Hits: 792

Kelly Kidman Salim

Pijar, Medan. Terdapat kabar bahwa kantin di sekitar area Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) ditemukan sudah dalam keadaan kosong baru-baru ini. Kantin tersebut merupakan salah satu tempat yang dapat dijadikan opsi oleh para mahasiswa, untuk mendapatkan makanan dengan menu yang beragam dan harga yang terjangkau.

Menurut keterangan dari petugas keamanan di sekitar kantin itu, proses penutupan telah dilakukan pada masa pergantian semester. Kantin sudah ditutup total, tidak ada lagi gerai-gerai yang tersisa di daerah tersebut.

“Kantin itu sudah tutup, kemarin tiba-tiba sudah kosong saja tidak bersisa. Kami yang bertugas di sini juga tidak diberi informasi apa-apa,” ujar salah satu petugas.

Kantin yang biasanya ramai oleh penjual dan pengunjung itu kini sepi tanpa ada fasilitas apa pun di dalamnya. Hal ini mulai diketahui oleh para mahasiswa saat kembali beraktivitas setelah libur pergantian semester. Timbul pertanyaan-pertanyaan mengapa kantin ini tidak beroperasi lagi.

Berdasarkan pernyataan Winda, salah satu staf dalam Biro Pengelolaan Aset dan Usaha di USU, ditutupnya kantin tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Rektor USU, Muryanto Amin.

“Kami hanyalah pelaksana. Kantin tersebut akan diperbarui menjadi kantin berstandar internasional, karena kita tahu bahwa kampus sedang proses internasionalisasi. Banyak fasilitas kampus yang bahkan masih jauh dari standar nasional. Jadi, Pak Rektor mengambil tindakan dari bawah termasuk perubahan kantin tersebut, agar nanti lebih bagus dan tiap penjual punya tempatnya masing-masing,” terang Winda.

Adanya rencana perubahan kantin di Perpustakaan USU yang awalnya sederhana menjadi berstandar internasional ini menimbulkan berbagai respon dari mahasiswa.

Terkait perubahan kantin ini, salah satu mahasiswa USU merasa khawatir kehadiran kantin berstandar internasional tidak maksimal jika tidak menjangkau keseluruhan mahasiswa dan berharap meskipun bertaraf internasional, harga yang diberikan terjangkau serta nyaman.

“Menurut aku sih, bakal kurang yah, kalau jadi standar internasional gitu. Takutnya, jadi enggak bisa reach semua mahasiswa. Itu kantin kan pasti ramai karena makanannya beragam, murah, terus homey juga karena ada warung nasi masakan rumahan gitu. Kalau diubah gitu kesannya malah kayak lebih pentingin akreditasi daripada kenyamanan mahasiswanya. Semoga enggak mahal-mahal deh,” tutur Vania, mahasiswi Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

Meskipun demikian, perubahan kantin perpustakaan tersebut juga disambut baik oleh mahasiswa.

“Untuk sementara emang kesulitan sih beli makanan karena ditutup, soalnya emang enak buat makan bareng sama teman tanpa harus beli di luar. Tapi, bagus banget kalau beneran mau direnov sampe standar internasional, keren gitu. Jadi, gapapa deh, kami sabar dulu,” ungkap Cindy, mahasiswi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi dari Fakultas Ilmu Budaya

Para mahasiswa tentunya ingin agar kantin di sekitar area Perpustakaan USU tetap dapat beroperasi. Adanya perubahan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi para mahasiswa, penjual, dan pihak universitas.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment