Hits: 10

Lolita Wardah

Pijar, Medan.  Historia.id mengadakan webinar dengan tema  “Bung Karno Berdiri di Aljazair.” Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (16/06) melalui platform Zoom dan kanal Youtube. Webinar ini dipimpin oleh Bonnie Triyana selaku Pemimpin Redaksi dari Historia.id dan mengundang pembicara Safira Machrusah sebagai Duta Besar RI untuk Aljazair, Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat, dan Dolorosa Sinaga sebagai seniman.

Monumen Bung Karno akan diresmikan pada tanggal 18 Juli mendatang di Ibu Kota Algiers, Aljazair. Adanya monumen ini sebagai bentuk persahabatan antara Aljazair dengan Indonesia. Dimana Indonesia memiliki dukungan besar atas upaya kemerdekaan Aljazair melalui penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.

“Menurut masyarakat Aljazair, masyarakat indonesia itu baik sekali. Hal itu dilihat salah satunya saat umroh atau haji. Mereka menyampaikan kepada saya, bahwa masyarakat indonesia begitu baik sekali, begitu teratur, dan saling-menolong kepada kami padahal tidak pernah kenal sebelumnya. Itu yang dikatakan salah satu masyarakat Aljazair kepada saya,” ungkap Safira Machrusah.

Nama Sukarno tidak perlu diragukan lagi eksistensinya, tak hanya dalam negeri namun luar negeri juga mengagumi sosok Presiden Republik Indonesia pertama ini. Salah satunya dibuktikan adanya patung Bung Karno di Meksiko, nama beliau juga diabadikan di beberapa tempat seperti Jalan Ahmed Soekarno di Mesir, Soekarno Square Khyber Bazar di Pakistan, dan banyak negara lainnya.

Peran Sukarno juga tak luput dari salah satu penggagas Konferensi Asia-Afrika. Dolorosa Sinaga sebagai seniman yang merancang patung Soekarno mengungkapkan bahwa teknik yang ia gunakan dalam merancang patung Soekarno berbeda dari patung-patung Yunani klasik.

“Saya membangun patung ini tidak menggunakan teknik modeling, itu pilihan saya. Karena teknik modeling itu dengan tanah liat terlalu sering. Jadi saya membangun konstruksi yang disetiap tubuhnya ada lempengan-lempengan besi yang tidak menyatu yang memberi kesan bahwa setiap bidang kecil itu independen,” ungkapnya

Dalam dikusi ini Ridwan Kamil juga menyampaikan bahwa nantinya monumen ini tidak hanya sebuah patung saja, namun setiap yang melihatnya maka akan mendapat pencerahan atau ilmu tersendiri. “Jadi nanti disekitaran monumen Bung Karno ini ada terdapat pancasila dalam bahasa Aljazair, terus nanti mereka bisa sekalian belajar pancasila. Sehingga nanti pengunjung tidak hanya sekadar melihat lalu pulang, namun ada ilmu yang bisa dibawa.”

Diskusi ini ditutup dengan lagu yang diciptakan oleh Safira selaku Duta Besar RI untuk Aljazair yang berjudul Al-Ghani, Kaulah Maha Pemberi. Beliau menyatakan bahwa terciptanya lagu ini karena situasi pandemi saat ini yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dan lagu ini dipersembahkan juga untuk peresmian monumen Bung Karno di Aljazair.

Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang

Leave a comment