Hits: 31
Laura Arya Wienanta
“Ketika aku ingin mengubah dunia, aku sadar bahwa aku harus mengubah negaraku dulu. Ketika aku ingin mengubah negaraku, aku sadar bahwa aku harus mengubah keluargaku. Ketika aku ingin mengubah keluargaku, aku sadar bahwa aku harus memulainya dari diriku sendiri. Dan ketika aku ingin merubah diriku sendiri, aku sudah terlalu tua untuk melakukan hal itu”
(unknown)
Kutipan di atas menjadi pesan moral yang mendasari sosok Bintang Thunder, pria kelahiran Medan, 3 Maret 1995. Pemilik nama lengkap Bintang Thunder Roling Tua Lumban Gaol ini merupakan seorang mahasiswa Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informatika Universitas Sumatera Utara. Dengan segudang prestasi anak pertama dari empat bersaudara ini dikenal sebagai sosok pria yang cerdas, cepat, tepat, dan benci menunggu lama. Sifat keras kepala dan mudah bosan yang dimiliki Bintang menjadikannya bersikeras dalam mencari inovasi baru yang berguna bagi orang–orang di sekelilingnya dan tetap tekun dalam mewujudkannya.
Pria yang suka berpikir out of the box ini memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia programming, entrepreneur, dan human development. Ia berusaha untuk totalitas dalam menyalurkan minat dan bakat yang dimilikinya pada ketiga hal tersebut. Kerap mengikuti lomba dan memenangkan kontes programming dan membuat aplikasi windows mengantarkannya menjadi Microsoft Student Partner dan memperoleh keuntungan yang sangat besar dari perusahaan tersebut. Bintang juga suka memperhatikan kebutuhan pasar terhadap permasalahan di sekelilingnya, mencari solusi, dan mengkomersialkan hal tersebut. Ia telah menciptakan alat pendeteksi tingkat frekuensi otak manusia saat berkendara di jalan raya dengan tujuan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Ide brilian ini kemudian membawa ia dan timnya menjadi 20 tim terbaik dari 250 tim se-Asia Tenggara
Saat ini, Bintang menduduki posisi Human Research dan People Management di AISEC yang berfokus pada kepribadian manusia dan interaksi antar manusia. Ia juga merupakan seorang relawan sebagai pengajar dalam organisasi Gugah Nurani Indonesia. Tidak langsung berpuas diri, pria yang bercita-cita menjadi CEO ini sedang membuat suatu program pengabdian berupa aplikasi untuk asisten lab di seluruh fakultas Universitas Sumatera Utara.
Keluarga memegang peran sebagai kontrol sosial, penasehat, dan pengingat bagi diri Bintang. Kedua orang tuanya selalu berpesan kepadanya untuk menjadi anak yang berguna bagi Tuhan, keluarga, dan Negara. Bintang juga menyampaikan bahwa usaha dan kerja kerasnya tidak lain karena rasa cinta yang sangat besar terhadap tanah air. Seluruh pencapaiannya saat ini didedikasikan dengan penuh rasa hormat untuk bangsa dan negara
Bintang mengaku bahwa menjadi dirinya yang sekarang bukanlah tanpa sebab. Ia pernah berada di titik terendah dalam kehidupannya. Bintang yang dulunya seorang siswa SMA berprestasi, pernah bercita-cita menempuh perkuliahan di ITB. Kesungguhan dan totalitas dalam mengejar cita-cita membuatnya melewatkan kesempatan penting seperti tawaran di beberapa universitas dan politeknik terbaik melalui jalur prestasi. Ketika ia tidak diterima di universitas pilihannya, pada saat itulah ia terpuruk dan kehilangan semangat hidup. Butuh waktu satu tahun baginya untuk memulai awal yang baru dan akhirnya menemukan titik balik hingga menjadi sosok Bintang yang sekarang.
Bintang mengajak seluruh sobat Pijar generasi muda bangsa untuk lebih peduli terhadap masalah-masalah di sekitar dan bersatu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ayo mulai dari hal-hal kecil, mulai saja dari konsentrasi bidang ilmu masing-masing, ajak teman-teman di sekeliling kita untuk membangun kehidupan yang lebih baik lagi.