Hits: 115

Tesayunidia Tebe

Pijar, Medan. Mungkin kebanyakan dari kita belum mengenal pria kelahiran Duri, 22 Maret 1995 silam ini, yap dia adalah Dicki Fernando, mahasiswa jurusan Teknik Perminyakan angkatan 2013 Universitas Trisakti. Anak ketiga dari empat bersaudara yang berasal dari Kota Dumai ini memiliki masa lalu yang membuatnya termotivasi dan bisa bangkit sampai sekarang.

Menjadi President Ikatan Ahli Teknik Minyak Indonesia Seksi Mahasiswa Trisakti (IATMI SM Trisakti) 2016/2017 tidaklah menjadi niat awalnya di dunia perkuliahan. Bagi pria 22 tahun ini pendidikan tetap lah menjadi nomor satu.

Di luar sebagai president IATMI Trisakti, Dicki mempunyai kisah masa lalu yang memiliki nilai motivasi yang tinggi. Semasa ia duduk di bangku sekolah dasar (SD) Dicki pernah menjadi korban bullying oleh teman-temannya. Ia juga kerap merasakan pertemanan yang hanya mementungkan materi.

Tak hanya di pertemanan, Dicky juga pernah mengalami kesulitan di pendidikannya. Dicki pernah tinggal kelas ketika ia duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar (SD), pihak sekolah mengizinkan ia untuk naik kelas dengan syarat pindah, namun itu ditolak oleh Ibunya. Dengan dorongan dan motivasi dari seorang ibu, Dicki pun tetap belajar di sekolah seperti biasa dan di titik inilah ia berubah total untuk menjadi lebih baik lagi. Ia kembali fokus belajar dan membuahkan hasil. Ini dibuktikan dengan kembalinya percaya diri dan ia meraih skor IQ tertinggi dimasa Sekolah Menengah Pertama. Keberhasilan pun terus ia rasakan, “Karena Allah, makannya aku selalu bersyukur,” pungkas Dicki.

Pria yang sangat menyukai olahraga dan traveling ini pun menanamkan dalam dirinya agar tidak menjudge orang, karena ia sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya dikucilkan oleh teman-temannya dulu. Untuk dunia organisasi Dicki belajar dari pengalaman awalnya menjadi ketua OSIS di Sekolah Menengah Akhir (SMA). Awalnya ia sama sekali tidak kepikiran untuk mencalonkan diri, tangannya gemetar saat berdiri di khalayak ramai, namun ia tak pantang menyerah. Motivasi dalam diri yang membuatnya termotivasi untuk maju. Dicki lebih percaya diri, lebih paham tentang organisasi dan paham bagaimana cara menanggapi pola pikir orang lain.

Mengenai pendidikan, bagi Dicki Fernando pendidikan tetaplah hal yang utama ditengah kesibukannya. “Pendidikan masih hal utama bagi aku,” katanya. Walaupun ia berkuliah di jurusan teknik perminyakan yang identik dengan jadwal kuliah yang padat, hal itu tak membuatnya berhenti untuk melakukan hobinya, yaitu di dunia modeling. Ia pernah mengikuti UI Fashion week tahun 2016 dan juga menjadi model beberapa event di Jakarta.

Dicki pun tidak muluk-muluk dalam pendidikannya, alasan ia memilih teknik perminyakan ialah karena ia sudah terbiasa dari kecil di dunia migas karena orang tuanya. Untuk saat ini Dicki sangat ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan setelah tamat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya. Keinginannya yang lain adalah ingin mempunyai bisnis sendiri. Kini Dicki tengah sibuk mengerjakan tugas akhirnya. Sukses terus untuk Dicki!

(Redaktur Tulisan: Nadia Lumongga Nasution)

 

Leave a comment