Hits: 26

Chairunnisa Asriani Lubis/Arsy Shakila Dewi

Pijar, Medan. Anak adalah suatu anugerah terindah yang hadir di tengah kehidupan orang tua. Di mana dengan kehadiran seorang anak, kehidupan akan jauh berubah dari yang serba sembrono menjadi lebih beraturan, dari yang merasa sepi akan terisi dengan momen-momen indah tentang anak. Kehadiran anak juga menjadi tanggung jawab yang harus diemban oleh orangtua. Semua pemula dalam hal menjadi orangtua.

Pengasuhan terdiri dari kata dasar “asuh” yaitu menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil. Pola pengasuhan pada anak sangat mempengaruhi dalam memenuhi kebutuhan kasih sayang sang anak terlebih di kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Maka dari itu, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan webinar nasional parenting pada Sabtu (12/12) pukul 08.00-11.30 WIB melalui platform Zoom meeting.

Webinar yang digelar dalam rangka milad ke-19 Fakultas Kedokteran UII ini mengambil tema “Pengasuhan Anak di Masa Pandemi”. Dimoderatori oleh dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi. sebagai salah satu dosen di Fakultas Kedokteran UII, webinar juga mendatangkan pemateri yang ahli dalam ilmu parenting. Pemateri pertama yaitu dr.H.Agus Taufiqurrahman, M.Kes, Sp.S. yang merupakan Dokter Spesialis Saraf, Dosen FKUII, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemateri kedua adalah Bunda Elly Risman Musa, Psi sebagai Psikolog Senior, Pakar Parenting, dan penulis Buku Parenting Bestseller.

Baik dari pemateri pertama dan kedua membawakan tema mengenai pengasuhan anak di masa pandemi, namun ada yang berbeda dari keduanya. Dalam webinar ini, dr.H.Agus Taufiqurrahman menyampaikan tema pengasuhan anak di masa pandemi dari aspek agama dan neurosains. Ia mengatakan bahwa covid-19 tidak hanya berdampak pada ekonomi, kesehatan, dan lain-lain tetapi juga berdampak pada hubungan dalam keluarga. Di mana sebenarnya Covid-19 terdapat berkah tersendiri. Ia memaparkan hal ini terkait bahwa sebelum pandemi banyak orangtua yang pergi bekerja saat anak belum bangun dan pulang kerja saat anak sudah tidur. Dikarenakan adanya pandemi, orangtua bekerja work from home dan memiliki lebih banyak waktu bersama anak.

Pemaparan pemateri pengasuhan anak di masa pandemi oleh pemateri di Webinar Nasional Parenting FK UII pada Sabtu (12/12) melalui zoom. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)

“Jangan sampai Covid-19 membuat kualitas keluarga menjadi menurun. Justru harus lebih meningkat. Para orangtua saat ini diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk lebih dekat dengan anak-anaknya,” ucap dr.H.Agus Taufiqurrahman.

Menurut dr.H.Agus Taufiqurrahman ada beberapa cara dalam pengasuhan anak di kondisi saat ini. Pertama, tetap ajarkan anak tentang salat dan agama karena mereka tetap perlu bersyukur walau berada di kondisi pandemi saat ini. Kedua, didik anak dengan lembut dan penuh kasih sayang karena situasi ini juga memungkinkan orangtua butuh emosi yang positif. Ketiga, buatlah anak betah di rumah dengan menjadi teladan bagi mereka.

“Jangan sampai karena mengajarkan anak dari rumah kita jadi hilang kesabaran. Anak yang sering dimarahi, pertumbuhannya akan terganggu. Maka cintailah anak dengan tulus,” tutup dr.H.Agus Taufiqurrahman dalam sesinya.

Sesi kedua Bunda Elly menyampaikan materi pengasuhan anak di masa pandemi saat orangtua work from home dari aspek psikologi. Bunda Elly memiliki penyampaian yang unik dalam menyampaikan materi. Ia melakukan two ways communication dengan peserta webinar sehingga materi menjadi lebih asik dan menyenangkan.

“Sebenarnya pola pengasuhan pada anak itu seperti kebiasaan. Atau bisa dikatakan kenangan yang menjadi kebiasaan. Karena bagian kepribadian kita terdiri dari cara berfikir, ucapan, dan tindakan pada waktu kanak-kanak. Apa yang dulu kita alami kita perbuat lagi kepada anak kita seharusnya tidak begitu,” tutur Bunda Elly.

Bunda Elly menjelaskan 3 (tiga) jenis inner child yaitu free child (kreatif senang), adaptive (penurut / bekerjasama), dan rebellious (rewel, ngambek, marah-marah). Asuh anak dengan jenis pertama dan kedua. Inner child pertama di mana hal-hal senang yang dulu dialami. Misalnya, bermain dikebun dan lainnya. Inner child kedua di mana anak menjadi penurut tapi kita sebagai orangtua tetap bisa bekerja sama dengan anak.

Webinar ini diikuti oleh peserta yang dominan telah menjadi orangtua karena materi yang disampaikan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam mengasuh anak pada situasi seperti ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa webinar ini memiliki manfaat bagi mahasiswa yang mengikutinya, dikarenakan mahasiswa sejatinya akan menjadi orangtua dimasa depan. Peserta kurang lebih berjumlah 1000 orang dan memiliki antusiasme yang tinggi dapat dilihat dari sesi tanya jawab dengan pemateri yang ada.

Dengan adanya webinar ini diharapkan bisa merubah pola pengasuhan orangtua pada anak yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik lagi. Baiknya, kondisi  pandemi  Covid-19 dipandang secara positif untuk lebih meningkatkan kedekatan hubungan keluarga antara orangtua dengan anaknya.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

 

Leave a comment