Hits: 471
Nadia Lumongga Nasution
Pijar, Medan. Setiap orang tentu pernah merasakan jatuh cinta. Jatuh cinta menuntut kita untuk menerima pasangan kita apa adanya, baik itu kelebihan maupun kekurangan yang ia miliki. Tidak selamanya jatuh cinta itu indah, ada kalanya cobaan datang dan menguji kesetiaan kita. Lalu bagaimana jika cobaan itu berupa gangguan mental kronis atau Skizofrenia yang diderita pasangan kita? Berjuang atau menyerah kah kita?
Lagu bergenre pop ini menjawab pertanyaan di atas lewat video musik Muara. Adera Ega yang mempopulerkan lagu ini juga menjadi model pada video klipnya sendiri. Video musik berdurasi enam menit 37 detik itu menceritakan kisah sepasang kekasih dimana wanitanya, Muara mengidap penyakit Skizofernia. Dokter mengatakan trauma masa lalu yang menjadi penyebabnya. Penyakit yang dialami Muara semakin hari semakin parah sampai membuat ia lupa pada dirinya sendiri. Namun sang kekasih (Adera) tidak pernah menyerah membantu kekasihnya melawan penyakit tersebut.
Kaulah lukisan pagi yang ku gambar untuk senjaku
Kaulah selaksa bunga yang warnai musim semiku
dikala hatiku gundah
kau membuatnya menjadi cerah
Kaulah matahariku dan kaulah samudra
Tempat hatiku bermuara
Dengan lirik yang puitis, menambah kesan romantis pada lagu yang telah liris 17 April 2017 lalu ini. Hanya dengan alunan gitar akustik, Adera berhasil membuat lagu yang sederhana tapi menyentuh hati. Hal Ini terbukti dengan lebih dari 1.868.127 kali video musik Muara ini ditonton.
Empat bulan setelah peluncuran musik video Muara, Adera mengunggah Video lirik lagu yang sama dimana berkolaborasi dengan Taufik Noor dalam pembuatannya. Jika di video musik lagu ini bercerita tentang perjuangan cinta sepasang kekasih, di video lirik ini Adera mempersembahkan untuk ibunya.
“Di video ini terlihat saya sedang bersama orang yang sangat berarti di dalam hidup saya. Sosok yang selalu menopang dan mengiringi langkah-langkah saya. Dia adalah ibu, Muara di hati saya,” tulis Adera di kolom deskripsi pada video lirik Muara.
Selain video lirik, tiga bulan lalu Adera juga kembali mengunggah Muara versi piano. Dengan nuansa yang sedikit berbeda, Adera ingin penikmatnya menilai dimana perbedaannya. Ditanyai lebih menyukai versi yang mana, pendengar pun dibuat bingung. Banyak yang menilai dua-duanya bagus, tapi tidak sedikit pula yang mengatakan lebih menyukai versi terbaru, yaitu versi piano.
(Redaktur Tulisan: Maya Andani)