Hits: 16

Kartika Oktarija Marito

Pijar, Medan. Bulan Ramadan kini tengah kita jalani. Selain identik dengan sahur, terawih, dan tadarus, ada salah satu kegiatan yang tidak bisa lepas dari masyarakat Indonesia dalam menyambut waktu berbuka puasa, yakni berburu takjil. Sudahkah anda membuat daftar takjil sebagai teman makanan berbuka? Bila belum, Toge Panyabungan menjadi kuliner wajib yang patut anda coba.

Toge untuk berbuka puasa? Saat mendengar kata Toge Panyabungan, pasti banyak yang mengira bahwa toge ini berupa sayuran kecambah dari kacang hijau (taoge) karena memiliki pengucapan yang sama. Mulai sekarang jangan mudah terkecoh, sebab Toge Panyabungan merupakan penganan sejenis kolak khas dari Kota Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal.

Bila dilihat sekilas, Toge Panyabungan tampak mirip dengan es cendol atau es campur yang sering ditemui sehari-hari. Yang membedakannya ada pada ragam isi minumannya. Selain gula merah, santan dan cendol, di dalamnya juga ada ketan hitam, candil, tape ketan dan lupis (ketan dibentuk segitiga) yang dapat disajikan dingin dengan menambahkan es atau tanpa es sekalipun. Perpaduannya mampu mengganjal perut dan melepas dahaga, sehingga cocok untuk dijadikan menu berbuka puasa. Toge Panyabungan juga lebih banyak dijumpai pada bulan Ramadan, dan cukup sulit mendapatkannya pada hari-hari biasa. Jadi tidak mengherankan masih banyak yang tidak mengenal makanan khas Mandailing ini.

Walaupun tidak sepopuler es cendol ataupun es campur, Toge Panyabungan sudah ditetapkan menjadi makanan khas etnis Mandailing. Penetapan itu disahkan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada bulan Agustus 2017 lalu, dalam rangka perlindungan atas kekayaan warisan budaya milik bangsa Indonesia dari klaim kepemilikan oleh bangsa lain.

Cara pembuatan Toge Panyabungan tidak terlalu sulit, terlebih bahan-bahan yang digunakan sering kita temui sehari-hari. Bagi yang ingin mencoba, anda hanya perlu menyiapkan isi berupa lupis, cendol, cenil, tape ketan yang tentunya sudah dimasak terlebih dahulu. Lalu untuk kuah, sediakan santan, gula aren, gula putih, air, garam dan daun pandan untuk mendapatkan aroma yang lebih sedap. Air, gula aren, gula putih, dan daun pandan dimasak bersamaan terlebih dahulu. Setelah mendidih, angkat, saring, dan sisihkan. Selanjutnya masak  santan bersama garam untuk mendapatkan rasa yang gurih. Dengan menggunakan api kecil, santan harus terus di aduk agar tidak pecah. Ini juga dilakukan untuk membuat santan lebih tahan lama. Setelah santan mendidih, berarti Toge Panyabungan siap untuk disajikan, baik dingin maupun hangat.

“Menurut saya sendiri Toge Panyabungan sangat cocok untuk dijadikan takjil berbuka puasa. Selain karena manis, toge juga mengenyangkan. Jadi ketika salat perut tidak terlalu kenyang ataupun kosong, jadi bisa lebih khusyuk,” ungkap Lia salah satu penikmat Toge Panyabungan.

Bagaimana, sudah siap untuk berburu takjil Toge Panyabungan?

(Redaktur Tulisan : Maya Andani)

Leave a comment