Hits: 8

Muhammad Zahrawi

Pijar, Medan.Tell my family I love them,” adalah pesan terakhir Gerry Lane (Brad Pitt) dalam film World War Z (2013). Gerry yang merupakan mantan penyelidik anggota PBB, diutus oleh Wakil Sekretaris Jendral untuk menemani Dr. Fassbach–ahli virus–menuju Korea Selatan demi mencari sumber pertama sebuah wabah virus mematikan. Dr. Fassbach percaya bahwa alam terkadang menyamarkan kelemahan sebagai kekuatannya. Fassbach memiliki keyakinan bahwa mereka bisa membuat vaksin virus ini jika  menemukan sumber utamanya. Berbekal hal tersebut, mereka berangkat menuju Korea Selatan yang merupakan sumber utama dari virus mematikan ini.

Virus ini mampu menulari korbannya lewat gigitan penderita lain dalam waktu 12 detik. Korban yang terinfeksi akan menjadi ganas, kehilangan akal sehat, dan sisi kemanusiaannya. Mereka akan menggigit siapa saja yang belum terinfeksi. Mereka juga disebut sebagai zombie.

Film ini diawali dengan latar keluarga Gerry yang bahagia. Ia memiliki dua orang putri bernama Constance Lance–Connie– (Sterling Jerins) dan Rachel Lane (Abigail Hargrove), juga seorang istri bernama Karin Lane (Mireille Enos).

Petualangan Gerry dimulai di suatu pagi di kota Philadelphia, saat Gerry dan keluarganya yang baru saja sarapan panekuk terjebak macet di tengah kota. Situasi dengan cepat berubah menjadi kepanikan saat terjadi ledakan di kejauhan. Tak hanya itu saja, sebuah truk besar ikut mengacaukan lalu lintas dengan menerobos mobil-mobil secara paksa di badan jalan.

Dibandingkan dengan film yang beraliran sama (Resident Evil, Zombieland, dsb) World War Z menyajikan rasa yang berbeda. Tidak hanya penuh darah dan gigit-menggigit seperti film sejenis lainnya, film ini menyajikan nilai kekeluargaan dan pengorbanan yang terasa pas. Tidak dipaksakan dan tidak berlebihan. Marc Forster (sutradara) membangun dan memainkan perasaan penonton lewat cuplikan-cuplikan singkat yang diletakkan pada waktu yang tepat. Seperti menit-menit pertama film ini yang menampilkan Gerry sebagai sosok ayah penyayang, membuat panekuk dan memanjakan anak-anaknya di tempat tidur.

Film berdurasi 116 menit ini mampu membawa penonton ikut merasakan perjuangan Gerry dalam misi penyelamatan umat manusia. Marc Forster tidak menggunakan teknik pengambilan gambar yang menamplikan situasi mencekam secara berlebihan, namun lebih mengondisikan suatu situasi yang mungkin saja bisa terjadi di dunia nyata. Kelebihan pengambilan gambar ini pula yang menjadikan film World War Z cukup layak ditonton oleh semua kalangan.

Jika mencari film yang cocok ditonton di akhir minggu, maka World War Z adalah pilihan yang tepat.

Leave a comment