Hits: 59
Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu
Petikan lirik lagu yang dalam, seakan bercerita tentang kecintaan seorang manusia akan negaranya, Indonesia, dan menggambarkan betapa tingginya harapan-harapan manusia tersebut akan eksistensi negara yang merdeka tahun ‘45 ini.
Adalah Eross Chandra, seorang lelaki jawa yang sampai sekarang masih aktif di band pop asal Yogyakarta Sheila on 7 yang berhasil mencetak sejarah lewat lagu dengan judul “Bendera”. Lagu yang diciptakan tahun 2002 ini melejit layaknya jet setelah dinyanyikan oleh band asal Bandung, Cokelat dalam albumnya dengan tittle Untukmu Indonesiaku yang dirilis tahun 2006. Band yang beranggotakan Jackline (vocal), Ernest (Guitar), Edwin (Lead Guitar), Ronny (Bass), dan Otto (Drum) mulai menghentak dunia musik Indonesia dengan membawakan lagu dengan genre pop rock sejak 25 Juni 1996. Kepopuleran band ini dimulai sejak lagu “Karma” dengan tema balas dendam dilemparkan ke masyarakat dan cukup mengundang decak kagum pun tepuk tangan. Dan sejak “Bendera” digaungkan, maka semakin populerlah band asal kota kembang tersebut.
Unik memang. Dimana band anak muda yang pada masa itu sedang gila-gilanya pada lagu dengan tema cinta akan lawan jenis, Cokelat muncul dengan Bendera-nya menjadi warna berbeda dan langsung lekat di telinga pecinta musik Indonesia. Semangat nasionalisme yang diumbar di tiap kata-kata dalam lirik lagu tersebut tak perlu memaksa bulu kuduk berdiri. Bagaimana tidak, ada banyak orang yang bisa mencipta lagu yang bagus dengan tema yang beragam, tapi hanya sedikit yang bisa menciptakan lagu-lagu dengan tema kebangsaan seperti lagu Bendera tersebut. Sangat patut diapresiasi.
Sejujurnya, saya sebagai pecinta musik metal sangat tidak menyukai musik-musik Indonesia “yang nanggung kerasnya” dan temanya notabene hanya berkutat pada masalah cinta lelaki wanita, masalah cinta-cintaan sesama remaja. Berputar disitu-situ saja. Memuakkan. Tapi setelah “Bendera” dikibarkan, kuping saya merasakan sesuatu yang aneh tapi semakin lama semakin membuat jatuh cinta. Lirik yang berisi, hentakan drum yang dalam, lead gitar yang tak rumit, plus suara sang vokalis yang unik cukup menambah daya saing lagu yang masih setia dinyanyikan pada berbagai festival band sekarang ini.
Penulis lagu dan band yang membawakan lagu tersebut memberikan sumbangsih yang sama untuk perpustakaan musik nusantara, untuk lagu yang bermutu tentunya. Harapan besar dalam benak saya yang kecil, semoga dan secepatnya musisi-musisi Indonesia yang lain juga bisa tertular virus Bendera. Bukan penghargaan yang berbentuk dan bisa dijamah yang akan dikejar, seperti penghargaan tahun 2004 dari Kemenpora untuk Eros sebagai pencipta lagu nasional, tetapi ada penghargaan yang lebih besar , penghargaan yang tak kelihatan yang bisa diraih dan dinikmati sampai mati: nasionalisme!
Ada baiknya anak muda Indonesia sekarang semakin sering disuguhkan lagu-lagu bertemakan nasionalisme. Sudah cukuplah kita selama ini dicekoki dengan lagu yang memble dan yang tak berumur panjang, tiga bulan langsung menguap. Mati.
Bukan saya memaksa dan menjelek-jelekkan musik Indonesia belakangan ini, tapi ada baiknya kita sebagai manusia yang berakal pikiran dan mengidamkan sesuatu yang indah juga bermanfaat di masa depan, Bendera dan kawan-kawan sejenisnya (lagu-lagu dengan tema patriotik di era modern) setidaknya bisa menjadi pedoman dan landasan kita dalam menikmati hidup, landasan kita mewarnai hidup. Bukankah hidup tanpa musik adalah sesuatu yang hambar, tak berwarna, dan monoton? Maka pandai-pandailah memilih lagu untuk menghiasi hidupmu!