Hits: 18
Bagus Prakasa
Pijar, Medan. White Shoes and The Couples Company, belum kenal dengan band asal Jakarta yang satu ini? atau sudah pernah dengar karya-karya terbaik mereka? Ingin tahu lebih jauh tentang mereka? Nah, kali ini PIJAR mau kasih info tentang grup band berpenampilan unik ini.
White Shoes and The Couples Company, mungkin tidak banyak yang mengetahui tentang grup musik satu ini. Grup yang lebih dikenal dengan WSATCC ini dilahirkan oleh mahasiswa dari sebuah kampus kesenian di Jakarta. Mereka adalah Apsari (vokal & violin) serta Rio (gitar), yang kemudian diikuti oleh kehadiran Saleh pada gitar melodi. Selanjutnya, mereka mengikutsertakan Mela untuk ambil bagian di posisi keyboard, piano dan viola serta Ricky di posisi bass dan cello. John Navid sebagai drummer menjadi personel terakhir yang bergabung pada grup musik ini.
Menyuguhkan aliran pop Indonesia yang kental, White Shoes and The Couples Company datang memeriahkan industri musik Indonesia. WSATCC sukses di Indonesia dengan menelurkan beberapa karya emas. Album bertajuk White Shoes and The Couples Company (2005) dan Vakansi (2010) dirilis untuk menunjukkan eksistensi diri mereka. Selanjutnya, mereka juga mengeluarkan mini album (Skenario Masa Muda-2007), mengisi beberapa film (Janji Joni, Berbagi Suami dan Quickie Express) serta Riot (2006) dan Mesin Waktu (2007) sebagai album kompilasi.
Selain di Indonesia, White Shoes and The Couples Company juga terbilang sukses ‘menunjukkan taringnya’ di wajah Internasional. Hal tersebut mereka buktikan langsung melalui kerja sama dengan label asing. Minty Fresh Records, label rekaman asal Amerika bersedia menaungi grup musik bentukan tahun 2002 ini, di album Internasional mereka. Album White Shoes and The Couples Company resmi dirilis pada tahun 2007 di AS, Mexico, Australia, Jepang dan Kanada. Lagu berjudul Kapiten & Gadis Desa, serta Sabda Alam menjadi bonus tambahan pada album tersebut.
Tidak berhenti sampai disitu saja, keberadaan WSATCC di kancah Internasional juga tidak main-main. WSATCC mampu menunjukkan kepada dunia bahwa keberadaan karya anak Indonesia juga patut diperhitungkan. Mereka sudah membuktikannya melalui tur festival di empat kota besar di Eropa pada 23 Mei-5 Juni 2013 silam. Puluhan ribu penonton di Helsinki (Finlandia), Stockholm (Swedia), Copenhagen (Denmark) dan Berlin (Jerman) menjadi saksi atas penampilan luar biasa mereka. Selain tempat-tempat tersebut, sebelumnya WSATCC juga sukses mengguncang San Fransisco pada tahun 2008.
Pada akhirnya, tampilan mereka yang mengadopsi era 70’an, tidak menjadikan mereka ketinggalan zaman dalam berkarya. Justru menjadikan mereka berbeda dan disukai oleh penikmat musik di Indonesia. Walaupun terbilang jarang tampil di layar kaca, tetapi WSATCC terlihat mampu bersaing dengan grup band yang lebih dikenal. WSATCC menjadi bukti bahwa tidak diperlukan ketenaran yang besar untuk dapat mewujudkan cita. Keberadaan mereka di dunia musik Indonesia, serta aksi mereka di luar negeri sudah cukup membutikan dan membuat kita bangga.