Hits: 6

Grace Kolin

 

Pijar, Medan. Sabtu (22/04) Aksi Simpatik GenRe (Generasi Berencana) Sumatera Utara 2017 mengawali hari dengan kegiatan positif. GenRe Sumut mengajak 500 orang peserta yang berasal dari kalangan siswa/i SMP, SMA, MAN, mahasiswa dan masyarakat umum untuk bersama-sama ikut berpartisipasi dalam kegiatan jalan sehat. Tak ketinggalan, peserta dapat mendonorkan darah di booth Palang Merah Indonesia (PMI) dan mendapatkan bimbingan konseling di booth konseling yang disediakan di sebelah kanan panggung.

Aksi yang terselenggara di Lapangan Pertiwi Bilal, Kecamatan Medan Barat ini menjadi tempat sosialisasi GenRe yang menarik. Pasalnya, kecamatan ini telah mendeklarasikan diri sebagai Kampung Bebas Narkoba untuk pertama kalinya di Kota Medan. Para peserta yang berasal dari Kota Medan dan Binjai ini terlihat sangat antusias mengikuti sosialisasi yang ditujukan untuk menekan angka pernikahan dini, seks pranikah, dan NAPZA bagi kaum remaja semenjak pukul 07.00 pagi.

“Kita mengetahui bahwa saat ini, jumlah remaja yang sangat banyak itu rentan terhadap permasalahan-permasalahan remaja. Selain persoalan narkoba melanda remaja kita, saat ini pergaulan bebas melanda remaja kita. Saat ini kalangan remaja yang menikah dini, yang mengakibatkan kematian ibu juga meningkat. Banyak persoalan-persoalan remaja yang membawa kepada remaja kita tidak bisa mewujudkan cita-citanya, tidak bisa diharapkan menjadi generasi emas yang kita idam-idamkan,” ujar Drs. Temazaro Zega, M. Kes dalam kata sambutan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN).

Peserta juga diajak untuk mendengarkan dialog interaktif dengan tema: Membangun Karakter Remaja Menuju Generasi Emas Provinsi Sumatera Utara. Dalam dialog ini, GenRe Sumut turut mengundang tiga narasumber, di antaranya Drs. Temazaro Zega, M. Kes. (Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN)), Asda (Perwakilan BNN Provinsi Sumatera Utara) dan AKP Martualesi Sitepu, S.H, M.H. (Wakapolsek Medan Barat).

Dialog Interaktif bersama Asda (Perwakilan BNN Provinsi Sumatera Utara) dan AKP Martualesi Sitepu, S.H, M.H. (Wakapolsek Medan Barat) dan Drs. Temazaro Zega, M. Kes. (Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN)) dalam Aksi Simpatik GenRe 2017 (22/04). (Fotografer : Grace Kolin)
Dialog Interaktif bersama Asda (Perwakilan BNN Provinsi Sumatera Utara) dan AKP Martualesi Sitepu, S.H, M.H. (Wakapolsek Medan Barat) dan Drs. Temazaro Zega, M. Kes. (Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN)) dalam Aksi Simpatik GenRe 2017 (22/04).
(Fotografer : Grace Kolin)

Beberapa catatan penting yang ditekankan dalam dialog interaktif ini adalah lima transisi kehidupan remaja yang harus dilewati, yakni melanjutkan pendidikan, bekerja, berkeluarga, bermasyarakat dan berpola hidup sehat. Dimana, batas usia perkawinan ideal untuk remaja adalah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria. Kemudian, ada tiga faktor yang menyebabkan remaja dapat terjerumus ke dalam narkotika yaitu faktor lingkungan, diri sendiri, dan kurangnya perhatian orangtua, dimana tiga faktor penyebab ini dapat diatasi dengan tiga faktor penanganan penyalahgunaan narkoba, yaitu dengan langkah pre-emtif, preventif dan represif. Keberhasilan program GenRe sendiri pada akhirnya diharapkan mampu mengantarkan remaja Indonesia menuju Generasi Emas dan Bonus Demografi pada masa yang akan datang.

 

Redaktur Tulisan : Novita Arum

2 Comments

  • Alfi
    Posted 27 April 2017 14:06 0Likes

    sebuah berita tidak boleh cuma satu narasumber. Tidak berimbang jadinya. minimal dua narasumber. pendapat pesertanya tidak ada.

    • Alfi
      Posted 27 April 2017 14:09 0Likes

      sebuah berita tidak boleh cuma satu narasumber. Tidak berimbang jadinya. minimal dua narasumber. pendapat pesertanya tidak ada.

Leave a comment