Hits: 43

Reporter Pijar / Alvira Rosa Damayanti

Pijar, Medan. Pemilihan Raya (Pemira) USU 2020 kembali digelar meski dalam situasi pandemi. Keputusan KPU USU untuk melangsungkan Pemira dengan sistem daring alias e-voting dianggap menjadi solusi di situasi yang mengharuskan ‘jaga jarak’.

Dengan berlangsungnya agenda Pemira, sampai kini KPU telah mengumumkan dua paslon yang akan bertarung di panggung politik kampus. Salah satu paslon tersebut kembali diusung oleh KAM tunggal yang pada Pemira sebelumnya merupakan pemenangnya.

KAM Rabbani mengusung Aldho Syahputra Sinaga dan M. Prayoga Rengkuh Prantara yang pada Pemira 2020 mendapatkan nomor urut 2. Yang akan bertarung melawan Muhammad Rizki Fadillah dan Anas Alfarizi yang mendapatkan nomor urut 1.

Aldho Syahputra, yang kini menjabat sebagai calon presiden mahasiswa Universitas Sumatera Utara, merupakan salah satu mahasiswa jurusan Matematika Fakultas MIPA Stambuk 2016.  Sedangkan M. Prayoga selaku calon wakil presidennya, merupakan salah satu mahasiswa jurusan Hukum Fakultas Hukum Stambuk 2017.

Kandidat nomor urut 2 yang memiliki visi slogan ‘Eskalasi karya, bergerak bersama untuk USU, dan Indonsia’, memiliki 6 poin fokus utama yang mereka jadikan sebagai misi memajukan Universitas Sumatera Utara. adapun keenam poin tersebut ialah :

Misi :

  1. Eskalasi sinergi dan kolaborasi internal serta ekseternal.
  2. Eskalasi prestasi dan minat bakat mahasiswa yang kretif dan inovatif.
  3. Eskalasi peran dan partisipasi aktvitas akademika dengan semangat kekeluargaan.
  4. Eskalasi advokasi yang solutif.
  5. Eskalasi pergerakkan mahasiswa yang proaktif dan dinamis dengan semangat intelektual.
  6. Eskalasi pengabdian masyarakat yang berdampak dan berkelanjutan.

Tidak hanya itu, pasangan calon nomor urut 2 Aldho–Yoga, juga memiliki program kerja unggulan yang ikut mereka utarakan, diantaranya :

  1. Sultan USU
  2. USU Expo
  3. Ruang ASA (Alumni dan Mahasiswa)
  4. Kita Serasi (Sobat Serap Aspirasi)
  5. Kopasu (Komando Pergerakan USU)
  6. Abdi USU

Berbeda dari kabinet sebelumya, yaitu kabinet ‘Ambil Peran’ kata bergerak bersama dalam ‘Eskalasi Karya’ tentunya melibatkan mulai dari paguyuban, organisasi, mahasiswa, UKM, mahasiswa berprestasi, dan sebagainya untuk membangun USU dan Indonesia.

“Ekskalasi sendiri bermakna peningkatan, yang berarti hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” ungkap Yoga via WhatsApp (11/11).

Menurut Aldho, walaupun USU sudah masuk kedalam 13 besar ‘Pemeringkatan Ristekdikti’, tetapi tetap saja masih banyak kekurangan serta keresahan yang disampaikan oleh para mahasiswa.

“Maka untuk itu, hal inilah yang menjadi fokus utama paslon 2 untuk menciptakan perubahan-perubahan yang lebih baik lagi untuk Universitas Sumatera Utara,” jelas Aldho via WhatsApp (11/11).

Terkait hal ini, setidaknya terdapat lima KAM yang turut andil di dalam pemira. Namun hanya satu yang mengusung paslon 2, yakni KAM Rabbani. Sedangkan KAM Perubahan, KAM Madani, dan KAM Reformasi mengusung paslon nomor urut 1 dan hanya KAM Reformasi yang memilih untuk independen.

“Kami  itu diusung KAM Rabbani, gaada KAM lain,” tambah Aldho.

Mengenai KAM Rabbani sendiri, diketahui bahwa KAM Rabbani adalah KAM yang selama dua tahun berturut-turut memenangkan pemilihan suara dengan para kandidat yang mereka angkat memegang perolehan suara terbanyak.

Ibnu Agung Perdana Harahap, selaku anggota DPW KAM Rabbani, mengatakan bahwa dalam penentuan calon, KAM Rabbani benar-benar memilihnya dengan tahapan-tahapan yang serius.

“KAM Rabbani memiliki salah satu yang namanya sinergi. Sinergi ini kita lihat diberbagai fakultas. Jadi kita benar-benar serius untuk menaikkan dan memperkenalkan KAM Rabbani di USU,” ungkapnya.

“Memilih calon juga melalui seleksi, jadi kita benar-benar gak pecah suara,” tambahnya Ibnu (5/11).

Menyahuti penuturan mengenai sinergi KAM Rabbani, Aldho sendiri mengaku bahwa KAM Rabbani begitu berperan besar dalam mewadahi serta membimbing dirinya untuk terjun ke dunia politik kampus. Berhubung ia juga pernah menduduki posisi ketua di bidang observasi strategi dan komunikasi, pada KAM Rabbani FMIPA 2019.

Menanggapi KPU

Mengarah kepada pemira online (6/11) kemarin, KAM Rabbani pun turut mengatakan bahwa KPU sudah  menjalankan  peran sesuai fungsinya, dengan melaksanakan pemira secara jujur dan adil.

“Saya belum melihat adanya isu-isu yang beredar bahwasannya KPU USU berpihak kepada salah satu paslon. Itu saya rasa udah cukup adil karena KPU itu menjalankan sesuai fungsinya, untuk melaksanakan pemira secara jujur dan adil gitu,” ungkap Ibnu.

Namun, berbeda dengan tanggapan yang dilontarkan oleh capres dan cawapres paslon 2. Saat mereka ditanya mengenai apakah Pemira yang dilakukan sudah merangkup poin jujur, adil, dan transparan. Mereka sama-sama mengatakan bahwa pemira belum merangkup ketiga hal tersebut.

“Jadi secara konteks transparan, juga belum ada transparasi dari KPU USU, PSI, juga BKK. Bagaimana suara yang masuk, bagaimana akhirnya nanti suara yang tidak sah itu difilter.  Jadi saya kira sistem dan juga mekanisme kita itu belum siap,” ungkap Aldho.

Namun untuk kedua poin lainnya, yakni jujur dan adil. Aldho kembali mengungkapkan, “Saya rasa, jujur dan adil ini poin-poin yang mengikuti transparansi tadi. Jadi apabila transparansi ini sudah dibukakan, kita dapat mengetahui data-datanya seperti apa, kesiapan seperti apa, dan juga kita bisa melihat secara langsung bagaimana sistem bekerja itu akan mengikuti poin jujur adil tadi. Kalau kita belum mendapatkan poin transparansinya dan belum ada rasa kepercayaannya maka poin jujur dan adil itu belum bisa kita dapatkan”.

Disisi lain, Yoga juga kunjung memberikan tanggapannya terkait ketiga poin tersebut. Salah satunya terkait poin transparansi. “Sebanarnya kurang transparan menurut saya karena penempatan saksi yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam PSI dan hanya boleh hadir pada pukul 5 untuk penyerahan hasil. Padahal, saksi harus ada mulai dari pemungutan suara sampai penyerahan suara,” ungkapnya.

Kendati demikian, menurut Yoga terhitung hal ini merupakan pemira yang dilakukan pertama kali secara online, pekerjaan dari KPU sudah patut untuk kita apresiasi .

“KPU juga sudah patut kita apresiasi karna bisa menjalankan, walaupun di kondisi yang serba sulit sebenarnya. Yang penting kita kawal bersama bagaimana ke depannya. KPU juga sudah melakukan simulasi jadi kita bersama-sama membantu mensukseskan, kalaupun gagal dan kesannya terburu-buru kita mengambil hikmahnya saja,” tutup Yoga diakhir wawancara.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment