Hits: 582
Meylinda Pangestika Gunawan
“Untuk setiap kamu, impian kamu, harapan dan cita-cita,
….yang selalu layak untuk di perjuangkan.” – Donny Dhirgantoro
Pijar, Medan. Siapa yang tidak mengenal Donny Dhirgantoro? Penulis buku best seller yang ada di Indonesia. Penulis buku legendaris 5 cm yang bercerita tentang anak bangsa dalam ikatan persahabatan. Setelah 15 tahun lamanya tidak menerbitkan buku, akhirnya tahun ini Donny Dhirgantoro kembali menerbitkan bukunya. Sebuah sekuel dari 5 cm yang memiliki judul menarik dan puitis.
Tepat pada 17 agustus 2020, lahirlah buku Donny yang berjudul ‘5 cm: aku, kamu, samudera, dan bintang-bintang’. Sekuel ini mengisahkan tentang perjalanan lima sahabat setelah kembalinya dari Mahameru, tentang lelah perjalanan dalam menghadapi dogma-dogma masyarakat yang kian membelenggu, dan juga tentang perjalanan dalam proses pendewasaan diri.
Lima orang anak manusia yang kembali menghadapi realitas kehidupan. Genta yang sibuk dengan bisnisnya, Riani yang kembali dengan rutinitas kantor yang padat, Arial yang mulai menjalankan bisnis orangtuanya, dan Ian yang ditarik kerja dengan dosen pembimbingnya yang mana haram hukumnya nama dosen tersebut di gabung, Sukonto Legowo. Sedangkan Zafran? Ia masih terjebak dalam utopianya—sedang dalam tahap berusaha mencari irisan antara utopia dan realitas.
Karena persahabatan yang sejati tak pernah memberi alasan untuk meminta, ia hanya terus memberi. Sahabat adalah orang asing yang datang dan menetap di hati, kadang tanpa alasan yang jelas pun kadang kita tidak ada. Sahabat hanya seorang yang selalu ada buat kita, tanpa balas, tanpa pernah diminta. – Hlm. 43
Genta menyukai Riani, Riani menyukai Zafran, kisah cinta dalam persahabatan. Terbiasa menerima cerita bahwa cinta dalam persahabatan membuat persahabatan yang dibangun akan hancur. Tetapi, di buku ini kita mendapat banyak sudut pandang dalam kisah persahabatan. Tidak selamanya mencinta dalam persahabatan akan berakhir tragis.
Nyari irisan utopia sama realitas aja susah, belum diganggu sama utopia sosial yang menurut mereka kebahagiaan itu kolektif. Tidak ada kebahagiaan pribadi, menurut norma dan dogma yang mereka bangun sendiri itu semua kebahagiaannya sama. Padahal kan bahagianya setiap orang itu kan beda-beda. Contohnya nih ya, pertanyaan-pertanyaan ‘kapan’ itu gak ada habisnya, kayaknya hidup buat ngelayanin dogma-dogma bikinan masyarakat aja. – Hlm. 48
Baca buku ini, serasa bercermin sama kehidupan nyata kita. Kita diajak untuk berpikir kritis, bertanya pada diri sendiri apa sebenarnya impian kamu. Bagaimana merasakan dan menghadapi masa quarter-life crisis setelah kuliah. Menerima susah dan beratnya proses dalam kehidupan dewasa.
Heart warming, dua kata yang menjabarkan buku ini. Buku ini merupakan paket komplit untuk kalian pecinta genre romance, family, persahabatan, petualangan, non-fiksi, fiksi, dan banyak lagi yang akan ditemui.
Membaca buku sekuel 5 cm ini, kita akan diajak berpikir. Kita diajak untuk berjalan-jalan mengenal Indonesia. Kita belajar bahwa mimpi merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. Tidak ada salahnya bermimpi, yang salah adalah kita tidak pernah memulai memperjuangkan mimpi kita.
Novel ini memiliki alur cerita yang membuat pembaca penasaran seperti apa, bagaimana, kapan, dan dimana kisah persahabatan lima sahabat dapat terbentuk. Novel ini juga menunjukkan bahwa asal cinta tak melulu tentang dua orang yang berbeda gender. Cinta dapat berasal dari keluarga bahkan dari sahabat yang akan selalu menemani kita.
(Editor: Lolita Wardah Srg)