Hits: 302
Pijar, Medan. Terkenal dengan lagu “Posesif”, band yang beranggotakan Emil, David, Jarwo dan Pepeng ini semakin melambung namanya di belantika musik Indonesia. Naif, demikian band ini dipanggil, muncul dengan ciri khas yang tak sama dengan band-band Indonesia lainnya. Meskipun pasang surut yang bergantian, band yang mengusung “musik lama” ini masih tetap eksis dari tahun 1995 hingga saat ini.
Pada 4 Februari 2011 kemarin, band yang lahir di Jakarta ini melahirkan karya terbaiknya dengan judul “Planet Cinta”. Lagi-lagi, saya sebagai penikmat “musik lama” merasa terisi dengan album yang berisikan dua belas lagu tersebut. Naif bisa mengikuti pertempuran di belantika musik tanpa merubah sedikit pun ciri khas mereka. Luar biasa.
“Karena Kamu Cuma Satu”, salah satu single andalan mereka melejit dan diputar berkali-kali di berbagai stasiun radio di seluruh Nusantara. Tak bisa dipungkiri, dengan lirik yang menggigit dan musik yang apik, Naif selalu mendapat tempat khusus bagi para penggemarnya. Naif, bisa diandaikan sebagai pelestari musik lampau. David dengan gaya dan cara menyanyinya yang gila, membuat band yang melakukan rekaman perdana di PT. Indo Semar Sakti ini menjadi berbeda bila dipandang dari kacamata penikmat musik Indonesia yang cenderung mainstream.
Naif mengungkapkan kesederhanaannya melalui musik yang pastinya bertemakan cinta. Musik dan penampilan mereka yang unik menjadi nilai tambah dari band yang memulai kiprahnya dari kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Dengan mendengar lagu-lagu Naif, kita seperti dibawa ke era ’80-an tanpa harus melalui ruang dan waktu yang panjang. Akan tetapi hanya dengan duduk manis sambil memutarkan lagu-lagunya dalam playlist. Hmmm, sungguh menenangkan.
Mari kita sejenak menikmati potongan lirik lagu “Karena Kamu Cuma Satu”:
Denganmu semua air mata menjadi tawa suka ria
Akankah kau selalu ada menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia, denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku karena kamu cuma satu untukku
Naif menggambarkan wanita menjadi obat dari sakit yang melanda manusia pada umumnya, duka. Sebuah lagu dijadikan alat pemujaan terhadap lawan jenis. Naif menampilkan lirik yang tidak sekedar lirik, tapi mereka menampilkan lirik yang benar-benar memiliki arti. Pemilihan diksi yang ringan membuat lagu tersebut mencapai klimaksnya dengan sampul petikan gitar yang tak berlebihan ditambah gebukan drum yang pelan tapi dalam. Lirik dan alunan musik seakan bersetubuh melahirkan sebuah lagu yang murni dan tak menjiplak.
Secara keseluruhan, lagu-lagu dalam album Planet Cinta berjalan dalam haluan tema cinta. Album Planet Cinta ini sebagai bukti bahwa band yang sudah lama menikmati manisnya persaingan di arena musik tanah air ini masih ada, dan masih akan tetap berkarya. Naif, band yang idealis dan bergaya klimis, masih akan terus berkarya. Hingga akhirnya akan melahirkan tema-tema baru, lalu menjadi besar dan menjadi legenda. [dlp]