Hits: 25

Marcheline Darmawan

Pijar, Medan. Gizi berpengaruh besar pada tumbuh kembang manusia. Tidak hanya soal fisik, kondisi mental juga dipengaruhi oleh zat-zat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Indonesia merayakan Hari Gizi Nasional (HGN) pada tanggal 28 Februari untuk mengingatkan pentingnya gizi kepada seluruh masyarakat.

HGN sendiri telah diperingati pada Januari lalu. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) secara resmi menetapkan tanggal 25 Januari sebagai Hari Gizi dan Makanan Nasional. Agenda ini telah diresmikan sejak tahun 1960 hingga kini. Meskipun HGN 28 Februari tidak masuk dalam kalender Kemenkes RI, masyarakat tetap memperingatinya karena kesadaran akan gizi adalah hal yang krusial.

Pembahasan mengenai gizi erat kaitannya dengan malnutrisi. Malnutrisi ialah kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan kandungan nutrisi atau energi dalam tubuhnya. Pendek (stunting), kurus (wasting), dan obesitas adalah beberapa contoh dari malnutrisi. Stunting adalah kondisi malnutrisi yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari yang standar usianya, sedangkan wasting adalah kondisi anak yang terlalu kurus.

Dilansir dari kemenkes.go.id, angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 berada di atas 20% yang ditetapkan oleh WHO, yaitu mencapai 21,6%. Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kerja Nasional BKKBN lalu menyampaikan harapannya agar masyarakat dapat bekerja sama untuk menurunkan angka tersebut.

“Oleh sebab itu, target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” tegas Jokowi.

Dalam kanal Youtube Unicef Indonesia, dokter spesialis anak, Wiryani Pambudi menyebutkan bagaimana stunting mempengaruhi masa depan anak.

“Ya, anak-anak stunting ini lebih mudah sakit. Dia akan mengalami penurunan prestasi akademik karena ada penurunan fungsi kecerdasan. Mereka juga mudah mengalami penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan obesitas,” ucapnya.

Kepada ibu dengan anak yang mengalami stunting, Wiryani menyarankan untuk tetap memberikan ASI dan memperkenalkan makanan tambahan sejak usia 6 bulan. Konsumsi makanan sehat tiga hingga empat kali sehari beserta makanan selingan juga dianjurkannya.

Selain dari faktor gizi, lingkungan, dan hubungan anak dengan orang tua juga memiliki peran tersendiri. Lingkungan dengan sanitasi yang buruk dapat menjadi alasan anak mengalami stunting karena anak menjadi lebih rentan mengalami diare. Di sisi lain, ikatan orang tua dan anak yang erat dapat mendukung tumbuh kembang anak.

Berbagai hal memengaruhi tumbuh kembang anak. Orang tua ataupun orang terdekat dari anak harus memperhatikan dan mengoptimalkan kondisi tumbuh kembang anak demi masa depan mereka.

(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)

Leave a comment