Hits: 34
Indah Ramadhanti
Pijar, Medan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara (FISIP USU) kembali mengadakan International Conference on Social & Political Development (ICOSOP) yang ketiga kalinya pada (14/11). Bertemakan “Social Engineering Governance for People, Technology, and Infrastucture in Revolution Industry 4.0”, acara ini diselenggarakan mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB di Santika Dyandra Hotel, Medan.
ICOSOP 2019 diawali dengan kata sambutan dari Dekan FISIP USU, Dr. Muryanto Amin, M.Si., diikuti oleh Sekretaris Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat (BKS PTN), Dr. Ir. E.S. Halimi, M.Sc., dan dilanjutkan oleh Wakil Rektor II USU, Prof. Dr. dr. Muhammad Fidel Ganis Siregar, M.Ked. (O.G.), Sp.O.G.(K.). Penyampaian kata sambutan ini ditutup dengan pemukulan gong sebagai simbolis peresmian pembukaan kegiatan ICOSOP 3.
ICOSOP 3 ditujukan untuk menyebarkan berbagai macam hasil penelitian dan kajian yang dilakukan oleh dosen-dosen dari berbagai macam universitas. Konferensi ini diikuti oleh 140 peserta dari berbagai macam universitas asal Indonesia dan juga universitas luar negeri.
“Para peserta yang mengirim artikel ada 81 orang dan untuk peserta BKSPTN lebih dari 30 orang. Pembukaan konferensi ada 150 orang yang diundang dan lebih dari 140 peserta turut hadir pada saat pembukaan tersebut,” ucap Drs. Hendra Harahap, M.Si., Ph.D., selaku Wakil Dekan III FISIP USU dan Wakil Penanggung Jawab ICOSOP 2019.
Menghadirkan Prof. Dr. Andreas Ufen dari GIGA Institute of ASIAN Studies asal Jerman, Prof. Madya. Dato’ Dr. P. Sundramoorthy dari Universiti Sains Malaysia, dan Prof. Dr. Irwan Abdullah dari Universitas Gadjah Mada sebagai invited speakers, para peserta tampak semakin tertarik dengan rangkaian kegiatan ICOSOP 2019.
Para peserta ICOSOP 2019 terbilang aktif. Hal ini ditandai dengan aktifnya para peserta melakukan tanya jawab dengan para pembicara, terkhusus kepada Prof. Dr. Andreas Ufen yang membahas tentang populism.
Tidak hanya konferensi, ICOSOP 2019 turut mengadakan Parallel Session presentasi penelitian sebagai bagian dari rangkaian acara. Melalui kegiatan ini, nantinya diharapkan dapat membantu para peneliti dalam menyebarluaskan hasil dari penelitian yang telah dibuat.
Salah satu peserta Parallel Session mengatakan bahwa acara ini baik, karena ia sendiri diberikan fasilitas yang bagus, seperti di jemput dari bandara dan langsung diantarkan ke hotel. Namun, untuk pendaftaran sebagai peserta Parallel Session terdapat kendala yaitu tidak adanya narahubung yang bisa dihubungi.
“Saya kan daftarnya sendiri, tidak bersama dengan Dekan saya yang kebetulan juga peserta BKS PTN. Jadi, kurang informasi karena tidak ada contact person untuk pendaftaran dan sebagainya,” ucap Reni Juliani salah satu peserta Parallel Session asal Universitas Teuku Umar, Aceh. “Untuk kedepannya, contact person itu memang diharuskan, ada kayak gitu,” lanjutnya.
Sebelumnya, acara ini telah mengundang Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P dan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. sebagai keynote speaker. Namun, beliau berhalangan untuk hadir dikarenakan agenda mendadak. “Dua hari terakhir sebelum acara, mendadak para menteri dipanggil oleh presiden dikarenakan adanya kegiatan bersama presiden,” ucap Hendra Harahap.
Meskipun acara ini berlangsung dengan lancar, namun terdapat kendala yang menyebabkan adanya keterlambatan waktu pada saat pembukaan ICOSOP 2019.
Dengan adanya konferensi ini, diharapkan akan menambah jumlah kualitas artikel internasional kita untuk berada di kancah internasional. “2020 kita tidak lagi merintis, tapi kita sudah menata untuk masuk di level internasional, karena kualitas akreditasi di USU sudah bagus,” tutupnya.
(Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami)