Hits: 29

Dewi Ayu Murniaty/Rizha Ananda

Pijar, Medan. Seminar diskusi ilmu komunikasi edisi bedah buku yang berjudul “Matinya Ilmu Komunikasi” sukses diselenggarakan oleh Perspektif ID pada hari Minggu (08/10) pukul 19.30-22.00 WIB. Seminar daring ini membahas secara kritis mengenai isi dari buku “Matinya Ilmu Komunikasi” karya Tri Guntur Narwaya.

Kegiatan yang dilaksanakan melalui aplikasi Zoom Meeting ini menghadirkan dua narasumber yang handal dalam bidang ilmu komunikasi, yaitu Tri Guntur Narwaya selaku Dosen Ilmu Komunikasi Mercu Buana Yogyakarta dan Dr. Muhammad Sulhan selaku Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada.

Mengenai penerbitan buku tersebut, pasti kita akan berpikir, “disaat orang berbondong-bondong untuk masuk jurusan ilmu komunikasi, lalu mengapa buku ini diterbitkan?”

Bukan tanpa alasan, buku tersebut diberi dengan judul “Matinya Ilmu Komunikasi” karena menurut Tri Guntur Waryana, pada tahun 1997 hingga akhir 1998 ilmu komunikasi memang terasa seperti mati. Pengertian dari mati dalam judul tersebut adalah sebuah metafora yang artinya tidak bergerak kemana-mana. Pada saat itu, ilmu komunikasi hanya berputar-putar dan tidak mengembangkan aspek humanitas. Meski buku tersebut ditulis pada tahun 1997 tetapi buku ini baru dapat terbit di tahun 2006. Tri Guntur Waryana mengaku mendapat kesulitan disaat menulis buku tersebut, karena ide beliau sempat ditolak dengan alasan tulisan tersebut tidak mengandung ilmu komunikasi.

“Pada masa yang sekarang ini juga ditemukan krisis pengetahuan yang sering terjadi, seperti laporan skripsi studi pengaruh efek media terhadap sikap. Contohnya adalah sebuah penelitian variabel A terhadap variabel B. Rata-rata mahasiswa melakukan penelitian yang di mana kedua variabel sudah pasti berhubungan, sehingga riset tersebut malah menjadi pembenaran bukanlah menguji kebenaran,” ucap Tri Guntur Waryana.

Menurut beliau, ilmu komunikasi saat ini sudah kehilangan jalan menuju aspek aktivitasnya dalam pergulatan pada basis material.

Penjelasan mengenai bedah buku dari “Matinya Ilmu Komunikasi” yang telah dipaparkan oleh Tri Guntur Waryana, ditanggapi oleh Muhamad Sulhan dengan tembakan pernyataan yang benar-benar dalam. “Kalau kalian kembali jatuh karena mengagung-agungkan ilmu komunikasi, maka itu adalah ujung dari kematian,” tegas Muhamad Sulhan.

Hal tersebut dikemukakan oleh beliau, karena saat ini ilmu komunikasi semakin berkembang. Eksistensi dalam bidang-bidangnya, cukup menjadi perhatian anak muda untuk melirik jurusan ilmu komunikasi. “Kapan sebuah ilmu itu akan eksis? Tentu saja ketika ilmu tersebut dapat menjawab permasalahan yang muncul di masyarakat,” tambah Muhamad Sulhan.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment