.
Melansir laman National Today, dibahaslah permasalahan literasi pada konferensi bertajuk “World Conference of Ministers of Education on the Eradication of Illiteracy” yang diadakan di Teheran, Iran pada tahun 1965. Tahun berikutnya, UNESCO memimpin dan mendeklarasikan 8 September sebagai Hari Aksara Internasional atau International Literacy Day. Peringatan ini bertujuan mengingatkan komunitas global tentang pentingnya literasi bagi individu, komunitas, dan masyarakat, serta sebagai upaya menuju masyarakat yang lebih melek huruf untuk menciptakan kesejahteraan dunia.
Setelah konferensi itu dilaksanakan, komunitas global mulai menggerakkan betapa pentingnya literasi bagi masyarakat global di seluruh penjuru bumi. Pemerintah, sekolah, hingga masyarakat seluruh dunia ikut berpartisipasi dalam kegiatan literasi ini.
Pada 2017, literasi mulai difokuskan menjadi literasi berbasis digital. Literasi berbasis digital bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat global serta menyadarkan pentingnya gerakan literasi aksara dilakukan. Pada masa ini, literasi berbasis digital sangat diperlukan untuk mengurangi masyarakat global yang buta huruf.
Di era digital sekarang ini menuntut adanya kemampuan literasi digital demi terwujudnya masyarakat global yang memiliki keterampilan literasi digital. Adanya Hari Aksara Internasional ini diharapkan menyadarkan semua pihak untuk bersinergi dan saling membantu serta mendukung gerakan masyarakat global untuk bebas buta huruf.
(Redaktur Tulisan: Rassya Priyandira)