Hits: 4

Indah Ramadhanti

Pijar, Medan. Kementerian Budaya Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan workshop yang diselenggarakan pada Jumat (29/3) di lantai 2 Sekretariat Pemerintahan Mahasiswa USU.

Acara yang bertemakan “Membatik di PEMA” ini bekerja sama dengan Ardhina Batik dan merupakan salah satu program kerja baru yang diusung pada bulan Februari lalu dari PEMA USU. Acara ini dimulai pukul 15.00 WIB – selesai.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan keragaman, terutama keragaman Indonesia. “Kalau Indonesia ini kan banyak kebudayaannya, contohnya kayak batik ini, terus alat musik, tari tradisional, dan lain-lain,” terang Annisa selaku Sekretaris Acara.

Dimulai dengan pembukaan oleh MC, lalu langsung ke acara inti yaitu membatik. Para peserta yang berjumlah 29 orang dibagi menjadi beberapa tim. Di dalam satu tim terdapat 4-5 orang, serta disediakan juga malam (cairan lilin yang berperan sebagai penutup bagian kain agar tidak terwarnai dalam pencelupan), canting (alat untuk membatik), dan kain motif.

Musik tradisional juga ikut mengiringi selama membatik berlangsung. Para peserta dengan sabar dan telaten membatik di kain bermotif yang sudah disediakan oleh panitia. Sesekali peserta  juga diperkenalkan asal daerah batik yang mereka batik. Setelah selesai membatik, peserta diberikan cat warna untuk mewarnai kain yang sudah selesai di batik di bagian yang tidak terwarnai.

Dari sini para peserta diajarkan cara membatik yang baik dan benar. Seperti, bagaimana memegang canting, bagaimana mewarnainya, dan sebagainya. Para peserta sangat antusias dengan acara ini, salah satunya yaitu Adinda Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat.

“Acara ini sangat bagus, menurut saya baru kali ini ada acara mencanting batik, biasanya enggak ada tentang budaya. Sangat menginspirasi,” katanya.

Acara ini dipungut biaya sebesar Rp15.000, dengan itu peserta sudah mendapatkan hasil batik mereka, camilan tradisional, dan ilmu membatik.

Foto salah satu peserta sedang membatik di atas kain motif dalam acara Lapak Budaya yang dilaksanakan di lantai 2 Sekretariat Pema USU pada Jum'at (29/3) (Fotografer: Indah Ramadhanti)
Foto salah satu peserta sedang membatik di atas kain motif dalam acara Lapak Budaya yang dilaksanakan di lantai 2 Sekretariat Pema USU pada Jum’at (29/3)
(Fotografer: Indah Ramadhanti)

Harapan diadakannya kegiatan ini agar Mahasiswa/i USU bisa lebih peduli terhadap budaya Indonesia. “Seperti yang kita ketahui, kan masih banyak mahasiswa di luar sana yang kurang bangga sama kebudayaannya sendiri. Kami disini prihatin, padahal budaya Indonesia itu banyak dan beragam. Jadi, kami ingin Mahasiswa USU itu berpartisipasi dan menunjukkan kalau pemuda Indonesia itu juga bangga sama budayanya sendiri. Karena kita sebagai agent of change yang bisa membuat Indonesia lebih dipandang sama negara lain kalo keberagaman di Indonesia itu banyak,” jelas Annisa.

Sebagai masyarakat Indonesia, kita sudah seharusnya melestarikan budaya sendiri seperti batik. Batik ini unik dan motifnya juga beragam. Namun, masih banyak sekali yang malu memakainya. Banyak yang berkata jika memakai batik, sudah seperti pegawai restoran. “Padahal batik itu bukan hanya punya pegawai, batik itu punya Indonesia,” ujar Annisa.

Cibiran-cibiran tersebutlah yang menjadi motivasi bagi PEMA USU untuk membuat program “Friday, Batik Day” dimana program itu mengajak Mahasiswa/i USU untuk memakai batik pada hari Jum’at. Lalu mereka mengadakan photo competition setiap bulan di minggu ke dua dan akan dicari dua orang pemenang dengan foto terbaik dan busana terbaik di setiap bulannya. Dengan mix and match, batik tidak lagi ketinggalan zaman. Seperti banyaknya fashion show yang sudah mengenakan batik untuk diperagakan di acara-acara bergengsi.

Redaktur Tulisan: Intan Sari

Leave a comment