Hits: 17
D’wins Publisher
Menuntut ilmu adalah hak setiap orang, namun sayangnya tidak semua orang bisa merasakan hak tersebut karena keterbatasan yang dimiliki dan faktor terbesar banyaknya orang yang tidak bisa merasakan haknya untuk menuntut ilmu adalah faktor ekonomi. Hal inilah yang dirasakan Ahmad Zubeir Rangkuti ketika dia tinggal di desanya yang bertempat di Mandailing Natal. Hanya sedikit orang yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang paling tinggi dan dari sedikit itu hanya beberapa orang yang beruntung seperti Zubeir yang bisa melanjutkan kuliah walaupun tanpa dukungan finansial orang tua. Profesi orang tuanya yang berkerja sebagai petani karet hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, ketika mendengar anaknya Zubeir lulus di Universitas Sumatera Utara jalur Undangan SNMPTN, orang tua Zubeir hanya bisa berpesan bahwa keadaan mereka yang tidak sanggup membiayai kuliahnya dan kondisi mereka yang sudah tua sempat membuat Zubeir terpukul. Walaupun terpilih juga sebagai penerima beasiswa Bidik Misi namun kebutuhan untuk bekal keperluan selama di Medan dirasa tidak mungkin cukup untuk bertahan di Medan. Anak ke 8 dari 10 bersaudara ini tidak bisa berbuat banyak karena nasib saudara-saudaranya juga tidak ada yang sampai di perguruan tinggi.
Namun tekad yang kuat untuk bisa berkuliah membuatnya nekat untuk pergi ke Medan. Dengan bantuan dari gurunya ia berusaha untuk membuktikan bahwa ia pasti bisa mengejar impiannya dan meraih prestasi nantinya. Zubeir merupakan anak yang rajin mengikuti olimpiade ketika masih sekolah dulu seperti menjadi peserta Olimpiade Biologi tingkat Sumatera-Jawa tahun 2011, juara 3 Olimpiade Ekonomi tingkat Kabupaten Madina tahun 2011, juara 2 Olimpiade Ekonomi tingkat Kabupaten Madina tahun 2012, juara 2 English Debate tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 dan lain sebagainnya. Kehausan dia akan ilmu pengetahuan mendorongnya untuk tidak kalah dengan kondisi ekonomi yang dialaminnya. Walaupun jatuh bangun untuk bisa bertahan di Medan pernah dialaminnya, seperti sulitnya mencari tempat tinggal hingga ia menjadi nazir di mesjid dan bisa tinggal di samping mesjid, karena tidak punya kendaraan ia harus rela berjalan kaki hingga tak jarang panasnya matahari membuat kepalanya pusing dan berkeringat ketika berangkat kuliah, hampir tidak makan juga menjadi pengalaman yang biasa dialaminnya, bahkan sempat meminjam uang disana-sini dan berjanji untuk mengembalikannya ketika dana beasiswa Bidik Misi sudah cair. Hal ini dilakukan tidak lain karena keteguhannya untuk menuntut ilmu. Karena semakin banyaknya pengeluaran dan beasiswa Bidik Misi yang terbatas membuatnya berusaha untuk mencari jalan keluar yaitu dengan bekerja, ia bekerja sebagai seorang guru les privat atau bimbel. Usahannya yang keras untuk bisa melanjutkan kuliahnya terbilang cukup menguras energi dimana tubuhnya sempat drop karena aktivitasnya yang tiada henti.
Namun usahanya berbuah manis ketika akhirnya ia bisa mengandalkan ilmunya untuk mengajar, prestasi akademik maupun non akademik berhasil ia raih di perkuliahannya. Zubeir yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi ini meraih beberapa prestasi seperti juara 2 MC tingkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tahun 2013, juara 2 MTQ Cabang Hifzhil Quran 5 Juz tahun 2014, juara 3 Essay pada Pesta Akbar Mentoring Universitas Sumatera Utara tahun2014, juara 5 Try Out Ekonomi Syariah, Terbaik 2 National Training for Trainer Ekonomi Syariah tahun 2015 dan yang lainnya. Tidak hanya berprestasi, Zubeir kini berhasil membiayai 2 orang adiknya untuk meneruskan pendidikan, salah satunya berhasil masuk Universitas Sumatera Utara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ilmu yang dimilikinya berhasil ia manfaatkan untuk menolong kehidupannya dan juga adik-adiknya. Dia berharap agar adiknya kelak bisa sukses dan bisa melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Tidak hanya memotivasi dan membiayai adiknya, ia juga mencoba untuk memotivasi orang lain yang juga memiliki kondisi seperti dirinya dengan menuliskan sebuah buku inspirasi sebagai wujud kepedulian terhadap anak-anak di luar sana yang juga memiliki impian yang sama dengannya yaitu mendapatkan hak pendidikannya. Zubeir tergabung menjadi salah satu penulis sekaligus editor buku inspirasi karya anak beasiswa Bidik Misi USU yaitu dengan judul “Langkah Tak Beraturan” yang dikeluarkan USU Press. Buku ini diharapkan bisa membuat anak-anak lainnya untuk berani mengejar cita-citannya dan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.