Hits: 3
Pijar, Medan. Tepat pada hari Selasa tanggal 02 Juni 2013, Departemen Ilmu Komunikasi USU bekerjasama dengan USAID , LSPP (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan) dan beberapa lembaga lain mengadakan sebuah pelatihan Jurnalisme SMS (short message service). Acara yang berjudul Pelatihan Jurnalisme SMS, Untuk Penguatan Partisipatif Warga Terhadap Pelayanan Pemerintah (Pendidikan, Kesehatan dan Administrasi Kependudukan) ini mengambil tempat di ruang pasca sarjana Ilmu Komunikasi Fisip USU. Partisipan acara umumnya berasal dari kalangan guru SMA di Medan dan juga turut hadir beberapa mahasiswa USU. Pelatihan tersebut membahas mengenai peran Jurnalisme SMS terhadap segala pelayanan pemerintah yang berhubungan dengan pendidikan, kesehatan dan administrasi kependudukan.
Pembukaan acara dari pelatihan ini dipimpin langsung oleh Dra. Fatma Wardi Lubis, MA, selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi. Acara yang berlangsung selama tiga hari, tepatnya dimulai dari tanggal 02 Juni s/d 04 Juni 2013 ini mencoba untuk menggabungkan antara pelatihan, diskusi kelompok dan beberapa games kelompok yang membahas mengenai jurnalisme warga melalui metode jurnalisme SMS. Diharapkan setelah pelatihan telah selesai berlangsung, para partisipan acara dapat menerapkan jurnalisme SMS dalam memantau beberapa masalah yang berkaitan dengan kepentingan publik atau layanan publik.
Nadjib Abu Yasser, staff program dari LSPP menjelaskan bahwa tujuan dari diadakannya acara ini untuk menggerakan masyarakat agar berperan aktif terhadap pelayanan publik yang sangat dekat dengan kehidupan mereka. Selain itu, beliau mempunyai tujuan dengan terciptanya jurnalisme SMS pelayanan publik akan lebih baik lagi ke depannya. “Harapan saya dengan jurnalisme SMS, masyarakat bisa melakukan perubahan terutama di bidang pelayanan publik,” ujar beliau.
Pemateri sesi acara pertama dipimpin oleh Dra. Mazdalifah, M.Si, yang membahas mengenai pentingnya informasi atau fakta yang riil dalam kegiatan jurnalisme SMS. Informasi faktual merupakan kunci dari berhasilnya jurnalisme SMS yang membantu terciptanya suatu perubahan di bidang pelayanan publik. Jurnalisme SMS sendiri merupakan salah satu metode masyarakat untuk memberitakan mengenai suatu hal yang khususnya berkaitan dengan pelayanan publik kepada pemangku kebijakan melalui pesan singkat (SMS), bisa dikatakan juga sebagai jurnalisme warga. Pada sesi pemberian materi selanjutnya, pembahasan berlanjut mengenai bahasan jurnalisme SMS oleh Emilia Ramadhani, S.Sos yang juga merupakan salah satu staff pengajar Departemen Ilmu Komunikasi.
Salah satu partisipan acara, Ahmad Rivai , staff advokasi SEGI (Serikat Guru Indonesia) menjelaskan dengan jurnalisme SMS diharapkan keluhan-keluhan mengenai segala hal yang berkaitan dengan pelayanan publik bisa terselesaikan dengan baik. “Aku berharap agar pemangku kepentingan (pemerintah daerah-red) dapat mencarikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pelayanan publik ini. Kami selaku masyarakat dapat berperan sebagai social control menggunakan metode jurnalisme SMS ini ,” tutup beliau. (YI)