Hits: 38

Dita Andriani

 

Pijar, Medan. Dahulu panahan hanya dijadikan sebagai alat berburu, pertahanan diri, dan berperang. Banyak orang yang pandai memanah karena bagian dari kebutuhan hidup. Tetapi kini panahan telah menjadi olahraga yang banyak digemari. Baru-baru ini, pecinta panahan mendirikan komunitas bagi sesama penggemar yang dijadikan sebagai salah satu bagian dari permainan alam atau hanya sebatas hobi.

Archery Training Club adalah salah satu komunitas panahan yang baru saja diresmikan pada 16 Maret 2017 yang memiliki anggota dari berbagai Fakultas. Komunitas ini terbentuk karena Achmad Delianur Nasution selaku dosen di Fakultas Arsitektur meminta salah satu mahasiswanya yaitu Rino Hadiwinata untuk mencari 10 mahasiswa. Tujuannya tidak lain agar para mahasiswa terpilih ini mengikuti turnamen panahan di Bukit Kubu. Awal tahun 2016, mereka berlatih secara bergantian dengan satu busur. Peralatan yang minim tidak membuat surut semangat para pecinta panahan. Kerja keras para pemanah berbuah manis, mereka berhasil mempersembahkan dua medali untuk komunitas ini. Maka dari itu, dibentuklah sebuah komunitas dengan nama Archery Training Club (ATC).

Memanah tidaklah semudah menarik busur kemudian menghempaskan anak panah hingga ke bidikan. Butuh pemanasan dan latihan secara rutin agar dapat melakukan dengan benar. Seperti yang di lakukan ATC setiap Sabtu yang rutin berlatih di Taman teknik USU pada pukul 10.00 WIB. Latihan ini berguna untuk mempertajam konsentrasi dan ketahan fisik para pemanah.

Sebelum berlatih, ada baiknya mempersiapkan segala keperluan alat memanah agar tidak terjadi cidera. Arm guard yang berfungsi melindungi legan dari jepretan tali busur, cesh guard untuk melindungi areal dada,  finger tab yang berguna untuk melindungi jari kita saat menarik string  (tali busur).

Dalam memanah pun terdapat tingkatan yang terlihat dari busur. Tradisional bow, Horse bow untuk para penunggang kuda, Standar bow yang biasa digunakan untuk turnamen, Compound bow yaitu busur dengan batuan katrol. Perlu diingatkan ketika memegang busur, kita dianjurkan untuk tidak melepaskan string tanpa anak panah yang akan mengakibatkan kerusakan pada busur atau cidera pada lengan.

Olahraga yang satu ini tentunya mempunyai manfaat yang sangat baik bagi kita, yakni melatih ketajaman konsentarasi. Karena tidak mudah untuk menentukan bidikan jika perhatian masih teralihkan. Seorang pemanah dapat memperkuat bagian tubuh terkhusus lengan, dada dan pundak.

Rino Hadiwinata selaku ketua berharap para pemanah bisa mengikuti kompetisi yang akan diadakan kedepannya. Seperti tiga kompetisi yang pernah diikuti oleh komunitas ATC.

Redaktur : Maya Andani

Leave a comment